Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

465.000 Kasus Baru Covid-19, Bagaimana Kondisi Pandemi di Dunia?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Maria Vonotna
Ilustrasi virus corona di Paris, Perancis.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengumumkan catatan kasus harian tertinggi kasus baru infeksi Covid-19 global, Minggu (25/10/2020).

Mengutip ABC, Minggu (25/10/2020), ada 465.000 kasus baru yang dilaporkan.

Angka tersebut pun menjadi peningkatan harian tertinggi sejak pandemi corona dimulai.

Baca juga: 10 Mitos tentang Virus Corona Penyebab Covid-19, Masihkah Anda Percaya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 25 Oktober: 42 Juta Kasus | Demo Anti-lockdown di Inggris

Melansir data dari laman Worldometers, Minggu (25/10/2020), jumlah kasus virus corona di dunia saat ini telah mencapai 42,9 juta kasus.

Dari angka tersebut, telah terjadi 1,1 juta kasus kematian dan 31,6 juta pasien telah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

Titik kritis

Sebelumnya, WHO telah memperingatkan peningkatan eksponensial pada kasus-kasus Covid-19 yang mungkin akan mengancam sistem kesehatan pada gelombang kedua pandemi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, banyak negara yang memperlihatkan kenaikan eksponensial pada kasus-kasus Covid-19 dan menghadapi masalah kekurangan kapasitas rumah sakit serta unit perawatan intensif.

"Kami mendesak para pemimpin dunia agar segera bertindak untuk mencegah kasus-kasus kematian yang mungkin terjadi karena lonjakan ini," kata Tedros, Jumat (23/10/2020).

WHO menyebut bahwa dunia tengah berada di titik kritis dalam pandemi Covid-19.

"Kita berada di titik kritis dalam pandemi Covid-19, terutama di belahan bumi utara," kata Tedros seperti dikutip CNA, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: WHO: Dunia Berada di Titik Kritis dalam Pandemi Covid-19

Lonjakan kasus

Beberapa negara di Eropa melaporkan tingkat infeksi yang lebih tinggi daripada gelombang pertama pandemi pada Maret dan April.

Di awal minggu ini, Spanyol menjadi negara Eropa pertama yang mencatatkan 1 juta kasus virus corona di wilayahnya. 

Setelah itu, masyarakat pun bersiap untuk menghadapi jam malam dan langkah pengendalian lain yang diberilakukan saat darurat nasional diberlakukan.

Selain Spanyol, Kolombia menjadi negara terbaru yang mencatatkan total satu juta kasus Covid-19 pada Sabtu (24/10/2020).

Perancis juga melaporkan lebih dari 45.000 kasus infeksi Covid-19, satu hari setelah melewati rekor kasus harian sebelumnya.

Baca juga: Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?

Pembatasan kembali diberlakukan

Dengan lonjakan kasus yang terjadi, pemerintah di sebagian besar negara memberlakukan pembatasan baru.

Mengutip AFP, Minggu (25/10/2020), Perancis memperpanjang pemberlakuan jam malam. Sementara, Irlandia kembali melakukan penguncian.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengandalian Penyakit Eropa (ECDC), semua negara Uni Eropa kecuali Siprus, Estonia, Finlandia, dan Yunani termasuk dalam kategori perhatian yang serius.

"Seperti halnya Inggris, naik dari bulan lalu," ujarnya.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

"Meningkatnya infeksi Covid-19 menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat, dengan sebagian besar negara memiliki situasi epidemiologis yang sangat mengkhawatirkan," ujar Direktur ECDC Andrea Ammon. 

Pemerintah-pemerintah di dunia pun tengah berjuang untuk menyeimbangkan pembatasan baru tersbut dengan upaya untuk mengembalikan kondisi ekonomi. 

Pasalnya, masyarakat tampak mulai lelah dengan kewajiban isolasi secara sosial dan kesulitan ekonomi yang dihadapi saat diberlakukan pembatasan.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Neurologis pada Pasien Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi