Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Gempa Magnitudo 5,6 di Pangandaran, Terjadi Tumbukan Sesar

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi gempa bumi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dan sekitarnya pada Minggu (25/10/2020) pukul 07.56 WIB.

Informasi gempa ini diunggah oleh akun Twitter resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), @infoBMKG.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa gempa bumi terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran pada kedalaman 62 km.

Gempa ini menimbulkan berbagai intensitas guncangan yang bervariasi di masing-masing wilayah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibatnya, sejumlah warga yang merasakan guncangan langsung lari ke luar rumah.

Baca juga: Gempa Terkini: Ini 17 Wilayah yang Merasakan Guncangan dari Gempa Pangandaran

Apa analisis BMKG atas gempa ini?

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa ini terjadi akibat adanya tumbukan lempeng.

"Gempa terjadi karena ada aktivitas tumbukan lempeng di bawah laut," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/10/2020).

Ia menyebutkan, lempeng Indo Australia saat itu menunjam ke bawah lempeng eurasia dan terjadi guncangan.

Selain itu, Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Daryono.

Wilayah yang merasakan guncangan

Gempa tidak hanya dirasakan oleh di Pangandaran saja, melainkan di sejumlah wilayah lainnya.

Daryono mengungkapkan, ada 17 wilayah yang terasa guncangan gempa dengan intensitas kekuatan yang berbeda.

Berikut rincian wilayah-wilayah yang terasa guncangan:

1. Sukabumi dengan intensitas III-IV MMI
2. Tasikmalaya dengan intensitas III-IV MMI
3. Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI
4. Cilacap dengan intensitas III MMI
5. Kuningan dengan intensitas III MMI
6. Garut dengan intensitas III MMI
7. Kabupaten Bandung dengan intensitas II-III MMI
8. Banyumas dengan intensitas II-III MMI
9. Kutoarjo dengan intensitas II-III MMI
10. Kebumen dengan intensitas II-III MMI
11. Banjarnegara dengan intensitas II-III MMI
12. Kulonprogo dengan intensitas II-III MMI
13. Bantul dengan intensitas II-III MMI
14. Gunungkidul dengan intensitas II-III MMI
15. Yogyakarta dengan intensitas II-III MMI
16. Bandung dengan intensitas II MMI
17. Tegal dengan intensitas II MMI

Intensitas II MMI artinya gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sementara, intensitas III MMI artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran yang dirasakan seakan-akan ada truk yang melintas.

Adapun, intensitas IV MMI artinya guncangan gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, bisa menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Pangandaran, Getaran Terasa hingga Banyumas

Warga diimbau tetap tenang

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Sebaiknya menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," ujar Daryono.

Warga juga dapat memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.

Daryono mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

"Hingga pukul 09.00 WIB, pagi ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," ujar Daryono.

USGS (DIOLAH), LAKSONO HARI W Gempa di Indonesia pada 1968-September 2018

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi