Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ini Temukan Kemungkinan Penyebab Hilangnya Penciuman oleh Penderita Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Vialantsin
Ilustrasi anosmia, kehilangan penciuman
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan, hilangnya penciuman mendadak pada beberapa pasien Covid-19 kemungkinan terjadi karena adanya perubahan pada otak.

Diberitakan Newsweek, Jumat (23/10/2020), penulis hasil studi dari Laboratorium Pemetaan Fungsional Otak di Universitas ULB Belgia, Maxime Niesen bersama rekannya memaparkan hopitesis bahwa beberapa pasien Covid-19 yang mengalami anosmia karena infeksi virus memengaruhi sel-sel yang mendukung neuron tertentu.

Neuron ini dinilai menjadi kunci untuk indera-indera ini melakukan fungsinya.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan, gejala hilangnya penciuman tersebut muncul bersamaan dengan gejala infeksi virus corona lainnya seperti demam atau kedinginan, batuk sesak napas, dan kelelahan.

Peradangan menghentikan kemampuan indera penciuman

Direktur Pusat Studi Indera di Universitas London Inggris, Profesor Barry Smith mengatakan, peradangan juga memungkinkan berhentinya reseptor tertentu dari kemampuan mencium bau.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smith menyebutkan, kemampuan ini dapat kembali normal atau mereda jika kondisi tubuh pulih secara perlahan.

Menurut dia, jika seseorang kehilangan kemampuan indera penciumannya secara total atau sebagian untuk jangka waktu yang lebih lama, hal ini karena adanya reaksi berlebihan dari sistem kekebalan yang memblokir reseptor.

Studi tersebut melibatkan 12 pasien berusia antara 23 sampai 60 tahun yang tiba-tiba kehilangan kemampuan indera penciuman dan didiagnosis positif Covid-19.

Kemudian, tim membandingkan pemindaian mereka dengan 26 orang sehat, berusia antara 22 hingga 52 tahun.

Pada tujuh pasien, hilangnya bau adalah Covid-19 yang dominan.

Baca juga: Demam Lalu Kehilangan Indra Penciuman, Perempuan Ini Terpapar Corona

Sementara, lima pasien pulih sepenuhnya atau hampir pulih hingga 10 minggu setelah kehilangan kemampuan indera penciuman.

Akan tetapi, tujuh pasien masih mengalami masalah hingga 16 minggu kemudian.

Setelah mempelajari 12 pasien Covid-19, peneliti menyebutkan, ada sejumlah alasan mengapa para pasien kehilangan kemampuan indera penciuman.

Alasan tersebut karena ada bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan bau, termasuk celah penciuman, bola olfaktorius, dan jaringan saraf di sekitarnya terpengaruh pada beberapa pasien.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa infeksi tampaknya memengaruh bagian otak yang terlibat dalam memetabolisme gula dan koneksi sel saraf yang menyampaikan informasi tentang bau.

Jika bagian otak itu terinfeksi virus corona, maka fungsinya akan terganggu.

Virus menyebar di saluran pernapasan

Di sisi lain, Profesor neurologi di Pusat Medis Universitas Nottingham Queen, Inggris, Cris S Constantinescu mengatakan, penelitian itu dibatasi karena hanya melibatkan sejumlah kecil peserta.

Ketika ditanya mengapa beberapa pasien Covid-19 kehilangan bau dan rasa, Constantinescu menjelaskan, hal itu terjadi karena ada hubungan dengan jumlah virus yang menyebar di saluran pernapasan bagian atas seseorang.

Ia menduga, pasien yang bagian tubuh lainnya terkena virus, misalnya pembuluh darah, sistem pencernaan, mungkin tidak kehilangan indera penciumannya.

Disfungsi penciuman pada Covid-19

Seperti diberitakan Kompas.com, 27 September 2020, JAMA Network menunjukkan bahwa 59 dari 60 orang pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 mengalami gangguan indera penciuman.

JAMA Network menuliskan olfactory dysfunction (OD) atau disfungsi olfaktorius, yang didefinisikan sebagai kemampuan mencium, berkurang atau terdistorsi selama mengendus (penciuman orthonasal) atau saat makan (penciuman retronasal).

Adapun kondisi tersebut sering dilaporkan dalam kasus infeksi virus corona ringan, bahkan tanpa gejala.

Laporan OD terkait virus corona menggambarkan gangguan penciuman yang muncul tiba-tiba, yang mungkin dengan atau tidak adanya gejala lain.

Virus corona merupakan salah satu dari banyak patigen yang diketahui menyebabkan OD pasca-infeksi.

Tidak hanya membuat kemampuan indera penciuman tidak berfungsi, virus corona membuat gangguan fungsi neuron.

Awalnya, sel epitel hidung menunjukkan ekspresi yang relatif tinggi dari reseptor enzim pengubah angiotensinn 2, yang diperlukan untuk masuknya virus SARS-CoV-2.

Setelah masuk, timbul gangguan sel-sel di neuropithelium penciuman yang dapat menyebabkan perubahan inflamasi yang mengganggu fungsi neuron reseptor penciuman.

Hal ini membuat kerusakan neuron reseptor penciuman berikutnya dan/atau merusak neurogenesis berikutnya.

Perubahan tersebut dapat menyebabkan OD sementara atau dalam waktu lama.

Baca juga: Dosen Untan Pontianak Positif Corona, Berawal dari Kehilangan Indra Penciuman

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Neurologis pada Pasien Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi