Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan di Australia Akan Buat Vaksin Covid-19 Non-Protein

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vaksin corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Perusahaan bioteknologi asal Australia, CSL, akan membuat vaksin virus corona berbasis non-protein.

Menteri Industri Australia, Karen Andrews, mengatakan perusahaan tersebut setidaknya membutuhkan waktu satu tahun agar bisa membuat vaksin non-protein yang terbukti aman dan efektif. 

Menurutnya, pembuatan vaksin yang dikembangkan berdasar pada mRNA atau asam riibonukleat ini memang lebih membutuhkan waktu dibandingkan vaksin berbasis protein.

"Saya berharap kami dapat melakukannya (mengembangkan vaksin) dalam jangka waktu sembilan bulan hingga 12 bulan," kata Andrews seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (25/10/2020).

Secara tradisional, vaksin dikembangkan dengan memasukkan protein ke dalam tubuh untuk memicu sistem kekebalan agar memberikan respons.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan vaksin mRNA juga dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat, Moderna. Para ahli mengungkapkan jika vaksin mRNA itu disetujui makan akan menjadi yang pertama vaksin non-protein.

"Tapi, kita harus benar-benar sadar bahwa dengan vaksin, ada banyak variabel di sana. Kami belum memiliki vaksin yang terbukti pada saat ini, kami tidak tahu apa dasar untuk vaksin itu nantinya. Jadi, kami mencoba untuk mempersiapkannya secara luas," kata Andrews.

Baca juga: Diklaim Aman, Vaksin Corona CNBG China Ditawarkan Gratis bagi Pelajar

Pemerintah Australia, lanjut Andrews, memberikan dukungan kepada CSL untuk meningkatkan kemampuannya.

Sebab, peluncuran vaksin Covid-19 yang efektif akan berimplikasi membuka pembatasan internasional dan memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi di Australia.

Lebih lanjut, program vaksinasi virus corona bagi seluruh populasi di Australia akan sepenuhnya tersedia pada akhir 2021, pembatasan jarak sosial terus berlanjut sampai adanya vaksin. 

"Kami berada dalam posisi yang kuat, kami sedang berkembang, tapi tidak pernah ada jaminan. Yang kami tahu, kami sangat berhati-hati dalam kaitannya dengan vaksin dan setiap hari buktinya semakin kuat dan kedekatan dengan distribusi pengobatan semakin dekat," ujar Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt.

Hunt turut membenarkan pembuatan vaksin non-protein membutuhkan waktu lebih lama.

Baca juga: BPOM AS Setujui Pemberian Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

Australia telah mencapai kesepakatan untuk mengakses 33,8 juta unit vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, termasuk 3,8 juta unit yang dibawa dari luar negeri pada awal 2021, tunduk pada persetujuan di Inggris dan Australia.

Sementara, manufaktur di Australia akan dapat dimulai dan berjalan dengan baik pada kuartal pertama 2021.

Hunt menjelaskan, CSL juga bertujuan memastikan vaksin yang dikembangkan University of Queensland tersedia selama tahun depan, pada sekitar pertengahan tahun.

Ia menambahkan, terdapat kontrak untuk 51 juta unit vaksin University of Queensland yang akan diproduksi di Australia sepanjang 2021.

Menurutnya, pemerintah pun sangat konsen dalam menyelidiki kandidat vaksin lainnya dan telah bergabung dengan fasilitas pembelian internasional Covax.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi