Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab dan Perawatan pada Mimisan

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi mimisan
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sebagian besar masyarakat mungkin tidak asing dengan mimisan atau keluar darah dari hidung, karena dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.

Dituliskan NHS, meski cukup umum, mimisan paling sering mempengaruhi anak-anak berusia 2-10 tahun, orang tua, wanita hamil, orang yang rutin mengonsumsi aspirin atau antikoagulan, hingga orang dengan gangguan pembekuan darah.

Mimisan mungkin menakutkan, tapi jarang menunjukkan adanya masalah medis yang serius.

Melansir Healthline, hidung mempunyai banyak pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan di bagian depan dan belakang hidung. Pembuluh darah tersebut sangat rapuh dan mudah berdarah.

Terdapat dua jenis mimisan, yaitu mimisan anterior dan mimisan posterior.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimisan anterior terjadi ketika pembuluh darah di bagian depan hidung beristirahat dan berdarah.

Sedangkan, mimisan posterior terjadi di bagian belakang atau bagian terdalam dari hidung.

Dalam kasus ini, darah mengalir ke bagian belakang tenggorokan, dan mimisan posterior dapat berbahaya.

Baca juga: Apakah Mimisan pada Anak Berbahaya?

Penyebab

Ada banyak penyebab mimisan, namun mimisan yang tiba-tiba jarang terjadi sesuai yang serius. Namun, jika sering mimisan, bisa jadi mengalami masalah yang lebih serius.

Udara kering menjadi penyebab paling utama terjadinya mimisan. Hidup di iklim kering dapat mengeringkan selaput hidung, jaringan dalam hidung.

Kekeringan menyebabkan pengerasan kulit di dalam hidung, dapat menyebabkan gatal atau iritasi. Jika hidung tergores atau terkelupas, maka bisa berdarah.

Mengonsumsi antihistamin dan dekongestan untuk alergi, pilek, atau masalah sinus juga bisa mengeringkan selaput hidung dan menyebabkan mimisan.

Penyebab umum mimisan lainnya meliputi terdapat benda asing yang tersangkut di hidung, iritan kimiawi, reaksi alergi, cedera pada hidung, bersin berulang kali, mengorek hidung, udara dingin, infeksi saluran pernapasan atas, hingga aspirin dosis tinggi.

Baca juga: Benarkah Menarik Hidung Bayi Bisa Bikin Mancung?

Adapun ,tekanan darah yang tinggi, gangguan perdarahan, gangguan pembekuan darah, hingga kanker juga dapat menjadi penyebab lain terjadinya mimisan.

Kebanyakan, mimisan tak membutuhkan perhatian medis.

Akan tetapi, seseorang harus mencari pertolongan medis jika mimisan berlangsung lebih dari 20 menit atau jika terjadi setelah cedera, karena kemungkinan tanda mimisan posterior, yang lebih serius.

Cedera yang mungkin menyebabkan mimisan antara lain jatuh, kecelakaan, atau pukulan di wajah.

Mimisan yang terjadi setelah cedera-cedera tersebut dapat mengindikasikan patah tulang hidung, patah tulang tengkorak, atau pendarahan internal.

Baca juga: Sakit Kepala, Mimisan dan Wajah Merah, Benarkah Gejala Darah Tinggi?

Mendiagnosis mimisan

Jika mencari pertolongan medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebabnya. Akan dilakukan pemeriksaan hidung untuk mencari tanda-tanda benda asing.

Selain itu, juga akan ditanyai mengenai riwayat kesehatan dan pengobatan. Beri tahu tim kesehatan mengenai gejala lain yang dialami dan cedera yang baru terjadi.

Tidak ada tes tunggal untuk menentukan penyebab mimisan, tapi dokter mungkin menggunakan tes diagnostik untuk menemukan penyebabnya.

Tes dapat meliputi:

  • Complete blood count (CBD), tes untuk memeriksa kelainan darah.
  • Tromboplastin Parsial Time (PTT), memeriksa berapa lama waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku.
  • Endoskopi hidung.
  • CT scan hidung.
  • Rontgen wajah dan hidung.

Baca juga: Sakit Gigi? Ini 3 Tips Obati Sendiri dari Dosen FKG Unpad

Mengobati mimisan

  • Mimisan anterior

Jika mengalami mimisan anterior, darah keluar dari depan hidung, biasanya dari lubang hidung.

Mengobati mimisan anterior bisa dilakukan di rumah, sambil duduk dan remas bagian lembut hidung.

Pastikan lubang hidung tertutup sepenuhnya. Tutup lubang hidung selama 10 menit, condongkan tubuh sedikit ke depan, dan bernapas melalui mulut.

Jangan berbaring saat mencoba menghentikan mimisan. Berbaring bisa mengakibatkan tertelannya darah dan bisa mengiritasi perut.

Lepaskan lubang hidung setelah 10 menit dan periksa apakah pendarahan telah berhenti. Ulangi langkah-langkah ini jika pendarahan berlanjut.

Selain itu, dapat dilakukan dengan file kompres dingin di atas batang hidung atau menggunakan adekongestan semprotan hidung untuk menutup pembuluh darah kecil.

Temui dokter sesegera jika tidak dapat menghentikan mimisan sendiri, karena mungkin mengalami mimisan posterior yang memerlukan perawatan lebih.

Baca juga: Studi: Produk Semprotan Hidung di Australia Tekan Pertumbuhan Virus Corona pada Hewan

  • Mimisan posterior

Jika mengalami mimisan posterior, darah keluar dari bagian belakang hidung. Darah juga cenderung mengalir dari belakang hidung ke tenggorokan.

Mimisan posterior lebih jarang terjadi dan seringkali lebih serius daripada mimisan anterior.

Mimisan jenis ini tidak boleh dirawat di rumah atau dirawat sendiri.

Segera hubungi dokter atau pergi ke ruang gawat darurat (IGD) jika merasa mimisan posterior.

Baca juga: Waspadai, Ini 5 Penyebab Mimisan di Malam Hari

Mencegah mimisan

Terdapat beberapa cara mencegah mimisan, seperti:

  • Menggunakan humidifier di rumah Anda untuk menjaga kelembapan udara.
  • Hindari mengorek hidung.
  • Batasi asupan aspirin , yang dapat mengencerkan darah dan menyebabkan mimisan. Diskusikan dengan dokter terlebih dahulu karena manfaat mengonsumsi aspirin mungkin lebih besar daripada risikonya.
  • Menggunakan antihistamin dandekongestan secukupnya, karena ini bisa mengeringkan hidung.
  • Gunakan semprotan garam atau gel untuk menjaga kelembapan saluran hidung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi