Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Penyakit Gusi Bisa Picu Peradangan dan Penyakit Jantung?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi dokter gigi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 

KOMPAS.com – Sebuah penelitian mengungkapkan, seseorang yang mengalami penyakit gusi kondisi peradangan yang terjadi dapat ikut memengaruhi kondisi organ tubuh yang lain termasuk jantung. 

Melansir Medical News Today, penemuan ini membantu menjelaskan penyakit gusi bisa mempengaruhi beberapa kondisi lain seperti peradangan yang berdampak pada kondisi jantung hingga diabetes.

Penyakit gusi sendiri adalah penyakit umum yang banyak dijumpai di masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) itu menyebutkan, hampir setengah dari orang dewasa di atas 30 tahun yang ada di AS menderita penyakit gusi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Faktor yang Membuat Anda Lebih Berisiko Terkena Penyakit Gusi

Penyakit gusi atau yang kerap disebut dengan periodontal ini, kerap kali diakibatkan oleh bakteri dalam plak yang sayangnya akan memicu serangan pada sistem kekebalan tubuh seseorang.

Respons kekebalan ini kemudian dapat memicu terjadinya peradangan yang bahkan seiring waktu bisa mengikis jaringan lunak maupun tulang penyangga gigi.

Penelitian

Dari penelitian baru ini dapat dilihat bahwa kondisi periodontal  berpotensi untuk mempengaruhi kondisi yang berhubungan dengan peradangan kronis seseorang.

Peradangan kronis yang terjadi termasuk radang sendi, penyakit jantung, diabetes, kanker, penyakit pernapasan maupun demensia.

Namun, bagaimana mekanisme timbulnya peradangan kronis sendiri akibat penyakit gusi ini masih belum dapat dijelaskan dengan rinci. 

Sementara itu, percobaan para peneliti di Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Toronto, Kanada memungkinan penyakit gusi memicu sel darah yang disebut dengan neutrofil untuk bereaksi berlebihan terhadap adanya infeksi di tempat lain tubuh.

Baca juga: Cara Mengempeskan Gusi Bengkak secara Alami

Neutrofil merupakan bagian dari pertahanan kekebalan bawaan tubuh yang melepaskan molekul pemberi sinyal yang kemudian disebut sitokin yang dapat memperburuk peradangan.

“(Neutrofil) jauh lebih mungkin untuk melepaskan sitokin lebih cepat, yang mengarah ke hasil negatif,” kata penulis senior studi tersebut, Prof. Michael Glogauer.

Penelitian ini terbit di Journal of Dental Research.

Proses penelitian

Penelitian tersebut dilakukan dengan cara peneliti menginduksi penyakit periodontal pada tikus.

Hal tersebut kemudian menyebabkan proliferasi neutrofil di sumsum tulang hewan yang kemudian menyebabkan respons imun meluas atau sistemik.

Ada pula tikus yang diinduksi dengan periotonitis yakni infeksi pada selaput yang melapisi perut (peritoneum) dimana ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah neutrofil dalam darah mereka di dekat tempat infeksi.

Tikus yang mengalami peritonitis selanjutnya diberi induksi periodontal yang hasilnya menunjukkan memiliki jumlah neutrofil yang jauh lebih besar di lokasi infeksi.

Dari penyelidikan lanjutan para peneliti menemukan bahwa neutrofil dari hewan dengan penyakit gusi dan peritonitis memiliki penanda molekuler di membran luar yang berpotensi menyebabkan peradangan.

Namun tikus dengan peritonitis tetapi bukan penyakit gusi tak memiliki neutrofil prima meskipun diberi perlakuan yang sama.

Baca juga: 8 Cara Mudah Menghentikan Pendarahan pada Gusi

Pada manusia

Guna melihat apakah mekanisme kekebalan semacam itu terjadi pada manusia, ilmuwan kemudian meminta sukarelawan sehat untuk tak menyikat maupun membersihkan gigi mereka selama 3 minggu.

Hal ini kemudian menyebabkan radang gusi ringan.

Para ilmuwan kemudian menganalisis sampel darah setiap partisipan dan menemukan neutrofil siap menyebabkan peradangan sebagaimana pada percobaan yang terjadi pada hewan.

Setelah sukarelawan kembali menyikat dan membersihkan gigi maka neutrofil dalam darahnya kembali ke keadaan sebelumnya saat kurang reaktif.

“Hal ini menunjukkan bahwa (neutrofil) dapat merespons secara sinergis pemicu inflamasi secara simultan dan jarak jauh, sehingga berkontribusi pada interaksi antara (penyakit periodontal) dan kondisi inflamasi lainnya," tulis riset tersebut. 

Penelitian sebelumnya

Bagaimana penyakit gusi berhubungan dengan penyakit lain sebelumnya juga pernah diulas. Salah satunya bagaimana ini berhubungan dengan penyakit jantung.

Melansir dari Healthline dalam satu studi dari 2014, para peneliti mengamati orang-orang yang memiliki penyakit gusi dan penyakit jantung.

Hasilnya mereka menemukan bahwa orang yang telah menerima perawatan untuk penyakit gusi secara baik memiliki biaya perawatan untuk konsultasi kardiovaskular 10 hingga 40 persen lebih rendah daripada orang yang tidak mendapatkan perawatan mulut yang tepat.

Penemuan ini mendukung gagasan bahwa kesehatan gusi mempengaruhi kesehatan jantung.

Baca juga: Gigi Berlubang dan Gusi Berdarah Picu Kelahiran Prematur, Kok Bisa?

Sementara itu penelitian baru lain, mengulas artikel sumber tepercaya yang mengevaluasi beberapa penelitian dan juga menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kedua kondisi tersebut.

Mereka menemukan bahwa penyakit gusi meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung sekitar 20 persen. Mereka selanjutnya menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian berkualitas tinggi.

Dengan bukti ini, American Dental Association dan American Heart Association telah mengakui hubungan antara penyakit gusi dan penyakit jantung.

Penyakit gusi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena peradangan pada gusi dan bakteri pada akhirnya dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah penting.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi