Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: 12 Vaksin Corona Masuki Uji Coba Tahap 3, 6 Disetujui Terbatas

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/BaLL LunLa
Ilustrasi vaksinasi pada lansia
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Para ilmuwan dari berbagai negara berlomba-lomba menemukan vaksin untuk menghadapi virus corona. Meski begitu hingga saat ini belum ada yang disetujui sebagai vaksin corona.

Dikutip New York Times, (26/10/2020) para peneliti sedang menguji 48 vaksin dalam uji klinis pada manusia dan setidaknya 88 vaksin praklinis sedang dalam penyelidikan aktif pada hewan.

Percobaan terkait vaksin sudah dimulai sejak bulan Januari 2020 dengan mengurai genom SARS-CoV-2. Uji coba keamanan vaksin pertama pada manusia dimulai pada Maret.

Terdapat beberapa tahap pembuatan vaksin, yaitu tahap 1, tahap 2, tahap 3, persetujuan awal atau terbatas, dan disetujui.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Senin (26/10/2020), sudah ada 6 vaksin yang masuk tahap persetujuan awal atau terbatas. 

Baca juga: Ahli AS: Vaksin Covid-19 Corona Mungkin Disetujui Akhir Tahun 2020

Update vaksin

New York Times memperbarui catatannya mengenai vaksin pada Senin (26/10/2020) dengan menambahkan Bharat Biotech ke tahap 3.

Bekerja sama dengan Dewan Riset Medis India dan Institut Virologi Nasional, perusahaan India Bharat Biotech merancang vaksin yang disebut Covaxin berdasarkan bentuk virus corona yang tidak aktif.

Studi pada monyet dan hamster menemukan bahwa vaksin itu memberikan perlindungan terhadap infeksi. Perusahaan kemudian meluncurkan uji klinis pada Juli. 

CEO Bharat mengatakan kepada wartawan bahwa vaksin itu akan tersedia paling cepat awal 2021. Pada 23 Oktober, perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan memulai uji coba tahap 3.

Berikut ini daftar vaksin yang sudah masuk ke tahap 3:

  1. Moderna
  2. Pfizer dan BioNTech
  3. CanSino Biologics
  4. Gamaleya Research Institute
  5. Johnson & Johnson
  6. AstraZeneca dan Universitas Oxford
  7. Novavax
  8. Wuhan Institute of Biological Produk
  9. Sinopharm
  10. Sinovac Biotech
  11. Murdoch Children’s Research Institute
  12. Bharat Biotech

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Oxford Diklaim Picu Kekebalan Kuat pada Orang Tua

Sementara itu vaksin yang sudah masuk ke tahap persetujuan awal atau terbatas adalah sebagai berikut:

1. CanSino Biologics

Perusahaan China CanSino Biologics mengembangkan vaksin berdasarkan adenovirus yang disebut Ad5, bekerja sama dengan Institut Biologi di Akademi Ilmu Kedokteran Militer negara itu.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, militer China menyetujui vaksin pada 25 Juni selama setahun sebagai "obat yang dibutuhkan secara khusus."

CanSino tidak mengatakan apakah vaksinasi akan menjadi wajib atau opsional untuk tentara.

Mulai Agustus, CanSino mulai menjalankan uji coba Fase 3 di sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, Pakistan dan Rusia.

2. Gamaleya Research Institute

The Gamaleya Research Institute adalah bagian dari Kementerian Rusia Kesehatan.

Mereka menggunakan kombinasi dari dua adenovirus untuk membuat vaksin corona, yaitu Ad5 dan Ad26. Keduanya direkayasa dengan gen coronavirus.

Pada 11 Agustus, Presiden Vladimir V. Putin mengumumkan bahwa regulator perawatan kesehatan Rusia telah menyetujui vaksin tersebut bahkan sebelum uji coba tahap 3 dimulai.

Dengan hal itu nama vaksin yang sebelumnya adalah Gam-Covid-Vac berubah menjadi Sputnik V.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

3. Vector Institute

Vector Institute adalah pusat penelitian biologi Rusia. Pada 26 Agustus, mereka mendaftarkan uji coba Fase 1/2 (gabungan 1 dan 2) untuk vaksin virus corona yang mereka sebut EpiVacCorona.

Vaksin mengandung sebagian kecil protein virus, yang dikenal sebagai peptida.

Pada 14 Oktober, Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia telah memberikan persetujuan regulasi kepada EpiVacCorona. Hal itu menjadikannya vaksin kedua yang disetujui Rusia setelah Sputnik V.

Seperti Sputnik V, EpiVacCorona juga disetujui sebelum memulai uji coba tahap 3. Harapannya uji coba tahap 3 akan dilakukan pada akhir tahun ini.

4. Wuhan Institute of Biological Produk

The Wuhan Institute of Biological Produk mengembangkan vaksin virus yang tidak aktif, yaitu Sinopharm. Vaksin itu diujicoba tahap 3 di Uni Emirat Arab pada bulan Juli. Lalu pada bulan berikutnya uji coba dilakukan di Peru dan Maroko.

Pada 14 September, UEA memberi persetujuan darurat untuk vaksin Sinopharm untuk digunakan pada pekerja perawatan kesehatan.

Baca juga: Sempat Dihentikan, Uji Coba Vaksin Corona AstraZeneca Akan Dilanjutkan

5. Sinopharm

Sinopharm juga menguji vaksin virus kedua yang tidak aktif, yang ini dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing.

Pada 14 September, UEA memberikan persetujuan darurat untuk vaksin Sinopharm untuk digunakan pada petugas kesehatan sebelum Sinopharm membagikan data yang menunjukkan itu aman dan efektif.

Pada bulan Oktober, ketua Sinopharm kata perusahaan bersiap-siap memproduksi dua vaksin mereka, dengan rencana memproduksi satu miliar dosis setahun.

6. Sinovac Biotech

Perusahaan swasta China Sinovac Biotech sedang menguji vaksin yang tidak aktif yang disebut CoronaVac.

Pemerintah China memberikan vaksin Sinovac persetujuan darurat untuk penggunaan terbatas pada bulan Juli.

Pada bulan Oktober, pihak berwenang di kota Jiaxing, China timur mengumumkan bahwa mereka memberikan CoronVac kepada orang-orang yang memiliki pekerjaan berisiko tinggi, termasuk pekerja medis, inspektur pelabuhan dan petugas layanan publik.

Sementara itu, Sinovac telah mempersiapkan pembuatan vaksin untuk distribusi global, mencapai kesepakatan untuk memasok Indonesia dengan setidaknya 40 juta dosis hingga Maret 2021.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi