Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Pesawat Buatan Indonesia N219 Nurtanio? Ini Update-nya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Presiden Joko Widodo saat pemberian nama dan uji terbang pesawat N219 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (10/11/2017). Pesawat N219 yang diberi nama Nurtanio oleh Jokowi, adalah pesawat buatan lokal, kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (DI) bekerja sama dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Pesawat N219 Nurtanio terbang pertama kali pada 16 Agustus 2017, sehari sebelum HUT RI tiga tahun lalu. 

Presiden Joko Widodo yang memberi nama pesawat tersebut berharap pesawat buatan Indonesia itu bisa segera dipasarkan dan mengudara. Bagaimana nasibnya sekarang?

Ternyata pesawat N219 Nurtanio yang merupakan pesawat buatan Indonesia baru saja menjalani uji tabrak burung ke kaca kokpit pesawat pada Minggu (25/10/2020).

Pesawat hasil kerja sama Lapan dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diuji dengan pengawasan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaksanaan uji yang dipimpin oleh Koordinator Bidang Program dan Fasilitas Pustekbang, Ir Agus Aribowo, M Eng, dilakukan dengan cara sasaran ditabrakkan dengan kecepatan 115 knots.

Hal itu seperti disampaikan dalam akun Instagram resmi @lapan_ri.

Baca juga: Apa Kabar Pesawat N219 yang Diberi Nama Nurtanio oleh Jokowi?

Saat dikonfirmasi, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menyampaikan, uji tabrak burung ini merupakan bagian dari uji sertifikasi pesawat N219 Nurtanio. 

“Menguji kekuatan pesawat bisa bertabrakan dengan burung. Itu bagian dari uji sertifikasi,” terang Thomas saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/10/2020).

Lebih lanjut, Thomas menerangkan, pesawat N219 merupakan pesawat yang dirancang oleh PTDI, dan beberapa pengujian dilakukan di laboratorium Lapan.

Adapun rancangan tersebut kemudian diwujudkan dengan kerja sama Lapan dan PTDI sejak tahun 2014.

“Saat ini sedang dalam proses sertifikasi yang ditargetkan tuntas tahun 2020 ini dan mulai diproduksi tahun depan,” kata dia.

Pesawat N219 dirancang untuk kebutuhan transportasi di wilayah kepulauan seperti Papua, wilayah dengan landasan umumnya pendek dan berbukit-bukit.

Namun, di sisi lain, memiliki kapasitas muatan logistik yang cukup dominan.

Thomas menyebutkan, saat ini Lapan juga tengah merancang versi N219 Amfibi untuk melayani pulau-pulau destinasi wisata yang tidak mempunyai landasan di daratannya.

Baca juga: Pesawat N219 Nurtanio Jalani Uji Coba Terbang Ke-15

Pesawat Nurtanio

Melansir dari catatan Kompas.com 10 November 2017, nama pesawat Nurtanio merupakan pilihan nama yang disematkan oleh Presiden Joko Widodo.

Nama Nurtanio diambil dari perintis industri pesawat terbang Indonesia, Laksamana Muda (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo.

Sosoknya merupakan pembuat pesawat pertama all metal dan fighter Indonesia bernama Sikumbang.

Nurtanio bersama Supadio gugur dalam sebuah penerbangan uji coba pesawat Super Aero-45 bermesin ganda buatan Cekoslovakia pada 21 Maret 1966. 

Sementara itu, makna dari N219 pada nama pesawat N219 Nurtanio ini menurut Thomas memiliki makna, yakni:

  • N bermakna Nusantara, murni buatan Indonesia
  • 2 menjelaskan kapasitas pesawat 2 mesin
  • 19 bermakna 19 penumpang

Baca juga: Jokowi Minta Pesawat N-219 Nurtanio Segera Dipasarkan

Penerbangan pertama

Dikutip dari Kompas.com (16/10/2019), pesawat N219 terbang kali pertama pada 16 Agustus 2017, sehari menjelang Kemerdekaan RI tahun 2017.

Ketika itu, pesawat melakukan lepas landas dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pukul 09.15 WIB dan berputar di langit Kota Bandung sekitar 45 menit.

Saat itu uji coba terbang dan pendaratan berjalan mulus.

Mengutip Kompas.com (31/3/2018), Muhammad Nasir yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengatakan, pesawat N219 Nurtanio saat itu ditargetkan akhir tahun 2018 uji terbang selesai dan berlanjut ke komersialisasi.

"Mudah-mudahan akhir 2018 sudah (mulai) komersialisasi," ujar Nasir, saat itu.

Namun, tahun 2020 ini, pesawat masih belum usai. Terkait hal itu, Thomas menjelaskan, proses sertifikasi untuk produk pengembangan memang berlangsung lama.

“Ya, proses sertifikasi untuk produk pengembangan memang lama. Estimasi awal sesungguhnya masih prakiraan kasar, yang dalam praktiknya terpaksa bergeser sesuai perkembangan,” ujarnya.

Baca juga: Hari Ini 2 Tahun Lalu, Pesawat N219 Nurtanio Uji Coba Terbang Perdana

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi