KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), Delta Airlines, menempatkan 460 penumpang dalam daftar larangan terbang karena enggan memakai masker selama penerbangan.
Hal itu disampaikan oleh CEO Ed Bastian dalam sebuah surat kepada karyawan Delta Airlines seperti dilansir dari NBC News, Sabtu (24/10/2020).
"Kami telah menambahkan 460 orang ke daftar larangan terbang kami karena menolak memenuhi persyaratan masker," kata CEO Delta Ed Bastian.
"Mengenakan masker adalah salah satu tindakan paling sederhana dan efektif yang dapat kami lakukan untuk mengurangi transmisi (virus), itulah sebabnya Delta telah lama membutuhkannya untuk pelanggan dan karyawan kami," lanjutnya.
Baca juga: Apa Kabar Pesawat Buatan Indonesia N219 Nurtanio? Ini Update-nya
Lonjakan kasus
Dengan terjadinya kembali lonjakan dalam kasus Covid-19 di AS dan ketika cuaca semakin dingin, Bastian mengingatkan karyawannya bahwa menghentikan penyebaran virus penting untuk kembali ke keadaan normal.
Sebelumnya, maskapai yang berbasis di Atlanta, Georgia dan banyak maskapai lain yang berbasis di AS,mulai membutuhkan masker dari kain selama penerbangan pada Mei.
Pandemi telah memakan banyak korban di Delta dan maskapai penerbangan lain di seluruh AS, banyak di antaranya mulai memberhentikan pekerja awal bulan ini.
"Dengan bulan-bulan cuaca dingin yang mendekat, menghentikan penyebaran akan sangat penting untuk pemulihan kami dari pandemi dan Delta kembali ke pertumbuhan dan kepemimpinan dalam industri kami," tulisnya.
Melansir New York Post, 25 Oktober 2020, Delta juga mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan penjualan tiket kursi tengah di tahun baru berdasarkan sentimen konsumen dan kepercayaan dalam perjalanan udara.
Baca juga: Mengenal Black Box, Informan Kunci Penyebab Kecelakaan Pesawat
Sementara itu, menurut penghitungan dari Reuters, hampir setengah juta orang di Amerika Serikat (AS) telah tertular virus corona dalam tujuh hari terakhir.
Tak hanya itu, ada lebih dari 5.600 orang meninggal akibat virus yang bermula dari China itu di seluruh negeri pada pekan lalu dan pasien rawat inap melonjak 13 persen.
Illinois, yang muncul sebagai hot spot dalam beberapa pekan terakhir, melaporkan lebih dari 31.000 kasus baru dalam tujuh hari terakhir.
Pembatasan wilayah
Untuk mencoba dan menahan lonjakan tersebut, Gubernur Illinois JB Pritzker memberlakukan pembatasan baru di enam dari 11 wilayah.
Pakar kesehatan percaya virus melonjak karena pertemuan sosial pribadi dan mulai kelelahan dengan tindakan pencegahan Covid-19.
Melansir Worldometers, hingga Rabu (28/10/2020) siang, Negeri Paman Sam telah melaporkan 9.038.030 kasus.
Adapun dengan rincian, 5.877.964 pasien telah sembuh, dan 232.084 pasien lainnya harus meninggal dunia.
Baca juga: Melihat Kecanggihan Pesawat Mata-mata AS P-8 Poseidon yang Ditolak Masuk Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.