Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Singapura Hentikan Sementara Penggunaan 2 Vaksin Flu

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi patung Merlion yang ikonik di Singapura.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Singapura menghentikan sementara penggunaan dua vaksin influenza. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan setelah puluhan orang di Korea Selatan diduga  meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin itu.

Melansir Reuters, Singapura menjadi negara pertama yang mengumumkan penghentian penggunaan vaksin flu secara terbuka.

Namun, di Singapura belum ada laporan kematian akibat vaksinasi influenza yang terjadi.

Keputusan sementara menghentikan dua vaksin flu yakni SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra merupakan upaya tindakan pencegahan.

Keputusan tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan dan Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) dalam sebuah pernyataan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HSA mengaku telah menghubungi otoritas Korea Selatan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai hal ini dan menentukan apakah kematian terkait vaksinasi influenza.

Vaksin flu SKYCellflu Quadrivalent diproduksi oleh SK Bioscience Korea Selatan dan didistribusikan oleh AJ Biologics.

Adapun VaxigripTetra diproduksi oleh Sanofi dan didistribusikan oleh Sanofi Aventis.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?

Kematian disebut tidak terkait vaksin flu

Pada Sabtu (24/10/2020), Korea Selatan melaporkan bahwa 48 orang meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin flu.

Sementara itu, South China Morning Post, 27 Oktober 2020, memberitakan, setidaknya 59 orang meninggal dunia setelah vaksinasi itu.

Namun, Korea Selatan membantah keterkaitan antara kematian yang terjadi dengan vaksinasi flu yang dilakukan.

Mereka juga menyatakan akan tetap melanjutkan program vaksinasi yang dikelola pemerintah ini.

Saat ini, otoritas di Singapura berusaha meredam kepanikan publik yang muncul akibat adanya berita mengenai kematian akibat vaksinasi flu ini.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta warganya tetap tenang dan mengatakan kematian tak berhubungan dan kematian yang terjadi adalah kebetulan.

Menurut dia, kematian terjadi pada mereka yang berusia 60-an tahun atau lebih dengan kondisi kesehatan yang sudah mendasari sebelumnya.

Korea Selatan selama ini dikenal sebagai negara yang taat dengan pogram vaksinasi flu.

Berita mengenai korban meninggal dunia akibat vaksinasi flu ini cukup menghebohkan publik sejak kematian pertama dilaporkan pada 16 Oktober 2020.

Asosiasi Medis Korea sempat merekomendasikan penangguhan sementara vaksinasi flu.

Namun, dari investigasi dan otopsi yang dilakukan menemukan, dari 46 kasus yang ada, kematian sama sekali tak terkait dengan vaksin. Sedangkan 13 kematian lain belum diperiksa.

"Sudah dipastikan bahwa kematian itu tidak terkait langsung dengan vaksinasi flu," kata Moon, Senin (26/10/2020).

Ia mengimbau agar masyarakat percaya dengan kesimpulan otoritas kesehatan dan tetap menyerukan perluasan program vaksinasi flu supaya bisa menghindari kemungkinan munculnya pandemi flu yang datang bersamaan dengan Covid-19 yang masih menyebar.

Sebagai salah satu upaya menenangkan publik, Menteri Kesehatan Park Neung-hoo (64) juga akan mendapatkan suntikan vaksin mengingat semua warga Korea Selatan yang berusia 62 tahun ke atas diharuskan mendapat suntikan flu gratis yang dibiayai negara.

Baca juga: Lansia, Covid-19, dan Vaksin Flu di Tengah Pandemi...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi