Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Eropa Kembali Jadi Episentrum Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona menginfeksi tubuh menyebabkan Covid-19. Pada sebagian orang Covid-19 dapat mematikan, studi mengungkap virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi protein interferon tipe I (IFN) dalam melawan virus dan membuat sistem kekebalan berbalik melawan dirinya sendiri.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Dr. Hans Kluge, mengungkapkan 53 negara di Eropa kembali mencatat rekor mingguan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19.

Menurut dia, lebih dari 1,5 juta kasus virus corona dikonfirmasi pekan lalu. Hal tersebut membuat Eropa mencatatkan lebih dari 10 juta kasus sejak pandemi dimulai.

Sementara itu, kasus kematian telah meningkat lebih dari 30 persen dalam seminggu terakhir. Kluge juga menyebut rawat inap pasien Covid-19 juga mengalami peningkatan selama musim semi.

"Eropa kembali menjadi episentrum pandemi ini," kata Kluge seperti dikutip dari AP News, Jumat (30/10/2020).

Ia menilai sistem pengujian tak dapat mengimbangi tingkat penyebaran virus corona yang semakin meluas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedangkan, tingkat positif Covid-19 dalam pengujian telah mencapai angka tertinggi.

"Sebagian besar negara Eropa melebihi 5 persen dan banyak kasus menyebar tanpa diperiksa," ungkap Kluge.

Baca juga: WHO Peringatkan Vaksin Covid-19 yang Aman dan Efektif Masih Butuh Waktu

Setelah Perancis dan Jerman menyetujui pembatasan baru dengan harapan membalikkan tren, Kluge menyebut penguncian nasional menjadi pilihan terakhir.

Alasannya, penguncian akan menimbulkan dampak besar pada ekonomi, kesehatan mental masyarakat, dan insiden kekerasan dalam rumah tangga.

Kluge menjelaskan penguncian harus memberi kesempatan negara untuk memulihkan keadaan dan meningkatkan fasilitas kesehatan.

Sehingga, secara teoritis dapat memperkuat sistem kesehatan dan program pelacakan kontak agar segera diidentifikasi dan menghentikan kelompok penularan baru.

Tapi, banyak negara di Eropa, seperti Inggris gagal melakukannya, terlepas dari penguncian nasional di Inggris pada awal tahun ini.

Sistem pelacakan kontak di Inggris tetap tidak dapat melacak presentase yang signifikan dari individu-individu yang terinfeksi. Selain itu, banyak juga yang menolak untuk melakukan karantina.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Oxford Diklaim Picu Kekebalan Kuat pada Orang Tua

Kluge mendesak para politisi untuk melihat data ilmiah dalam respons wabah.

Alih-alih mengejar strategi pembatasan lokal yang berdampak kecil dalam mengekang kebangkitan virus, pemerintah Inggris menentang saran dari penasihat imliahnya untuk menerapkan penguncian nasional pada September lalu.

Ilmuwan Inggris memperkirakan ada sekitar 96.000 infeksi baru setiap harinya dan epidemi berlipat ganda setiap sembilan hari.

Di Perancis, periode karantina wajib dipotong dari 14 hari menjadi tujuh hari, setelah berasalan bahwa kebanyakan orang tetap tidak patuh meski tidak ada dasar ilmiah untuk perubahan pedoman tersebut.

Baca juga: Update Corona Dunia: 45,2 Juta Kasus Positif | Rekor Baru Kasus Harian Global Capai Lebih dari 500 Ribu

Data Institute of Health Metrics and Evaluation di University of Washington memperkirakan, tingkat kepatuhan sebesar 95 persen dalam penggunaan masker dapat menyelamatkan lebih dari 265.000 nyawa di seluruh Eropa pada 1 Ferbruari 2021.

Kluge menilai perhatian terbesar negara di Eropa pada saat ini harus ditempatkan pada pekerja kesehatan.

"Sementara pada bulan Maret, faktor pembatas kritis adalah unit perawatan intensif, ventilator dan alat pelindung diri, saat ini masalah tunggal yang menjadi perhatian terbesar adalah tenaga kesehatan," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi