KOMPAS.com - Gempa bumi berkekuatan 7,0 M mengguncang Turki pada Jumat (30/10/2020). Gempa itu menewaskan setidaknya 22 orang dan 786 orang terluka.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa itu berkekuatan M 7, sedangkan Pusat Seismologi Eropa-Mediterania mengatakan, gempa berkekuatan 6,9 magnitudo dengan pusat gempa 13 km timur laut Pulau Samos, Yunani.
Badan bencana negara itu juga mencatat, terdapat 196 gempa susulan, 23 di antaranya berkekuatan lebih dari 4,0 magnitudo.
Dalam 25 tahun terahir, gempa besar beberapa kali menggunacang Turki dan memakan korban hingga puluhan ribu orang.
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Agustus 1999
Pada 17 Agustus 1999, Turki diguncang gempa berkekuatan 7,8 magnitudo dengan titik episenturm di wilayah padat industri Izimit, lepas pantai Marmara dan berlangsung sekitar 45 detik.
Tercatat sekitar 12.000 orang meninggal dunia, 35.000 orang terluka, dan membuat 200.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Menurut catatan lembaga pencatat gempa, Kandili Institute, tercatat tak kurang dari 350 gempa susulan beberapa jam setelah gempa dahsyat itu terjadi.
Baca juga: Penjelasan soal Potensi Gempa Megathrust dan Perlunya Mengakhiri Kepanikan...
Sejumlah surat kabar di Turki menuduh buruknya kualitas bangunan yang dibangun di bawah standar menjadi salah satu penyebab banyaknya korban.
Mereka bahkan menulis judul besar-besaran, kalangan kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan perumahan secara sembarangan sebagai "pembunuh".
"Lagi-lagi, bangunan bermutu rendah, lagi-lagi korupsi para kontraktor yang mengerjakan proyek bangunan di bawah standar," demikian ditulis surat kabar, dikutip dari Harian Kompas, 19 Agustus 1999.
Baca juga: Libur Panjang, Perlukah Sejenak Melupakan Media Sosial?
November 1999
Tiga bulan kemudian, Turki kembali dilanda gempa besar dengan kekuatan 7,2 magnitudo di Kota Duzce, kawasan perbukitan dan gutan Provinsi Bolu, 170 kilometer dari Istanbul pada 12 November 1999.
Harian Kompas, 14 November 1999 melaporkan, sedikitnya 321 orang ditemukan tewas, sementara sekitar 1.000 orang lainnya luka-luka.
Di kota itu, ratusan bangunan runtuh dan truk-truk yang terbalik bertebaran menghalangi jalan. Seluruh jaringan telepon di sekitar lokasi kejadian, putus.
Jalan utama hancur dan dikhawatirkan ribuan orang lainnya terjebak di antara reruntuhan bangunan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami yang Senyap di Mentawai
Oktober 2011
Pada 23 Oktober 2011, gempa berkekuatan 7,2 magnitudo mengguncang Provinsi Van, Turki Timur. Akibatnya, 596 orang meninggal dunia dan 4.152 orang luka-luka.
Badan penanggulangan bencana yang menjadi bagian dari kantor Perdana Menteri (PM) Turki menyatakan, kerusakan materi dan korban jiwa di Van akibat gempa ini "serius".
Pejabat lokal di kota Van mengatakan, banyak gedung bertingkat, seperti hotel, apartemen, dan asrama, runtuh.
"Kami bisa mendengar suara-suara manusia dari balik reruntuhan," ungkap pejabat setempat bernama Veysel Keser, dikutip dari Harian Kompas, 24 Oktober 2011.
Catatan pemerintah juga menyebutkan, tak kurang dari 970 bangunan runtuh akibat gempa. Gedung-gedung bertingkat di kota Van dan Ercis, dan rumah- rumah tradisional yang terbuat dari tanah liat di desa-desa di provinsi tersebut, hampir semuanya hancur rata dengan tanah.
Baca juga: Viral Video Kades di Wonosobo Sumbang Tanah untuk Makam Pasien Virus Corona
Januari 2020
Awal tahun ini, Turki telah dilanda gempa berkekuatan 6,8 SR mengguncang Provinsi Elazig, 550 kilometer dari Ankara pada 24 Januari 2020.
Melansir Kompas.com, 28 Januari 2020, guncangan gempa juga dirasakan oleh sejumlah negara tetangga Turki, seperti Suriah, Iran dan Lebanon.
Akibatnya, 41 orang meninggal dunia, 37 di antaranya di Elazig dan 4 di Malatya, sementara korban luka-luka mencapai 1.600 orang.
Otoritas Bencana dan Tanggap Darurat Turki (AFAD) mengatakan, pihaknya berhasil menyelamatkan 45 orang dari reruntuhan gedung.
Faktor geografis
Turki berada di antara dua piring tektonik besar: Eurasia dan Afrika/Arab, yang tidak dapat dihindarkan saling bertabrakan dari utara ke selatan.
Letak Turki yang seperti itulah menjadi sebab utama mengapa wilayah tersebut menjadi rentan dan sering diguncang gempa besar.
Pada 27 Desember 1939, gempa besar (7,9 skala Richter) terjadi di Turki dan menewaskan 45.000 orang.
Baca juga: Beragam Respons Dunia atas Perubahan Status Hagia Sophia Menjadi Masjid
Setelah itu masih disusul serangkaian gempa.
Gempa 19 Agustus 1966 menewaskan 2.396 orang, 28 Maret 1970, gempa berkekuatan 7,2 skala Richter menelan 1.086 korban jiwa, 6 September 1975, sebanyak 2.385 orang ditelan gempa berkekuatan 6,6 skala Richter, gempa berkekuatan 7,5 skala Richter pada 24 Januari 1976 menewaskan 3.840 orang.
Baca juga: 8 Fakta Gempa Bengkulu, dari Disebut Gempa Kembar hingga Terasa sampai Singapura