Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#Halloween2020 Trending di Twitter, Bagaimana Sejarah Perayaan Ini?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi Halloween. (AFP/Nicolas Asfouri)
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Setiap tanggal 31 Oktober masyarakat dunia, khususnya bumi belahan barat merayakan Halloween.

Perayaan ini sangat ikonik dengan buah-buah labu yang dibentuk dan dihias sedemikian rupa, termasuk di tahun ini.

Orang-orang pun berdandan dengan gaya seram, didukung dengan kostum aneka rupa yang mendukung penampilannya.    

Halloween di tengah pandemi virus corona kali ini pun ramai diperbincangkan warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahkan, di media sosial Twitter, #Halloween2020 menjadi kata kunci populer. Jumlah twit yang menggunakan tagar ini setidaknya sudah mencapai 350 ribu pada Minggu (1/1/2020) pukul 06.00 WIB.

Baca juga: Ramaikan Halloween dengan 7 Rekomendasi Film Horor Korea Ini

Lalu, apa sesungguhnya maksud dan cerita di balik perayaan ini pada awalnya?

Melansir History, perayaan Halloween ini berasal dari festival kuno bangsa Celtic yakni Samhain (diaca sow-in).

Bangsa Celtic hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu di wilayah yang kini dikenal sebagai Irlandia, Inggris, dan Perancis utara.

Di festival Samhain itu, mereka sebenarnya merayakan pergantian tahun mereka, yakni bertepatan dengan 1 November.

Bukan 1 Januari, karena 1 November ini menandai berakhirnya musim panas dan masa panen yang kemudian beralih menjadi gelap, dingin, dan waktu dalam sebuah tahun yang diasosiasikan dengan banyak kematian manusia.

Bangsa ini yakin dan percaya, di malam sebelum pergantian tahun, perbatasan antara dunia kehidupan dan kematian menjadi kabur dan tidak jelas. Mereka juga percaya, di malam itu arwah mereka yang sudah meninggal akan kembali ke bumi.

Baca juga: Kenapa Selalu Ada Permen Saat Hari Halloween?

Arwah-arwah ini dipercaya dapat merusak tanaman dan membuat masalah. Namun mereka juga bisa mempermudah para Druid atau pemuka bangsa Celtiv memprediksi masa depan, terutama selama musim dingin yang panjang dan gelap.

Ini mengingat banyaknya orang Celtic yang menggantungkan hidupnya pada alam yang penuh dengan ketidakpastian.

Untuk itu, mereka berkumpul dan merayakan Samhain dengan mengenakan kostum yang terbuat dari kepala dan kulit binatang.

Di sana orang-orang membuat api unggun suci yang besar untuk membakar tanaman juga binatang sebagai bentuk pengorbanan pada dewa. Mereka juga saling bertukar cerita soal keberuntungan yang pernah mereka alami.

Sebelum menghadiri perayaan, orang-orang sudah mematikan perapian di rumah masing-masing, dan sepulang dari perayaan, mereka akan kembali menghidupkan perapian itu menggunakan api yang berasal dari api unggun suci.

Harapannya, agar mereka terlindung selama musim dingin yang akan datang.

Baca juga: Catat Rekomendasi Tayangan Halloween di Netflix

Hingga suatu hari, pada abad ke-9, pengaruh ajaran Kristen sudah menyebar ke tanah Celtic dan tradisinya secara perlahan bercampur atau bahkan menggantikan tradisi Celtic yang sudah ada sebelumnya.

Gereja memperingati All Saints Day atau para martir yang telah meninggal, setiap tanggal 2 November. Perayaannya adalah malam hari sebelumnya, yakni 1 November malam.

Di sana mereka juga menyalakan apu unggun besar, mengadakan parade, juga mengenakan beragam kostum yang menggambarkan orang suci, malaikat, juga iblis.

Perayaan di malam itu disebut sebagai All-hallows atay All-hallowmas yang berarti All Saint;s Day dari bahasa Inggris Tengah "Alholowmesse".

Sementara malam sebelumnya, di 31 Oktober diperingati oleh bangsa Celtic untuk merayakan Samhain (sow-in), perayaan itu pun perlahan disebut sebagai All-Hallows Eve, kemudian Halloween.

Baca juga: Halloween 31 Oktober, Bagaimana Kisah Awal Mulanya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi