Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Ingatkan Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 dalam Dua Pekan ke Depan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Suasana kepadatan kendaraan dari arah Garut dan Tasikmalaya menuju Gerbang Tol Cileunyi terjadi di Cipacing, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/11/2020). Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Rudi Antariksawan mengatakan, puncak arus balik libur panjang cuti bersama menuju Jakarta di berbagai daerah akan terjadi pada Minggu (1/11/2020) malam ini.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Momentum libur panjang pada akhir pekan lalu dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk berlibur.

Libur panjang berlangsung pada 28 Oktober 2020 hingga 1 November 2020 karena adanya cuti bersama pada 28 Oktober dan 30 Oktober 2020. 

Dengan pergerakan masyarakat saat libur panjang, Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan potensi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan terlihat sekitar dua pekan mendatang.

"Aktivitas masyarakat khususnya pada libur akhir pekan (long weekend) yang padat dan sebagian besar mengabaikan protokol kesehatan, akan berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19 yang akan terlihat dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu mendatang,” ujar Ketua Tim Mitigasi PB IDI Dr Adib Khumaidi, SpOT, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Adib mengatakan, hal ini pernah terjadi pada libur akhir pekan bulan Mei lalu. Menurut dia, lonjakan kasus yang terjadi sebesar 41 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Wisatawan ke Kepulauan Seribu Capai 9.866 Saat Libur Panjang Pekan Lalu

Demikian pula pada Agustus 2020 ketika terjadi lonjakan kasus sebesar 21 persen, dengan peningkatan rata-rata tes perorangan sepekan sebesar 20 persen.

Ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai orang tanpa gejala (OTG) yang berpotensi menularkan penyakit tanpa mereka sadari.

“Liburan meningkatkan mobilitas manusia. Semakin tinggi mobilitas akan meningkatkan transmisi virus. Kami meminta masyarakat untuk sabar, sadar dan mempunyai daya juang dalam upaya-upaya penanganan pandemi Covid ini dengan berpartisipasi aktif melakukan testing Covid-19 agar dapat melindungi dirinya sekaligus juga orang di sekitar," ujar Adib.

152 dokter dan 9 dokter gigi meninggal dunia karena Covid-19

IDI juga menyampaikan data terakhir jumlah dokter yang meninggal dunia karena COvid-19.

Hingga Selasa (3/11/2020), berdasarkan data Maret-Oktober 2020 yang dimiliki Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sebanyak 161 dokter meninggal dunia karena infeksi virus corona.

Dari jumlah tersebut, rinciannya adalah 152 dokter dan 9 dokter gigi.

Baca juga: Waspadai Munculnya Penyakit Akibat Kelelahan Usai Libur Panjang, Apa Itu?

 

Adapun 152 jumlah dokter yang meninggal dunia, rinciannya:

  • 82 dokter umum (4 guru besar)
  • 68 dokter spesialis (6 guru besar)
  • 2 residen

Berdasarkan wilayahnya, rinciannya sebagai berikut:

  • Jawa Timur: 33 dokter
  • Sumatera Utara: 23 dokter
  • DKI Jakarta: 24 dokter
  • Jawa Barat: 12 dokter
  • Jawa Tengah: 10 dokter
  • Sulawesi Selatan: 7 dokter
  • Banten: 6 dokter
  • Bali: 5 dokter
  • Kalimantan Selatan: 4 dokter
  • Aceh: 4 dokter
  • Riau: 4 dokter
  • Kalimantan Timur: 4 dokter
  • Sumatera Selatan: 3 dokter
  • Kepulauan Riau: 2 dokter
  • DI Yogyakarta 2 dokter
  • Nusa Tenggara Barat: 2 dokter
  • Sulawesi Utara: 2 dokter
  • Papua Barat: 1 dokter
  • Sumatera Barat: 1 dokter
  • Bengkulu: 1 dokter
  • Dua dokter menunggu verifikasi.

Data dari bulan ke bulan menunjukkan terjadi peningkatan jumlah dokter yang meninggal dunia karena Covid-19. Berikut data IDI: 

  • Maret: 12 dokter
  • April: 13 dokter
  • Mei: 6 dokter
  • Juni: 10 dokter
  • Juli: 28 dokter
  • Agustus: 32 dokter
  • September: 27 dokter
  • Oktober: 24 dokter.

Baca juga: Stay Safe, 8 Kegiatan Ini Bisa Dilakukan di Rumah Saat Libur Panjang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi