Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Lakukan Studi Terkait Varian Gen Pengaruhi Tingkat Infeksi Corona

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sudah 10 bulan, sejak kasus pertama diidentifikasi di Wuhan, China, pandemi virus corona di dunia masih terus berlangsung.

Hingga kini, masih ada banyak hal yang belum diketahui tentang infeksi virus tersebut.

Beberapa orang dapat mengalami gejala ringan dan sembuh dari Covid-19. Sedangkan, sejumlah orang lainnya mengalami gejala berat hingga meninggal.

Ada sejumlah pendapat yang disebut mempengaruhi perbedaan kondisi ini, mulai dari berat badan yang lebih hingga riwayat penyakit tertentu yang dimiliki.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru-baru ini, para peneliti menduga perbedaan genetik tertentu dapat menyebabkan perbedaan kondisi seseorang saat terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Update Corona 3 November: Kasus Kematian di AS Meningkat, Inggris Lockdown, dan Keberhasilan Australia

Penelusuran DNA

Melansir The Guardian, Minggu (1/11/2020), perbedaan tingkat keparahan infeksi virus corona terkait DNA tersebut tengah ditelusuri para peneliti.

Peneliti meyakini penelusuran tersebut dapat menjadi jalan untuk mengembangkan obat baru dalam mencegah berbagai dampak buruk dari virus corona.

Studi yang dilakukan juga termasuk penelitian yang mengidentifikasi interferon yang berperan penting dalam pertahanan tubuh. 

Adapun, uji coba yang menggunakan intereron sebagai pengobatan Covid-19 juga tengah dilakukan beberapa pihak.

Selain itu, penelitian juga difokuskan pada sebuah gen yang dikenal sebagai TYK2.

Beberapa varian dari gen ini disebut memicu beberapa penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis (RA) dan menjadi salah satu faktor yang dapat memperparah infeksi Covid-19.

Sebuah obat yang dikembangkan untuk RA, yaitu baricitinib, memiliki denominator genetik yang sama dengan Covid-19.

Oleh karena itu, obat ini digunakan dalam uji coba klinis terhadap virus corona.

Baca juga: Studi: Tubuh Kebal Covid-19 Selama 5 Bulan Setelah Sembuh dari Infeksi

Bulan lalu, perusahaan farmasi Eli Lilly yang melakukan uji coba terhadap obat ini. Mereka mengumumkan hasil awal yang menunjukkan obat dapat membantu pasien Covid-19 untuk pulih.

Menurut ahli, studi tentang gen ini penting dilakukan untuk memahami dampak dari varian gen dalam tubuh.

Penelitian tersebut pun dapat dijadikan pedoman untuk menemukan obat yang dapat mencegah infeksi yang lebih parah dan membantu pasien.

"Kabar buruknya adalah, butuh waktu bertahun-tahun untuk melakukan eskperimen dan menemukan pengobatan yang tepat. Kabar baiknya, kemungkinan ada banyak peneliti yang tengah meneliti hal ini sehingga dapat mempercepat waktu penelitian," kata Jeffrey Barrett dari program surveilans genom Wellcome Sanger Institute.

Baca juga: Studi Awal, Vaksin Flu Dapat Kurangi Infeksi Virus Corona Covid-19

Penelitian lain

Selain itu, sejumlah penelitian juga mengungkapkan cara-cara lain penggunaan studi genetik untuk melawan Covid-19.

Dr Dipender Gill dari Imperial College London dan koleganya menggunakan data genetik untuk memprediksi bagaimana intervensi yang berbeda dapat berdampak pada reaksi penyakit.

"Kami melihat lima faktor yang berkaitan dengan peningkatan risiko yang lebih parah saat terinfeksi Covid-19, yaitu obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, kebiasaan merokok, dan diabetes," jelasnya.

Kemudian, dilihat apakah faktor-faktor ini dapat dijadikan pedoman untuk menemukan cara menurunkan risiko infeksi agar tidak menjadi lebih parah.

"Kami menemukan adanya hubungan antara obesitas danr isiko reaksi Covid-19 yang lebih parah. Kami juga menemukan efek yang sama pada kebiasaan merokok," ungkap Gill.

Temuan ini mengindikasikan bahwa mengurangi berat badan dan tidak merokok akan memiliki dampak langsung dalam memperbaiki kesempatan bertahan dari Covid-19.

"Kekuatan studi genetik adalah seperti ini," ujarnya. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi