Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 5 November: 1.000 Orang Pelayat Bos Samsung Jalani Uji Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Angka kasus infeksi virus corona di dunia masih terus menunjukkan peningkatan setiap hari.

Data hingga Kamis (5/11/2020), melansir Worldometers, tercatat 48.377.107 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.229.377 orang meninggal dunia.

Sementara, jumlah pasien sembuh sebanyak 34.620.217 orang. 

Berikut daftar 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 9.787.114 kasus, 239.711 orang meninggal dunia, dan 6.280.745 orang sembuh
  2. India: 8.363.412 kasus, 124.354 orang meninggal dunia, dan 7.710.630 orang sembuh
  3. Brazil: 5.590.025 kasus, 161.106 orang meninggal dunia, dan 5.064.344 orang sembuh
  4. Rusia: 1.693.454 kasus, 29.217 orang meninggal dunia, dan 1.266.931 orang sembuh
  5. Perancis: 1.543.321 kasus, 38.674 orang meninggal dunia, dan 122.662 orangsembuh
  6. Spanyol: 1.356.798 kasus, 38.118 orang meninggal dunia
  7. Argentina: 1.195.276 kasus, 32.052 orang meninggal dunia, dan 1.009.278 orang sembuh
  8. Kolombia: 1.108.084 kasus, 32.013 orang meninggal dunia, dan 1.002.202 orang sembuh
  9. Inggris: 1.099.059 kasus, 47.742 orang meninggal dunia
  10. Meksiko: 938.405 kasus, 92.593 orang meninggal dunia, dan 693.227 orang sembuh.

Bagaimana perkembangan virus corona di beberapa negara? Berikut beberapa di antaranya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan

Sebanyak 1.000 orang dilaporkan akan menjalani pengujian Covid-19 setelah mengikuti proses pemakaman bos Samsung Lee Kun-hee di Korea Selatan.

Lee Kun-hee meninggal dunia pada 25 Oktober 2020.  

Hal tersebut disampaikan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KDCA) Korea Selatan dalam sebuah pernyataan resminya.

Pengujian tersebut dilakukan setelah satu orang yang datang ke rumah duka pada 26 Oktober 2020 dinyatakan positif beberapa hari kemudian.

Menurut Otoritas Kesehatan Korea Selatan, orang tersebut tak menunjukkan gejala.

Pada Selasa (3/11/2020), Korsel melaporkan 118 kasus virus corona. Dari jumlah itu, 98 di antaranya kasus lokal dan 20 kasus adalah impor.

Baca juga: Bos Besar Samsung Lee Kun-hee Meninggal Dunia, Ini Rekam Jejaknya

Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, Inggris saat ini dihadapkan dengan potensi melemahnya Layanan Kesehatan Nasional (NHS).

Johnson mendesak parlemen Inggris untuk menyetujui pembatasan baru untuk pengendalian virus corona dan akan membuat Inggris memasuki lockdown baru mulai Kamis (5/11/2020) malam.

Ia menyebutkan, kematian pada gelombang kedua berpotensi melebihi gelombang pertama.

Pada awal pandemi, Inggris telah melaporkan lebih dari 47.000 kematian.

Anggota parlemen telah menyetujui permintaan Johnson untuk melakukan lockdown nasional.

Ada 516 anggota parlemen yang menyetujui hal tersebut, sementara 30 orang lainnya menolak.

Baca juga: Corona Melonjak, Inggris dan Austria Umumkan Lockdown Jilid II

Swedia

Swedia kini memperketat pembatasannya dan memberlakukan penanganan lokal. Ada tujuh wilayah yang diatur dengan pembatasan ini.

Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven melalui unggahan di Facebook-nya, Selasa (3/11/2020).

“Mulai hari ini, pembatasan jumlah orang yang diizinkan berpesta di restoran, pub, dan bar juga diberlakukan. Tidak lebih dari delapan orang diperbolehkan untuk duduk di meja yang sama,” ujar dia.

Pembatasan ini akan melarang orang Swedia melakukan kontak fisik dengan orang yang tidak tinggal bersamanya.

Warga juga diimbau untuk menghindari acara-acara yang melibatkan banyak orang.

“Penting bagi setiap orang untuk memahami keseriusan sekarang. Tidak ada dari kita yang lupa seperti apa musim semi itu. Kami tahu apa yang dipertaruhkan. Dan kami tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang kita harus melakukannya juga. Maka kita bisa melakukan ini bersama,” ujar Stefan.

Sejauh ini, Swedia mengambil strategi yang banyak dianggap kontroversial pada gelombang pertama di Eropa dengan menjadi salah satu negara Eropa yang tidak menerapkan lockdown.

Baca juga: Penanganan Covid-19, Apa yang Bisa Dipelajari Eropa dari Swedia?

Belanda

Belanda melaporkan adanya penurunan kasus virus corona selama 5 hari bertutut-turut. Hal ini berbeda dengan negara Eropa lain yang justru melihat adanya lonjakan kasus.

Jumlah kasus harian baru di Belanda turun secara konsisten sejak 30 Oktober.

Jumlah kasus harian dalam 24 jam terakhir juga dilaporkan menurun dari semula 11.097 kasus menjadi 7.657 kasus.

Otoritas kesehatan Belanda mencatat total ada 383.525 kasus dan 7.682 kematian sejak pandemi dimulai.

Baca juga: Seperti Apa Lockdown ala Belanda yang Akan Diadopsi Indonesia untuk Karantina Wilayah?

Belgia

Personel Militer Belgia dikerahkan ke unit rumah sakit darurat untuk membantu mengurangi membludaknya pasien di semua rumah sakit di wilayah Liege.

Hal tersebut diumumkan pihak militer Belgia pada Rabu (4/11/2020).

Unit Gawat Darurat dengan 17 personel militer disiapkan sebagai layanan darurat untuk menampung 26 pasien.

Dalam jangka panjang, diharapkan mampu mnampung 30 pasien.

"Sebanyak 26 pasien yang akan dirawat oleh personel militer adalah yang memiliki kondisi kesehatan yang stabil, tidak memerlukan perawatan intensif," kata juru bicara rumah sakit Nicolas Petterle kepada CNN.

Militer Belgia La Defense sejauh ini telah mengerahkan dua dokter, lima perawat, dan tujuh paramedis saat lonjakan kasus Belgia terjadi pada awal pndemi.

Meski jumlah kasus masih tinggi, cenderung ada penurunan kasus di Belgia.

Jumlah kasus baru secara konsisten menurun sejak rekor tertinggi Oktober yaitu 22.132 kasus.

Adapun rata-rata seminggu terakhir Belgia melaporkan 14.610 kasus, turun dari 16.098 kasus per hari di minggu sebelumnya.

Baca juga: Positif Corona, Wakil Perdana Menteri Belgia Dirawat di ICU

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi