Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Subsidi Upah Termin II Belum Juga Cair? Simak Penjelasan BRI...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi rekening bank.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com- Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah  memberikan bantuan subsidi upah (BSU) kepada para pekerja yang terdampak pandemi corona.

Bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan tersebut diberikan untuk enam bulan.

Total bantuan senilai Rp 2,4 juta tersebut disalurkan dalam dua tahap dengan masing-masing termin sebanyak Rp 1,2 juta.

Gelombang pertama diberikan kepada 2,5 juta pekerja yang disalurkan melalui bank penyalur yang ditunjuk pemerintah, yaitu Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank BTN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bisakah Istri PNS, TNI/Polri Daftar BLT UMKM? Ini Penjelasan Kemenkop UKM

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah memastikan bahwa bantuan subsidi gaji atau upah pada termin II akan disalurkan mulai pekan pertama pada November 2020.

Hingga Kamis (5/11/2020) malam, belum ada respons dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) saat dimintai konfirmasi terkait kapan persisnya pencairan BSU termin II tersebut.

Sebelumnya, bantuan ini disalurkan secara bertahap yakni termin I sebesar Rp 1,2 juta pada September-Oktober 2020 dan termin II sebesar Rp 1,2 juta pada November-Desember 2020.

Baca juga: Ramai Pesan Notifikasi soal Banpres Produktif, Ini Penjelasan BRI

Penjelasan BRI

Sementara itu, Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza mengungkapkan penyaluran BSU termin II belum dimulai.

Sejauh ini, pihaknya masih menunggu arahan dari Kemnaker.

"Saat ini penyaluran BSU tahap 2 belum dimulai. BRI sebagai bank penyalur menjalankan tugasnya sesuai dengan instruksi dari Kemnaker," ujar Aestika saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Ramai soal Hangusnya Deposito Rp 5,4 Miliar, Mungkinkah Kedaluarsa?

Terkait penyaluran BSU, Aestika mengungkapkan, pada termin II nantinya BRI akan menyalurkan dana BSU kepada 2,9 juta nasabahnya.

"Untuk tahap 2, BRI akan menyalurkan sama seperti dengan tahap 1 yakni sebanyak 2,9 juta rekening," lanjut dia.

Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker), banyaknya penerima BSU sebanyak 12,4 juta.

Angka tersebut didapat berdasarkan data pekerja yang memiliki rekening aktif dan terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan sampai 30 Juni 2020.

Aestika mengatakan, saat ini pihaknya belum mendapatkan kendala dalam penyaluran BSU. Hanya tinggal menunggu instruksi dari Kemnaker.

Baca juga: Tak Hanya Pekerja, Korban PHK Juga Berhak Dapat Bantuan Subsidi Upah, Ini Caranya...

Kendala penyaluran BSU

Diketahui, dalam penyaluran BSU, ada sejumlah kendala yang ditemui, antara lain:

  • Adanya duplikasi rekening
  • Rekening sudah ditutup
  • Rekening pasif
  • Rekening tidak valid
  • Rekening dibekukan
  • Adanya rekening yang tidak sesuai dengan NIK pada KTP
  • Rekening tidak terdaftar

Terkait adanya sejumlah kendala yang dapat terjadi pada penyaluran BSU, Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan ada sekitar 150.000 data yang tidak memenuhi persyaratan.

Apabila ditemui kendala tersebut pada rekening calon penerima BSU, pekerja dapat berkonsultasi pada tim posko penanggulangan BSU.

 Baca juga: 6 Bantuan Pemerintah di Tengah Pandemi Corona, dari Kartu Prakerja hingga Pulsa Rp 400.000

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bantuan Rp 600.000 untuk Karyawan Bergaji di Bawah Rp 5 Juta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi