Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ini Temukan Delirium Bisa Jadi Penanda Awal Covid-19, Khususnya pada Lansia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona menginfeksi tubuh menyebabkan Covid-19. Pada sebagian orang Covid-19 dapat mematikan, studi mengungkap virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi protein interferon tipe I (IFN) dalam melawan virus dan membuat sistem kekebalan berbalik melawan dirinya sendiri.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Studi terbaru yang dilakukan para peneliti dari Universitas Oberta de Catalunya (UOC) menemukan bahwa delirium menjadi salah satu gejala awal infeksi Covid-19, khususnya pada kelompok lanjut usia (lansia).

Dikutip dari EurekAlert, Rabu (4/11/2020), penyakit delirium adalah gejala mental serius yang membuat penderitanya mengalami kebingungan parah dengan kesadaran yang berkurang.

Temuan ini menjadi kesimpulan utama yang diambil dari tinjauan penelitian ilmiah tersebut.

Studi ini menyoroti hilangnya indera perasa dan penciuman dialami pasien bersamaan dengan sakit kepala yang terjadi sebelum gejala batuk dan sesak napas. Beberapa pasien juga mengalami delirium.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataan, seolah sedang bermimpi," kata peneliti Javier Correa dalam laporan studinya.

"Kita perlu waspada, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi," kata dia.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy ini menyoroti kaitan virus SARS-CoV-2 dengan otak sebagai sistem saraf pusat.

Hasilnya, peneliti menemukan adanya indikasi bahwa virus corona juga memengaruhi sistem saraf pusat dan mengakibatkan perubahan neurokognitif seperti sakit kepala dan delirium.

"Penyebabnya mungkin di antara tiga hal. Kurangnya pasokan oksigen pada otak, peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak," kata Correa.

Dia menekankan, salah satu dari tiga faktor ini berpotensi menyebabkan delirium.

Baca juga: Perkembangan Terkini Kasus Virus Corona di Eropa

Apa itu delirium?

Melansir Healthline, delirium adalah perubahan tiba-tiba pada otak yang memicu kebingungan, dan berkurangnya kesadaran.

Delirium kerap membuat penderitanya kesulitan berpikir, mengingat, tidur, dan memerhatikan berbagai hal.

Delirium umumnya bersifat sementara. Pada beberapa kasus, delirium juga dipicu oleh upaya berhenti konsumsi minuman beralkohol, prosedur operasi, dan demensia.

Masih dari sumber yang sama, delirium terdiri atas empat jenis yaitu:

Baca juga: Peneliti Lakukan Studi Terkait Varian Gen Pengaruhi Tingkat Infeksi Corona

Penyebab delirium

Delirium umumnya disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia, yang dapat mengganggu fungsi otak. Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat mengganggu bahan kimia di otak.

Orang yang memiliki riwayat asma juga bisa mengalami delirium. Serangan sesak napas membuat otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup hingga memicu gangguan pada otak.

Beberapa orang disebut berisiko mengalami delirium:

  • Jika Anda berusia di atas 65 tahun atau memiliki berbagai kondisi kesehatan, Anda lebih berisiko mengalami delirium.
  • Orang yang pernah menjalani operasi
  • Orang yang berhenti mengonsumsi minuman beralkohol
  • Mereka yang memiliki kondisi yang kerusakan otak seperti stroke dan demensia
  • Orang yang berada di bawah tekanan emosional yang ekstrem

Baca juga: Apakah Cuaca Pengaruhi Persebaran Virus Corona di Luar Ruangan?

Faktor-faktor pemicunya, di antaranya:

  • Kurang tidur
  • Obat-obatan tertentu
  • Dehidrasi
  • Nutrisi buruk
  • Infeksi

Gejala penyakit delirium

Delirium dapat memengaruhi pikiran, emosi, kontrol otot, dan pola tidur.

Orang yang mengalami delirium umumnya kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung dengan keberadaannya.

Seseorang juga dapat bergerak lebih lambat atau lebih cepat dari biasanya dan mengalami perubahan suasana hati.

Beberapa gejala yang menandakan delirium di antaranya:

  • Tidak berpikir atau berbicara dengan jelas
  • Kurang tidur atau merasa mengantuk
  • Berkurangnya daya ingat, bahkan untuk jangka pendek
  • Kehilangan kendali otot

Baca juga: Gadis Berusia 14 Tahun Dapat Ratusan Juta Usai Temukan Terapi Penyembuhan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi