Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dengan Trump, Ini 9 Rencana Biden Tangani Pandemi Corona di AS

Baca di App
Lihat Foto
AP
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dengan 290 elektoral yang diraih di pilpres AS sejauh ini, Joe Biden berhak melenggang ke Gedung Putih dan menduduki kursi nomor satu di "Negeri Paman Sam".

Biden unggul telak dari Trump yang sejauh ini hanya memperoleh 214 suara elektoral. Begitu pula dari sisi popular votes.

Kemenangan Biden pun telah diberitakan oleh berbagai media dan para pemimpin dunia juga sudah mengucapkan selamat.

Seperti diketahui sebelumnya, persaingan dua kandidat Presiden AS tahun ini sangat ketat dan menegangkan, baik dari sebelum ataupun setelah pemilihan umum dilakukan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada sejumlah perbedaan pandangan dari kedua kandidat tersebut terkait isu tertentu. Salah satunya adalah soal penanganan pandemi virus corona.

Baca juga: Joe Biden Menang Pemilu AS, Ini 5 Strateginya Kalahkan Donald Trump

Penanganan pandemi Covid-19

Melansir Business Insider, Sabtu (7/11/2020), selama kampanyenya, Biden menuduh Trump tidak memiliki rencana untuk membuat AS keluar dari pandemi ini.

Biden pun mengajukan rencananya sendiri terkait virus corona pada 12 Maret 2020, yaitu sehari setelah Trump mengatakan bahwa virus ini memiliki risiko sangat rendah bagi warga AS.

Saat ini, AS menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia yaitu lebih dari 10 juta kasus. Jumlah kasus harian di AS telah melewati angka 100.000 selama tiga hari berturut-turut.

"Kita akan memasuki musim dingin yang gelap," kata Biden pada debat terakhir presiden yang digelar Oktober lalu.

Saat mulai menjabat di bulan Januari mendatang, kemungkinan ia harus "mewarisi" kondisi krisis yang sudah lebih buruk.

Baca juga: Sampaikan Pidato Kemenangan, Kamala Harris Puji Joe Biden yang Berani Memilihnya

Rencana Biden

Untuk itu, Biden telah memaparkan sejumlah rencana untuk mengontrol kasus virus corona di AS, yaitu sebagai berikut:

1. Ketersediaan tes yang meluas

Biden meminta ketersediaan tes yang meluas melalui program pengembangan tes yang didukung pemerintah. Ia juga berniat untuk meningkatkan produksi tes diagnostik rumah dan membangun setidaknya 10 lokasi pengujian drive-thru untuk setiap negara bagian.

Ia juga berjanji akan membuat kode diagnostik darurat untuk pasien Covid-19 di Medicare dan Medicaid.

2. Memperluas kewajiban penggunaan masker

Penggunaan masker disebut akan ditegakkan, yaitu melalui kewajiban menggunakan masker secara nasional. 

Namun demikian, ahli legal mengatakan bahwa Biden hanya memiliki otoritas untuk mewajibkan penggunaan masker di fasilitas-fasilitas negara.

Akan tetapi, setidaknya, Biden berencana bekerja sama dengan para pemimpin wilayah untuk mengimplementasikan kebijakan ini.

3. Menyesuaikan kebijakan penguncian

Melihat karakter di AS, sepertinya Biden tidak akan memberlakukan penguncian nasional. Namun, berulang kali ia mengatakan akan mengikuti rekomendasi dari kajian-kajian ilmiah.

Dalam laman kampanye Biden, pernah disebutkan bahwa ia akan menyesuaikan panduan pembukaan kembali untuk kegiatan-kegiatan di suatu wilayah berdasarkan tingkat penularan di sana.

Artinya, sekolah-sekolah dan bisnis-bisnis akan diizinkan dibuka di area tertentu saat kasus virus corona di wilayah tersebut rendah.

Baca juga: Ucapan Selamat Para Pemimpin Dunia untuk Joe Biden dan Kamala Harris

4. Mengembalikan otoritas CDC

Pendekatan administrasi yang dilakukan Trump sempat mencipatakan konflik dengan panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Ilmuwan CDC mengatakan, beberapa saran mereka tentang penguncian dan pengujian diabaikan oleh administrasi federal.

Biden telah meminta untuk membangun kembali otoritas CDC. Ia juga berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk membangun data real-time yang melacak admisi rumah sakit serta ketersediaan APD di AS. 

5. Bergabung kembali dengan WHO

Seperti diberitakan sebelumnya, Trump menahan seluruh pendanaan ke WHO, yang membantu koordinasi respons global terhadap pandemi ini pada bulan April lalu.

Kemudian, pada bulan Juli, AS secara resmi menarik diri dari WHO meskipun keputusan tersebut belum difinalisasi hingga Juli 2021.

Biden mengatakan akan bergabung kembali dengan WHO di hari pertama ia bekerja.

6. Mendaftarkan setidaknya 100 ribu pelacak kontak

Pada Oktober 2020, AS memiliki 50 ribu pelacak kontak. Artinya, sebagian besar negara bagian tidak memiliki pelacak kontak yang cukup untuk menyelidiki kasus virus corona di wilayahnya.

Pemerintahan Trump berusaha memblokir dana tambahan untuk menambah pelacak kontak pada bulan Juli.

Untuk itu, Biden berjanji akan mengembangkan tenaga kerja pelacakan kontak di AS dengan sekitar 100 ribu karyawan.

Baca juga: 60 Tahun Beroperasi, Bandara Tegel di Jerman Tutup Selamanya, Bagaimana Sejarahnya?

7. Mendistribusikan lebih banyak ventilator dan APD ke rumah sakit

Presiden terpilih AS ini juga berjanji untuk lebih berpedoman pada Undang-Undang Produksi Pertahanan yang memungkinkan presiden untuk mewajibkan bisnis dalam memprioritaskan kebutuhan rantai pasokan pemerintah federal.

Biden berharap dapat menggunakannya secara lebih agresif untuk mengurangi masalah rantai pasokan terkait APD, ventilator dan sumber daya lain yang dibutuhkan rumah sakit.

8. Memastikan perawatan Covid-19 gratis untuk seluruh warga AS

Dalam rencana penanganan pandemi virus corona, Biden juga berjanji untuk menghilangkan biaya pembayaran bersama dan biaya-biaya tidak terduga lainnya untuk warga AS dengan asuransi yang menerima perawatan Covid-19.

Selain itu, ia juga menyebut akan mengganti biaya perawatan Covid-19 untuk pasien yang tidak memiliki asuransi.

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di AS Catatkan Rekor 3 Hari Berturut-turut...

9. Memastikan vaksin yang aman dan gratis

Dalam program Trump, produksi vaksin dalam jumlah besar tengah dilakukan dan uji klinis masih berlangsung.

Kongres juga telah mengarahkan dana hampir 10 miliar dollar AS untuk program ini. 

Biden sendiri belum mengonfirmasi secara terbuka apakah ia akan melanjutkan program ini setelah menjabat.

Namun, dua perusahaan yang didanai oleh program ini mengatakan bahwa mereka sudah berkomunikasi dengan penasihat Biden.

Menurut mereka, Biden menjanjikan investasi sebesar 25 miliar dollar AS lagi untuk pembuatan dan distribusi vaksin.

Dalam pidato kampanyenya beberapa minggu lalu, Biden berjnji bahwa warga AS tidak akan dikenakan biaya untuk vaksin di bawah pemerintahannya.

Ia juga menyebut bahwa setiap kandidat vaksin akan dipastikan keamanan dan keefektifannya terlebih dahulu sebelum didistribusikan di AS. Untuk itu, ia meminta data dari uji coba yang dilakukan terhadap vaksin untuk dipublikasikan. 

Baca juga: Survei Tunjukkan Banyak Orang Belum Paham OTG, Simak Penjelasannya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi