Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: 6 Negara Laporkan Kasus Virus Corona di Peternakan Cerpelai

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Nicolai Dybdal
Cerpelai/musang
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Denmark dan Amerika Serikat (AS) merupakan dua di antara enam negara yang melaporkan kasus virus corona kaitannya dengan peternakan cerpelai.

Mengutip AFP, Sabtu (8/11/2020), informasi ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut WHO, selain dua negara tersebut, Italia, Belanda, Spanyol, dan Swedia adalah negara lain yang telah menemukan virus SARS-CoV-2 pada hewan cerpelai.

Pemerintah Denmark sendiri telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat di bagian utara negara setelah peringatan tentang mutasi virus dari cerpelai ke manusia dan menginfeksi 12 orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopenhagen juga telah mengeluarkan peringatan bahwa mutasi dapat mengancam keefektifan vaksin yang tengah dikembangkan dan memerintahkan pemusnahan sekitar 15-17 juta cerpelai di wilayah negara itu.

Pada hari Sabtu (7/11/2020), Pemerintah Inggris melarang masuk seluruh warga negara asing (non-resident) yang datang dari Denmark setelah mutasi yang berhubungan dengan peternakan cerpelai ditemukan pada manusia.

Baca juga: Duka Peternak di Denmark, Relakan 15 Juta Cerpelai Dimusnahkan karena Covid-19...


Mutasi virus

Para ilmuwan mengatakan, mutasi virus adalah hal yang umum terjadi dan sering kali tidak berbahaya. Adapun kasus ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius pada manusia.

Namun, kewenangan kesehatan Denmark mengungkapkan perhatiannya pada strain yang dikenal sebagai "Cluster 5" ini. 

"Pengamatan awal menunjukkan bahwa gambaran klinis, tingkat keparahan, dan penularan di antara mereka yang terinfeksi, serupa dengan virus SARS-CoV-2 yang menyebar selama ini," kata WHO dalam pernyataannya, Jumat (7/11/2020).

Meski demikian, WHO mengakui bahwa varian "Cluster 5" ini memiliki kombinasi mutasi atau perubahan yang belum pernah diamati sebelumnya.

Implikasi dari perubahan yang teridentifikasi pada varian ini pun belum dapat dipahami sepenuhnya.

Baca juga: 10.000 Cerpelai di Amerika Serikat Tewas karena Virus Corona

Sensitivitas antibodi

WHO mengungkapkan, temuan awal mengindikasikan bahwa varian yang berhubungan dengan cerpelai ini telah cukup menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penawar.

Badan PBB ini un menyerukan studi lebih lanjut untuk melakukan verifikasi temuan awal dan memahami implikasi potensial dari temuan ini, yaitu dalam hal diagnostik, terapeutik, dan vaksin yang tengah dikembangkan.

"Meskipun virus diyakini berhubungan dengan kelelawar, tetapi asal dan inang perantara SARS-CoV-2 belum diidentifikasi," kata WHO.

Sebagai informasi, sejak bulan Juni 2020, ada 214 kasus Covid-19 pada manusia yang telah diidentifikasi di Denmark dengan varian yag terkait cerpelai, termasuk 12 kasus dengan varian unik yang dilaporkan pada 5 November lalu.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi