Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Profil Enam Tokoh Pahlawan Nasional Baru | Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Populer Tren

KOMPAS.com - Profil 6 pahlawan baru yang diumumkan dalam peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020 kemarin, menjadi salah satu berita terpopuler di laman Tren.

Selain itu ada pula berita mengenai Pertempuran Surabaya yang menjadi cikal bakal lahirnya peringatan hari pahlawan.

Kemudian, berita promo tiket murah Sriwijaya Air juga banyak mendapatkan perhatian pembaca.

Disusul kemudian mengenai analisis BMKG mengenai cuaca terik di Jawa Tengah dan seputar status siaga Gunung Merapi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selengkapnya berikut ini ringkasan berita Populer Tren sepanjang Selasa hingga Rabu (11/11/2020):

1. Profil 6 pahlawan nasional baru

Pada peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Presiden Joko Widodo akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh terpilih.

Dilansir dari Antara, Senin (9/11/2020) Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, ada enam tokoh yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun ini.

Mereka yaitu Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara; Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat; dan Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari Provinsi DKI Jakarta.

Kemudian Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara; MR SM Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara; dan Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi dari Provinsi Jambi.

Selengkapnya dapat dibaca di sini:

Hari Pahlawan 2020, Ini Profil Enam Tokoh Pahlawan Nasional Baru

2. Pertempuran Surabaya, cikal bakal peringatan Hari Pahlawan

Meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, itu bukan berarti sudah sepenuhnya bebas dari upaya bangsa lain yang masih ingin menguasai kembali.

Berdasarkan paparan di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Surabaya memang menjadi kota terjadinya pertempuran terbesar pada masa setelah kemerdekaan.

Pertempuran itu terjadi pada 10 November 1945 antara pejuang republik dengan pasukan tentara sekutu.

Lebih lengkapnya mengenai sejarah Pertempuran Surabaya dapat dilihat di sini:

Mengenang Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan

3. Promo tiket Rp 170.000 Sriwijaya Air

Maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengadakan promo dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-17.

Promo ini berupa Flash Sale tiket penerbangan mulai dari Rp 170.000 untuk berbagai rute penerbangan.

Informasi harga spesial ini diunggah Sriwijaya melalui akun-akun media sosialnya, salah satunya melalui Instagram @sriwijayaair.

Ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus diperhatikan untuk program flash sale ini.

Pertama, harga yang dipatok, yakni mulai dari Rp 170.000 adalah tarif dasar (basic fare).

Ini belum termasuk biaya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Iuran Wajib Jasa Raharja (IWJR), dan Airport Tax/ Passanger Service Tax (PSC).

Selengkapnya silakan dibaca di sini:

Ulang Tahun, Sriwijaya Air Beri Promo Tiket Rp 170.000, Cek Syarat Ketentuannya!

4. Penjelasan BMKG soal cuaca terik di Jawa Tengah

Cuaca di sejumlah daerah Jawa Tengah, seperti Surakarta, Sragen, Sukoharjo, dan sekitarnya, terasa terik beberapa hari terakhir.

Tak hanya siang hari, hawa panas juga terasa saat malam tiba.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Achadi Subarkah Raharjo, menjelaskan cuaca panas yang terasa saat siang hari disebabkan cuaca cerah berawan.

Menurutnya, saat ini tutupan awan tidak terlalu tebal.

"Cuaca cerah-cerah berawan saat siang hari di tengah musim penghujan ini disebabkan oleh subidensi massa udara kering," ujar Achadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/11/2020) malam.

Mengenai cuaca di Jateng, selengkapnya dapat disimak di sini:

Cuaca Terik Terasa di Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG

5. Indikator gunung api bisa jadi tidak aktif

Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada ke Siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020).

Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke aktivitas yang membahayakan penduduk.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida.

"Sehubungan dengan hal tersebut maka status aktivitas Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada menjadi Siaga (level III)," ujar Hanik, Kamis (5/11/2020).

Lantas, apa saja indikator dan perlu berapa tahun gunung api bisa menjadi tidak aktif?

Selengkapnya dapat dibaca di sini:

Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif?

 
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Rizal Setyo Nugroho
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi