Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Guncang Kabupaten Bandung Pagi Tadi, Apa Pemicunya?

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
Tangkapan layar peta gempabumi yang mengguncang Kecamatan Rancabali, Bandung pada Minggu (15/11/2020).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan magnitudo 3.0 mengguncang wilayah Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Minggu, (15/11/2020) pukul 06.01 WIB.

Berdasarkan situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bmkg.go.id, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.16 LS dan 107.5 BT dengan kedalaman 14 km.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, episenter gempa berada pada jarak 15 km arah barat daya Kabupaten Bandung.

"Episenter terletak pada koordinat 7.16 LS dan 107.5 BT tepatnya di darat pada jarak 15 km arah baratdaya Kab. Bandung kedalaman 14 kilometer," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daryono mengatakan, menurut hasil analisis BMKG, gempa ini dirasakan di Kecamatan Ranca Bali dalam skala intensitas II MMI.

Guncangan gempa dirasakan oleh banyak orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Daryono menyebutkan, sampai saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan sebagai dampak dari gempa tersebut.

"Hingga pukul 7.56 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," lanjut dia.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Gempa Aceh 5,3 M 14 November 2020

Sesar Garsela

Menilik kejadian gempa yang terjadi pagi ini, Daryono mengatakan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu adanya aktivitas Sesar Garsela (Garut Selatan).

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (2/11/2020), ada enam hal yang perlu diketahui mengenai Sesar Garsela, antara lain:

1. Sesar Garsela merupakan sesar aktif

Dalam catatan BMKG, sejak tahun 2008 mengungkap adanya kluster aktivitas kegempaan/seismisitas di zona sesar ini yang mengindikasikan bahwa Sesar Garsela termasuk sesar aktif.

2. Sering gempa, dengan kekuatan tidak lebih dari M 5.0

Daryono mengatakan, zona sesar Garsela memang sering terjadi aktivitas gempa, tetapi tidak pernah ada yang magnitudonya melebihi 5.0.

Rata-rata gempa di zona ini memiliki kekuatan kecil, namun karena kedalamannya yang sangat dangkal membuat guncangannya terasa hebat di permukaan.

3. Aktivitas gempa berpotensi merusak

Satu hal yang patut diwaspadai, meskipun magnitudonya kecil dan dangkal, aktivitas gempa ini dapat merusak.

Banyak kasus gempa berkekuatan di bawah 5.0 dan menimbulkan kerusakan.

Gempa yang berpusat di Sesar Garsela pernah memicu kerusakan, yakni Gempa Rancaekek dan Nagreg pada 18 Juli 2017.

Selain itu, ada beberapa rumah di Kecamatan Ibun dan Kertasari juga mengalami kerusakan.

4. Pola gempa di Garut Selatan

Jika mengamati kluster gempa-gempa di Garut Selatan, tampak polanya berarah barat daya-timur laut.

Struktur Sesar garsela jalurnya memanjang dari selatan Garut ke selatan Bandung.

Adapun aktivitas gempa yang terjadi di zona ini dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip).

5. Panjang sesar 42 kilometer

Jika ditarik garis lurus, panjang sesar Garsela sekitar 42 kilometer. Zona Sesar garsela terbagi dalam dua segmen, yakni segmen Rakutai dan Segemen Kencana, yang keduanya sama-sama aktif.

6. Sesar Garsela menjadi tantangan para ahli

Daryono menjelaskan, sampai saat ini belum diketahui laju pergeseran sesarnya dan berapa magnitudo tertargetnya yang dapat dilepaskan oleh Sesar Garsela.

Oleh karena itu, Sesar Garsela menjadi tantangan bagi para ahli geologi gempa dan geodesi untuk mengungkapkannya.

Baca juga: Gempa M 5,2 di Sumba Barat Daya Terasa hingga Bima, Warga: Kami Langsung Berhamburan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi