Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Benazir Bhutto Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan

Baca di App
Lihat Foto
AP Photo
Mendiang PM Pakistan, Benazir Bhutto.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 32 tahun lalu, tepatnya 16 November 1988, Benazir Bhutto terpilih sebagai Perdana Menteri perempuan pertama di Pakistan.

Dilansir dari Britannica, terpilihnya Bhutto sekaligus menjadi tonggak sejarah baru.

Dia mencatatkan dirinya sebagai perempuan pertama dalam sejarah modern yang dipercaya memimpin negara dengan penduduk mayoritas muslim.

Bhutto menjabat sebagai PM Pakistan selama dua periode, yakni pada 1988-1990, dan kemudian menjabat lagi pada 1993-1996.

Keluarga politisi

Benazir Bhutto lahir di Karachi, Pakistan, pada 21 Juni 1953. Dia adalah putri dari politisi Zulfikar Ali Bhutto, yang memimpin Pakistan pada 1971 hingga 1977.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bhutto mengenyam pendidikan tingginya di Universitas Harvard pada 1973 dan memperoleh gelar sarjana muda (B.A.). Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Oxford.

Pada 1977, Bhutto lulus dari Universitas Oxford dengan gelar sarjana muda di bidang filsafat, ilmu politik, dan ekonomi.

Karier politik Bhutto dimulai setelah kematian ayahnya pada 1979. Zulfikar Ali Bhutto dieksekusi mati oleh pemerintahan diktator militer Mohammad Zia-ul-Haq.

Setelah eksekusi mati ayahnya, Bhutto menjabat sebagai pimpinan Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang didirikan oleh ayahnya.

Pada periode 1979 hingga 1984, Bhutto harus merasakan hidup dalam bayang-bayang militer yang sering menjatuhkan hukuman tahanan rumah terhadap dirinya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Tragis Satu Tim Sepak Bola

Terpilih sebagai PM

Bhutto mengasingkan dirinya selama dua tahun, yakni pada 1984 hingga 1986, untuk menghindar dari tekanan militer Pakistan yang begitu kuat.

Namun, setelah kebijakan darurat militer dicabut pada 1986, dia kembali ke Pakistan dan langsung menjadi salah satu figur politisi terkemuka yang memimpin oposisi terhadap Presiden Zia.

Pada Agustus 1988, Presiden Zia tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat misterius. Tewasnya Zia mengakibatkan terjadinya kekosongan kekuatan dalam peta politik Pakistan.

Dalam pemilihan umum yang digelar setelah kematian Zia, PPP di bawah kepemimpinan Bhutto sukses memenangi kursi terbanyak di Majelis Nasional.

Bhutto kemudian dilantik sebagai PM Pakistan pada 1 Desember 1988. Pemerintahannya terdiri dari koalisi berbagai partai politik yang ada di Pakistan saat itu.

Gejolak politik Pakistan

Diberitakan Kompas.com, 21 Juni 2018, meski mencatatkan prestasi sebagai PM perempuan pertama di Pakistan, namun Bhutto tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi tumpukan masalah di negara itu.

Bhutto tidak mampu mengatasi kemiskinan Pakistan yang tersebar luas, korupsi di kalangan pemerintahan, dan meningkatnya kriminalitas.

Pada Agustus 1990, Presiden Ghulam Ishaq Khan menggulingkan pemerintahan Bhutto atas tuduhan korupsi dan penyimpangan lainnya.

Presiden kemudian memerintahkan penyelenggaraan pemilu. Namun, PPP mengalami kekalahan dalam pemilu Oktober 1990 sehingga Bhutto hanya menjadi pemimpin oposisi parlementer.

PPP memenangkan pemilu pada Oktober 1992, dan Bhutto kembali menjadi kepala pemerintahan koalisi.

Lagi-lagi, pemerintahan Bhutto dituduh melakukan korupsi, dianggap salah mengurus perekonomian, dan gagal menegakkan hukum. Presiden Farooq Leghari lantas menghentikan pemerintahan Bhutto.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: BI Edarkan Uang Rp 5.000 Bergambar Imam Bondjol

Pengasingan

Ketika berada di pengasingan di Inggris dan Dubai, dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada 1999 atas tindakan korupsi.

Bhutto tetap mengendalikan partainya dari luar negeri dan ditegaskan kembali sebagai pemimpin PPP pada 2002.

Dia kembali ke Pakistan pada 18 Oktober 2007, setelah Presiden Musharraf memberikan pengampunan atas semua tuduhan korupsi.

Setelah 8 tahun di pengasingan, kembalinya Bhutto ke Pakistan disambut serangan bom bunuh diri yang menewaskan 136 orang.

Dia selamat dari serangan tersebut karena terlindungi oleh kendaraan lapis baja.

Meninggal dunia pada 2007

Pada 27 Desember 2007, Bhutto tengah disibukkan dengan kegiatan kampanye di Rawalpindi, sebagai persiapan mengikuti pemilu berikutnya.

Nahas, setelah berpidato di depan ribuan pendukungnya, serentetan tembakan dilepaskan ke arah Bhutto dan menewaskannya.

Setelah melakukan aksinya, pelaku penembakan meledakkan dirinya dengan bom dan menewaskan 28 orang serta melukai 100 orang lainnya.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pakistan menyatakan, Bhutto tewas bukan karena terkena peluru atau pecahan peluru, melainkan kepalanya terbentur bagian sunroof dari mobilnya.

Ratusan ribu pelayat memberi penghormatan terakhir bagi Benazir Bhutto pada 28 Desember 2007 dan Pakistan mengumumkan masa berkabung selama tiga hari.

Benazir Bhutto dimakamkan di makam keluarganya di Garhi Khuda Bakhsh, provinsi Sindh.

Baca juga: 10 Tahun Berlalu, Misteri Pembunuhan Benazir Bhutto Belum Terungkap

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi