Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Fenomena Halo Matahari di Surabaya, Apa yang Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Istimewa
Halo matahari di Surabaya, Minggu (15/11/2020)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Fenomena matahari cincin atau halo matahari terpantau di Surabaya, Jawa Timur pada, Minggu (15/11/2020).

Fenomena ini sempat diabadikan oleh salah satu warganet di media sosial Twitter.

Baca juga: Viral, Cerita Pria di Jawa Timur yang Depan Rumahnya Selalu Dipenuhi Parkir Mobil yang Tak Dikenal

Baca juga: Ramai Fenomena Disebut Lintang Kemukus, Ini Penjelasan Lapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadinya fenomena halo matahari di Surabaya juga dibenarkan oleh astronom amatir, Marufin Sudibyo.

"Ya betul ada kawan yang ngirimi (foto) dari Surabaya," kata Marufin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Marufin mengatakan, berdasarkan penuturan kawannya, fenomena matahari cincin itu teramati sekitar pukul 09.00 WIB hingga setengah jam setelahnya.

"Di Gresik juga dilaporkan terlihat. Kalau dari tempat lain belum ada laporan," kata Marufin.

Baca juga: Ramai soal Latihan Terbang Malam di Langit Yogyakarta-Klaten, Ini Penjelasan TNI AU

Terjadinya halo matahari

Marufin mengatakan, fenomena halo matahari sejatinya bukan fenomena langit, karena sejatinya terjadi dalam atmosfer Bumi saja.

Halo Matahari terjadi karena pembiasan cahaya Matahari oleh awan tinggi tipis yang disebut awan Cirrus.

Terutama bila awan itu mengandung butir-butir es mikro berstruktur heksagonal lempeng.

"Jadi proses pembentukan halo matahari mirip dengan pelangi. Hanya pada pembentukan pelangi, posisi Matahari ada di belakang kita sementara tetes-tetes hujan ada di depan kita," kata Marufin.

Baca juga: Fenomena Topi Awan yang Terjadi Serentak di 4 Gunung, Ada Apa?

Dia mengatakan, berkas cahaya matahari dibiaskan oleh tetes-tetes air hujan itu lalu dipantulkan sempurna sehingga arahnya berkebalikan dibanding arah datangnya cahaya matahari.

"Proses itu membentuk busur cahaya setengah lingkaran yang dilengkapi komponen warna pelangi," ujar dia.

Sementara pada halo matahari, awan dan matahari ada di depan kita. Cahaya matahari dibiaskan butir-butir es dalam awan tanpa dipantulkan lagi.

"Sinar hasil pembiasan nampak sebagai lingkaran bercahaya putih (bila awannya sangat tipis) atau bahkan lingkaran bercahaya pelangi (jika awannya sedikit lebih tebal). Pusat lingkaran persis berimpit dengan posisi matahari dan diameter lingkarannya sebesar 22 derajat," kata Marufin.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Durasi halo matahari

Marufin menyebut, halo matahari sering terbentuk di kawasan yang sedang dinaungi awan Cirrus, sementara kedudukan matahari setempat ada di sekitar titik kulminasi atasnya.

Secara sederhana, Marufin mengatakan, halo matahari sering terlihat pada tengah hari.

Sementara itu, durasi ketampakan halo matahari tergantung posisi Matahari dan dinamika awan Cirrus itu sendiri.

"Ada yang berjam-jam, ada pula yang singkat saja," imbuh dia.

Baca juga: Viral, Video Batu Hitam Disebut Meteor Jatuh dari Langit hingga Timpa Rumah Warga

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waktu yang Tepat untuk Berjemur Di Bawah Sinar Matahari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi