Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Keluar dari Resesi, Ekonomi Tumbuh 5 Persen

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Jepang - Tokyo Tower.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Jepang akhirnya keluar dari resesi. Pada kuartal III tahun 2020, ekonomi Jepang tumbuh 5 persen, lebih baik dari perkiraan para ekonomom.

Dilansir AFP, Senin (16/11/2020), kenaikan permintaan domestik serta ekspor mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang.

Pada kuartal sebelumnya, Negeri Sakura itu mencatatkan penyusutan ekonomi 8,2 persen, lebih dalam dari perkiraan sebelumnya 7,9 persen.

Angka itu merupakan yang terburuk bagi Jepang, sejak data pembanding tersedia pada 1980. Bahkan, melebihi dampak krisis ekonomi global 2008.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III ini menjadi kabar baik bagi pemerintah Jepang yang telah menghindari langkah-langkah penguncian ketat akibat virus corona.

Pencapaian ini juga mematahkan ekpektasi ekonom yang menyebut pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal III pada 4,4 persen.

Baca juga: 10 Kiat Memulai Bisnis buat Milenial di Tengah Badai Resesi

Para analis mengatakan, pemulihan ekonomi kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal terakhir tahun ini.

"Antara Juli dan September, kegiatan ekonomi di Jepang kembali ke status yang agak normal karena pemerintah mencabut keadaan darurat di negara itu," kata Naoya Oshikubo, ekonom senior di Sumitomo Mitsui Trust.

"Ke depan, kami percaya bahwa angka PDB pada kuartal berikutnya akan terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun dengan kecepatan lebih lambat," tambahnya.

Jepang sebelumnya telah berjuang dengan ekonomi yang stagnan dan dampak dari kenaikan pajak konsumsi yang diterapkan tahun lalu sebelum pandemi melanda.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pekan lalu menginstruksikan para menterinya menyusun paket stimulus ekonomi baru untuk membantu ekonomi menghadapi pandemi virus corona.

Suga mengeluarkan peringatan atas peningkatan infeksi virus corona baru-baru ini.

Namun di sisi lain, dia mengatakan kampanye pemerintah untuk mempromosikan pariwisata domestik tidak akan dihentikan.

Baca juga: SpaceX Luncurkan 4 Astronot ke Stasiun Luar Angkasa, Salah Satunya Veteran dari Jepang

Sejauh ini, Jepang telah mencatat hampir 120.000 kasus infeksi virus corona, dengan kurang dari 2.000 kematian.

Pada April 2020, Jepang memberlakukan keadaan darurat nasional. Tetapi pembatasan yang diterapkan di Jepang lebih longgar dibandingkan banyak negara.

Negeri Matahari Terbit itu tak mengeluarkan mekanisme penegakan hukum untuk menutup bisnis atau menahan orang agar tetap di rumah.

Setelah kasus menurun, Jepang mencabut status darurat nasional pada Juni 2020.

Awal tahun ini, pemerintah menghabiskan dana besar-besaran, termasuk mengirimkan sekitar 900 dollar AS dana stimulus untuk setiap orang dewasa dan anak-anak di negara itu.

Ekonom Jepang di Capital Economics, Tom Learmouth, mengatakan efek dari stimulus jelas dalam angka terbaru, dengan kenaikan 2,2 persen kuartal ke kuartal dalam belanja publik.

Baca juga: Korban Kekerasan Seksual di Jepang Melonjak Selama Pandemi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi