Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Diperkirakan Sudah Menyebar di Italia Sejak September 2019

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona menginfeksi tubuh menyebabkan Covid-19. Pada sebagian orang Covid-19 dapat mematikan, studi mengungkap virus SARS-CoV-2 dapat memengaruhi protein interferon tipe I (IFN) dalam melawan virus dan membuat sistem kekebalan berbalik melawan dirinya sendiri.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Virus corona di Italia diperkirakan sudah menyebar lebih cepat beberapa bulan sebelum kasus terkonfirmasi positif pertama dilaporkan.

Melansir Reuters, Senin (16/11/2020), sebuah studi yang dilakukan National Cancer Institute (INT) di Milan, Italia, menemukan kemungkinan virus corona telah beredar di Italia sejak September 2019.

Hal ini menandakan virus menyebar ke luar China lebih awal dari yang diperkirakan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan keberadaan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 tidak diketahui sebelum wabah dilaporkan di Wuhan, China, pada akhir tahun lalu.

Namun, tak bisa dikesampingkan terkait kemungkinan virus corona telah menyebar secara diam-diam ke tempat lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: RS Kewalahan, Pasien Suspek Covid-19 di Italia Terima Oksigen Dalam Mobilnya

Pada Senin (16/11/2020), WHO mengatakan tengah meninjau hasil dari Italia tersebut dan mencari klarifikasinya.

Untuk diketahui, pasien Covid-19 pertama di Italia dilaporkan pada 21 Februari 2020, di sebuah kota kecil dekat Milan, wilayah utara Lombardy.

Temuan para peneliti Italia diterbitkan majalah ilmiah INT Tumori Journal.

Baca juga: Epidemiolog: Peningkatan Kasus Covid-19 Belakangan Ini Dampak Cuti Bersama

Penelitian itu menunjukkan sebesar 11,6 persen dari 959 sukarelawan sehat yang terdaftar dalam uji coba skrining kanker paru pada September 2019 hingga Maret 2020, telah mengembangkan antibodi virus corona, jauh sebelum Februari 2020.

Sementara itu, tes antibodi SARS-CoV-2 lebih lanjut dilakukan oleh Universitas Siena.

Hasilnya menunjukkan empat kasus sejak minggu pertama Oktober 2019 positif untuk antibodi, dimungkinkan mereka telah terinfeksi Covid-19 pada September.

"Ini adalah temuan utama. Orang tanpa gejala tidak hanya menjadi positif setelah tes serologis, tapi juga memiliki antibodi yang mampu membunuh virus," ujar salah satu penulis studi, Giovanni Apolone.

Baca juga: Vaksin Moderna dan Pfizer Diklaim Efektif Lawan Corona, Ini Kata Epidemiolog

Ini mengartikan, virus corona jenis baru bisa beredar di masyarakat dalam waktu yang lama, dengan tingkat kematian yang rendah.

"Bukan karena (virus) menghilang, hanya melonjak lagi," ujar Apolone.

WHO mengatakan akan menghubungi penulis makalah untuk membahas dan mengatur analisis lebih lanjut dari sampel yang tersedia.

Pada Maret 2020, peneliti Italia melaporkan kasus penumonia dan flu parah lebih tinggi dari biasanya di Lombardy pada kuartal terakhir 2019.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi