Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Ragukan Vaksin Pertama Covid-19 Membawa Herd Immunity

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Blue Planet Studio
Ilustrasi vaksin Pfizer 90 persen efektif berdasarkan pengamatan dari sekitar 43.000 relawan, hanya 94 orang yang terkonfirmasi Covid-19, sejak pemberian dosis kedua vaksin atau plasebo.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah dan pejabat negara menyuarakan harapan mereka bahwa vaksin virus corona dapat membawa kekebalan kelompok atau herd immunity.

Harapan itu muncul dengan perhitungan mengimunisasi dua pertiga dari populasi dapat menghentikan pandemi dan membantu melindungi seluruh komunitas atau negara.

Akan tetapi, para ahli menyebut harapan seperti itu 'salah alamat'.

Untuk mencapai herd immunity dengan vaksin Covid-19, perlu melibatkan berbagai faktor, beberapa di antaranya tidak diketahui.

"Kekebalan kawanan terkadang salah dipahami sebagai perlindungan individu," kata ahli dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat kesehatan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) Josep Jansa, dikutip dari Reuters, Rabu (18/11/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak pantas untuk berpikir 'Saya sendiri tidak akan terpengaruh karena ada kekebalan kelompok'. Kekebalan kawanan mengacu pada perlindungan komunitas, bukan pada bagaimana seseorang dilindungi," ujar dia.

ECDC menggunakan perkiraan ambang herd immunity sebesar 67 persen untuk modelnya.

Sementara, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pembatasan Covid-19 di negaranya dapat dicabut jika 60-70 persen populasi telah memperoleh kekebalan, baik melalui vaksin atau infeksi.

"Ide herd immunity adalah untuk melindungi yang rentan. Ide di baliknya adalah jika 98 persen dari populasi semuanya telah divaksinasi, akan ada sangat sedikit virus di komunitas, sehingga 2 persen akan terlindungi. Itulah intinya," kata profesor imunologi dan penyakit menular di Edinburgh University Eleanor Riley.

Baca juga: Update Corona Dunia 19 November: 56 Juta Orang Terinfeksi | Penelitian soal Vaksin Sinovac

Tingkat reproduksi

Inti dari kalkulasi kesehatan masyarakat tentang konsep Covid-19 ini adalah tingkat reproduksi atau nilai R dari virus yang menyebabkannya.

Dengan asumsi kemanjuran vaksin secara penuh ambang batas persentase imunitas kelompok untuk penyakit menular dihitung dengan membagi 1 dengan nilai R, mengurangi hasil dari 1, dan mengalikan dengan 100.

Misalnya, herd immunity dari campak dengan perkiraan nilai R 12 atau lebih tinggi, akan aktif hanya ketika 92 persen atau lebih dalam satu kelompok kebal.

"Masalahnya adalah untuk saat ini kami tidak tahu persis seberapa cepat virus menyebar tanpa tindakan pencegahan dan dengan perjalanan normal dan aktivitas sosial yang kami lakukan setahun yang lalu," kata profesor imunologi di Medical University of Vienna Winfried Pickl.

Dengan demikian, banyak negara masih jauh dari keadaan normal. Asumsinya adalah nilai R Covid-19 akan mendekati 4.

Selain itu, kemanjuran vaksin yang kurang dari 100 persen akan membutuhkan peningkatan persentase cakupan yang sesuai untuk mencapai herd immunity.

Seorang sarjana di Johns Hopkins Center for Health Security Amesh Adalja mengatakan, target yang baik untuk kekebalan di Amerika Serikat adalah lebih dari 70 persen populasi yang akan diberikan vaksin, tetapi angka itu bisa meningkat jika vaksin kurang efektif.

Para ahli menjelaskan, faktor penting lannya adalah apakah vaksin yang dipilih pemerintah dapat menghentikan penularan virus.

Bukti sejauh ini menunjukkan vaksin Covid-19 pertama yang masuk ke pasar setidaknya akan menghentikan orang mengembangkan penyakit itu.

Namun, tidak dapat dikesampingkan bahwa orang-orang masih akan tertular virus dan menularkannya kepada orang lain tanpa diketahui.

Profesor dan Wakil Direktur Institute of Virology dari Mainz University Bodo Plachter mengatakan, infeksi pernapasan sulit dhentikan sepenuhnya dengan vaksin.

"Mungkin saja orang yang divaksinasi akan melepaskan lebih sedikit virus, tapi keliru jika menganggap vaksinasi saja dapat menekan pandemi," jelas dia.

Baca juga: Diklaim Efektivitasnya Tinggi, Vaksin Corona Pfizer dan Moderna Tetap Miliki Efek Samping

Fokus melindungi yang rentan

Untuk saat ini, menurut Riley, fokus menciptakan herd immunity melalui vaksinasi Covid-19 tidak membuahkan hasil.

Pendekatan yang lebih baik yakni dengan menggunakan persediaan vaksin terbatas pertama untuk melindungi mereka yang paling membutuhkan, tanpa mengkhawatirkan anggota kawanan yang lebih kuat dan memiliki peluang hidup lebih besar.

"Mari kita lupakan tentang melindungi massa untuk melindungi yang rentan," kata dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Ketentuan Soal Vaksinasi di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi