Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Dikabarkan Tumbuh di Berbagai Tempat, Benarkah Termasuk Bunga Langka?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO
Warga menunjukkan bunga bangkai (Amorphophallus paeoniifolius) yang tumbuh bermekaran di kawasan hutan Segoro Gunung, Desa Nglinduk, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (17/11/2020) sore. Ratusan bunga bangkai bermunculan di hutan seluas 600 hektar tersebut di awal memasuki musim penghujan ini.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Bunga bangkai dikabarkan bermunculan atau bermekaran di berbagai daerah.

Warganet menemukannya seperti di daerah Bantul, Mojokerto, Banten, dan daerah lainnya.

Dikutip Kompas.com, Rabu (18/11/2020), ratusan bunga bangkai tumbuh di kawasan hutan Segoro Gunung, Desa Nglinduk, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Baca juga: Mengenal Bunga Bangkai Amorphophallus titanum yang Mekar di Kebun Raya Bogor...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena tersebut mulai muncul sejak awal November.

Aroma tak sedap karena bunga itu memenuhi kawasan hutan yang dipenuhi pohon jati sekitar 90 persen.

Bau busuk tumbuhan itu muncul mulai sore hingga malam hari. Terkadang baunya sampai ke permukiman.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Lantas, apakah bunga bangkai yang bermunculan di sejumlah daerah tersebut termasuk bunga langka?

Tidaklah sama

Peneliti bunga Raflesia dari Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Sofi Mursidawati menjelaskan, bunga bangkai yang banyak tumbuh di berbagai daerah tidaklah langka.

"Yang ini tidak langka. Namanya Amorphophallus paeniifolius," katanya kepada Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Sofi mengatakan bunga bangkai itu memiliki nama lokal Suweg.

Baca juga: Penelitian Terbaru: Cegah Penuaan Dini dengan Arbei

 

Bunga itu banyak ditemukan di hampir seluruh pulau di Indonesia.

Bunga Suweg tumbuh liar atau bisa tumbuh sendiri tanpa ditanam. Selain itu, kata dia, tidak harus saat musim hujan.

Sofi juga menjelaskan bahwa bunga bangkai itu tidak berbahaya. "Malah bisa dimakan umbinya," katanya lagi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Mandrake, Tumbuhan dengan Akar Mirip Manusia

Kesalahpahaman di masyarakat

Menurut Sofi, semua bunga bangkai tidaklah sama. Ada beragam jenis bunga bangkai di Indonesia.

Bunga bangkai yang saat ini banyak muncul di berbagai daerah, menurutnya bukanlah bunga bangkai langka dan berbahaya.

"Iya kesalahan yang terus-menerus terjadi karena nama lokalnya kadang-kadang disebut bunga bangkai. Diambil dari baunya yang busuk," kata Sofi.

Baca juga: 5 Bunga Termahal di Dunia, Salah Satunya Mencapai Rp 57 Miliar

Bunga bangkai atau Suweg memang masih satu kerabat dengan Amorphophallus titanum (bunga bangkai raksasa asal Sumatera).

Tapi Suweg tidak langka, sedangkan Amorphophallus titanum langka.

"Kesalahan umum ini udah lama. Jadi nama bunga bangkai ini melekat pada dua bunga ini. Amorphophallus titanun dan Rafflesia arnoldii. Dua-duanya langka, sama-sama bau bangkai dan sama-sama raksasa," imbuhnya.

Dia berharap masyarakat bisa memahami perbedaannya dan tidak mengulang kesalahan.

"Supaya masyarakat paham saja dan mau membaca lebih banyak. Kesalahan lama jangan diulang-ulang," imbuhnya.

Baca juga: Mengenal Bunga Telang, dari Cara Menanam hingga Manfaat bagi Kesehatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi