KOMPAS.com - Beragam pemberitaan mewarnai laman Tren pada Kamis (19/11/2020) hingga Jumat (20/11/2020) pagi.
Mulai dari pemberitaan terkait gambar lonceng yang ada di halaman dashboard Kartu Prakerja ramai dibicarakan keberadaannya oleh warganet di media sosial.
Kemudian ada juga video viral mirip ikan lele yang mampu meremukkan kaleng sehingga membuat isi minuman tumpah.
Hingga, pemberitaan mengenai pasien Covid-19 tanpa penyakit bawaan juga berisiko alami kematian.
Berikut lima berita yang meramaikan laman Tren:
1. Ramai gambar lonceng di halaman dashboard Prakerja
Gambar lonceng yang ada di halaman dashboard Kartu Prakerja ramai dibicarakan keberadaannya sejumlah warganet di media sosial.
Mereka mempertanyakan kegunaan dan maksud dari logo lonceng tersebut.
Menjawab hal itu, Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Louisa Tuhatu mengungkapkan tampilan dashboard Kartu Prakerja memang benar terdapat logo lonceng.
Adapun logo lonceng tersebut merupakan logo untuk pertanda apabila terdapat notifikasi baru yang masuk ke masing-masing akun.
Baca informasi selengkapnya di sini:
Ramai soal Gambar Lonceng di Halaman Dashboard Kartu Prakerja, Apa Itu?
2. Viral video ikan mirip lele remukkan kaleng minuman
Sebuah video yang merekam ikan mirip lele meremukkan kaleng minuman viral di media sosial Instagram.
Dalam video itu, ikan yang sudah terkulai lemas di sebuah wadah tanpa air. Meski demikian, ikan tersebut mampu meremukkan kaleng sehingga membuat isi minuman tumpah.
Dosen Departemen Perikanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Djumanto mengatakan, ikan yang ada dalam video itu adalah ikan moray eel (Anarrhichthys ocellatus ayres).
Habitat ikan tersebut berada di laut lintang tinggi yang memiliki suhu di bawah 20 derajat celcius. Kendati demikian, ia menyebut ada beberapa jenis moray eel yang ditemukan di perairan Indonesia, namun tak memiliki perbedaan fisiologi.
Artinya, baik moray eel yang ada di Indonesia maupun di laut lintang tinggi sama-sama memiliki taring tajam.
Informasi selengkapnya bisa dibaca di sini:
Viral Video Ikan Mirip Lele Remukkan Kaleng Minuman, Ini Penjelasan Ahli
3. Kereta api yang tak wajibkan syarat rapid test
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengumumkan daftar kereta api yang tidak mewajibkan penumpangnya untuk menyertakan hasil rapid test saat akan naik kereta melalui akun Instagramnya, @kai121_ pada Rabu (18/11/2020).
VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengatakan, tidak perlunya penumpang menyertakan hasil rapid test mengikuti aturan yang tertuang dalam SE Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 No. 9 Tahun 2020 dan SE Kemenhub DJKA No. 14 Tahun 2020.
Joni mengatakan, dalam surat edaran Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, mensyaratkan pengguna transportasi umum untuk menunjukkan lampiran surat keterangan hasil negatif PCR, non reaktif rapid test atau surat keterangan bebas influenza dari dokter rumah sakit/puskesmas, jika tidak tersedia layanan PCR/rapid test di daerahnya.
Dia menambahkan, dalam surat edaran yang sama, persyaratan tersebut dikecualikan untuk perjalanan kereta komuter dan dalam wilayah atau kawasan aglomerasi.
Penjelasan selengkapnya bisa dibaca di sini:
Cek, Ini Daftar Kereta Api yang Tidak Mewajibkan Syarat Rapid Test
4. Candi Borobudur ditutup terpal, pengunjung boleh masuk?
Sebuah unggahan bernarasikan Candi Borobudur ditutup menggunakan terpal sebagai antisipasi erupsi Gunung Merapi ramai di media sosial.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB), Wiwit Kasiyati, membenarkan adanya pemasang terpal paulin di sejumlah stupa dan teras lantai Candi Borobudur.
Adapun, stupa yang dipasangi terpal paulin tersebut berjumlah 36 dari 72 stupa di lantai 8 Candi Borobudur.
Walau beberapa stupa dilakukan penutupan, Wiwit mengatakan, pengunjung masih bisa memasuki dan berwisata di Candi Borobudur.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:
Ramai soal Candi Borobudur Ditutup Terpal Antisipasi Erupsi Merapi, Pengunjung Masih Boleh Masuk?
5. Pasien Covid-19 tanpa penyakit bawaan juga berisiko alami kematian
Pasien Covid-19 yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid disebutkan lebih berisiko mengembangkan penyakit parah hingga meninggal dunia.
Akan tetapi, ada juga kasus-kasus pasien Covid-19 yang tak memiliki penyakit bawaan atau non-komorbid.
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Satria Wiratama mengatakan tanpa komorbid juga berisiko meninggal.
Hal itu karena Covid-19 bisa merusak paru-paru, yang akhirnya menurunkan fungsi paru. Itu adalah salah satu sebabnya.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini:
Benarkah Pasien Covid-19 Tanpa Penyakit Bawaan Juga Berisiko Tinggi Alami Kematian?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.