Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Terkini dan Mengenal Tipe-tipe Erupsi Gunung Merapi

Baca di App
Lihat Foto
antaranews
Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/pri.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari level Waspada ke Siaga (level III) pada Kamis (5/11/2020).

Berdasarkan evaluasi data pemantauan, disimpulkan aktivitas vulkanik saat ini dapat berlanjut ke aktivitas yang membahayakan penduduk.

Setelah dua minggu berstatus siaga, bagaimana kondisi terkini Gunung Merapi?

Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan, dua minggu pasca kenaikan status Gunung Merapi, perkembangannya masih terus menunjukkan peningkatan aktivitas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPTKG juga terus memantau untuk selanjutnya menyampaikan perkembangan Gunung Merapi kepada masyarakat.

"Ya ini masih terus ada peningkatan aktivitas. Dari semua pemantauan, baik seismik, deformasi, kimia, visual, masih terus menunjukkan peningkatan," kata Hanik saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/11/2020) siang.

Baca juga: Link CCTV untuk Memantau Gunung Merapi dan Nomor Telepon Penting

Hanik menjelaskan, apabila Merapi erupsi, maka kemungkinan akan mengikuti pola erupsi pada 2006. Saat itu, tipe erupsinya efusif atau tipe Merapi.

Dalam erupsi tipe Merapi, magma dari dalam tubuh gunung api keluar secara efusif atau tanpa disertai ledakan, lalu membentuk kubah lava.

"Data sampai saat ini menunjukkan, jika Merapi erupsi akan efusif, namun akan disertai eksplosif. Tetapi ya kita tunggu saja, ya. Ini hanya perkiraan kita," ujar Hanik.

"Jadi kami perkirakan letusannya tidak akan sama atau melebihi 2010. Tidak akan seperti 2010, letusan seperti itu pasti jarak waktunya akan lama. Sebelum 2010, terakhir terjadi itu 130 tahun yang lalu, sekitar 1872," kata dia.

Baca juga: Ramai soal Candi Borobudur Ditutup Terpal Antisipasi Erupsi Merapi, Pengunjung Masih Boleh Masuk?

Tipe-tipe erupsi Gunung Merapi

Hanik juga memaparkan tipe-tipe erupsi Gunung Merapi. Ada 5 tipe erupsi yang pernah terjadi pada Gunung Merapi.

Berikut paparannya: 

Tipe erupsi freatik

Tipe erupsi freatik terjadi karena tekanan uap air di tubuh gunung api.

Erupsi freatik berbeda dengan erupsi magmatik yang terjadi karena keluarnya magma dari dalam tubuh gunung api.

"Erupsi freatik biasanya hanya mengeluarkan hujan abu, pasir, atau kerikil. Tahun 1768-2014, erupsi freatik pernah terjadi 19 kali di Merapi," kata Hanik.

Tipe erupsi vulkanian

Tipe ini merupakan erupsi eksplosif yang terjadi tanpa pertumbuhan kubah lava.

Erupsi vulkanian memiliki kekuatan menengah, yaitu dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) 2.

Adapun VEI sendiri merupakan ukuran dari kekuatan letusan gunung api.

Tipe erupsi suplinian

Tipe ini ditandai dengan semburan gas vulkanik dan abu vulkanik yang menyembur tinggi.

Hanik menjelaskan, letusan Merapi 2010 silam bertipe suplinian ini.

"Kalau yang letusan 2010, masuk yang tipe suplinian ini, erupsi tertingginya Merapi. Kalau kita bilang eksplosifitas indeksnya empat. Umumnya Merapi itu 2," terang Hanik.

Tipe erupsi Merapi

Tipe erupsi ini memang mengadopsi nama Gunung Merapi karena erupsi tersebut menjadi salah satu ciri khas Merapi.

Dalam erupsi tipe Merapi, magma dari dalam tubuh gunung api keluar secara efusif atau tanpa disertai ledakan, lalu membentuk kubah lava.

Setelah kubah lava terbentuk dan magma masih terus mengalami ekstrusi atau keluar dari permukaan, volume kubah lava akan kian membesar dan akhirnya runtuh.

Keruntuhan kubah lava itu bisa menghasilkan awan panas yang membahayakan masyarakat.

Tipe erupsi Merapi plus eksplosif

Saat erupsi tipe ini terjadi, kubah lava juga akan terbentuk dan kemudian mengalami keruntuhan sehingga menghasilkan awan panas.

Adapun tipe erupsi Merapi yang disertai erupsi eksplosif ini merupakan yang paling banyak terjadi di Gunung Merapi.

"Tipe ini ya tipe Merapi tadi ditambah dengan adanya konten gas yang tinggi sehingga dia menyebabkan eksplosifitas," kata Hanik.

Baca juga: Merapi Siaga, Apa Indikator dan Perlu Berapa Tahun bagi Gunung Api Bisa Jadi Tidak Aktif? 

Akbar Bhayu Tamtomo Riwayat Letusan Merapi sejak 1990-an

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi