KOMPAS.com - Seperti orang dewasa, bayi juga dapat memiliki alergi terhadap makanan yang dimakan, benda-benda yang disentuh, maupun partikel yang dihirup.
Akan tetapi ketika bayi tidak memiliki gejala ap apun, mungkin sulit untuk mencari tahu apakah bayi memiliki alergi atau tidak.
Dikutip Healthline, secara umum alergi pada bayi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
- makanan dan obat-obatan
- lingkungan
- musiman
Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat
Reaksi alergi terhadap makanan atau obat biasanya terjadi segera setelah suatu barang dikonsumsi. Bisa sangat ringan bahkan bisa mengancam nyawa.
Alergi lingkungan bisa berupa benda yang menyentuh kulit bayi (seperti detergen pada pakaian) atau benda yang terhirup (seperti debu). Alergi lingkungan dapat memengaruhi bayi Anda sepanjang tahun.
Alergi musiman, bagaimanapun, biasanya menjadi masalah selama beberapa waktu tertentu atau di lokasi tertentu. Mereka cenderung berasal dari luar ruangan misalnya pohon atau tanaman lain yang tumbuh di daerah tersebut.
Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI
Tanda-tanda alergi
Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap hal-hal yang biasanya tidak berbahaya.
Tanda-tanda reaksi alergi bisa sangat bervariasi tergantung pada individu dan jenis alerginya.
Kemungkinan untuk mengidap banyak alergi pada bayi kemungkinannya jauh lebih kecil daripada anak-anak, karena seseorang harus terpapar pada beberapa hal untuk beberapa waktu sebelum menjadi alergi.
Baca juga: Viral, Video Kuda Laut Jantan Lahirkan Bayi, Benarkah Demikian?
Alergi makanan dan obat-obatan
Gejala alergi makanan atau obat muncul dalam beberapa menit, bahkan satu atau dua jam kemudian.
Beberapa tanda alergi obat, seperti ruam, mungkin tidak muncul selama beberapa hari. Tanda-tanda alergi makanan dan obat yang paling umum meliputi:
- gatal-gatal atau ruam
- gatal
- sesak napas
Alergi makanan juga bisa menyebabkan mual, muntah, atau sakit perut.
Dalam beberapa kasus, bibir atau lidah bayi Anda mungkin mulai membengkak.
Baca juga: Viral, Unggahan Jasad Bayi 7 Bulan Ditemukan Terbawa Aliran Sungai di Malang
Alergi lingkungan
Meski jarang terjadi pada bayi, alergi terhadap debu, hewan peliharaan, jamur, serbuk sari, sengatan serangga, dan hal lain di lingkungan dapat memicu gejala alergi yang memengaruhi kepala dan dada.
Gejalanya seperti:
- bersin
- mata merah dan gatal
- batuk dan dada sesak
- pilek
Bayi Anda mungkin juga mengalami gatal-gatal, ruam, atau benjolan gatal jika kulitnya terpapar alergen atau sesuatu yang sensitif terhadapnya.
Sampo, sabun, deterjen, dan produk serupa adalah pemicu umum reaksi yang disebut dermatitis kontak.
Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?
Alergi musiman
Gejala utama alergi musiman, yang biasanya disebabkan oleh alergen nabati, mirip dengan gejala alergi lingkungan.
Gejalanya termasuk:
- bersin
- mata gatal atau berair
- batuk
- pilek
Jika bayi Anda mengalami gejala-gejala ini hanya pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, ia mungkin mengalami alergi musiman.
Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?
Bagaimana cara mengetahui apakah itu pilek atau alergi?
Salah satu caranya adalah dengan melihat waktu dan frekuensi gejala bayi Anda.
Pilek sangat umum terjadi pada bayi, sedangkan alergi musiman dan lingkungan yang disebabkan oleh alergen yang dihirup.
Pilek berlangsung selama satu atau dua minggu, lalu bayi akan sehat hingga dia menemukan pemicu alerginya lagi. Gejala alergi cenderung bertahan lebih lama.
Baca juga: INFOGRAFIK: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Terinfeksi Virus Corona
Kunci lainnya adalah ada tidaknya gejala tertentu lainnya. Misalnya, alergi tidak menyebabkan demam, tetapi kadang-kadang demam disertai pilek.
Untuk mendiagnosis alergi pada bayi bisa dilakukan dengan beberapa tes, antara lain:
- tes kulit
- tes darah
- tes diet eliminasi
Cara mengobati alergi pada bayi
Perawatan utama untuk bayi alergi adalah menghilangkan paparan alergen. Misalnya, jika bulu kucing adalah penyebabnya, Anda harus menjauhkan bayi Anda dari kucing tetangga.
Obat yang mengandung antihistamin adalah obat yang paling umum digunakan untuk mengobati alergi.
Antihistamin membantu meminimalkan reaksi alergi. Namun, kebanyakan antihistamin tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 2 tahun.
Periksa dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat apa pun untuk reaksi alergi bayi, dan pastikan untuk membaca label peringatan pada obat apa pun.
Baca juga: Populer sebagai Tanaman Obat, Apa Saja Manfaat Lidah Buaya?