Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Efektivitas Vaksin Pfizer Diklaim Mencapai 95 Persen...

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Bojan Milinkov
Ilustrasi vaksinasi lansia, vaksin untuk lansia
|
Editor: Sari Hardiyanto

 

KOMPAS.com - Vaksin Pfizer sempat membawa angin segar ketika mengumumkan klaim efektivitasnya yang mencapai 90 persen.

Pada Rabu, (18/11/2020) pembuat vaksin memperbarui efektivitasnya menjadi 95 persen, seperti dikabarkan The New York Times, Rabu (18/11/2020).

Data menunjukkan bahwa vaksin tersebut mencegah bentuk Covid-19 yang ringan dan parah menurut perusahaan itu.

Baca juga: 4 Vaksin Corona yang Efektivitasnya Diklaim Mencapai 90 Persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin itu diklaim 94 persen efektif pada orangtua, yang lebih rentan terinfeksi Covid-19 parah dan tidak menanggapi dengan kuat beberapa jenis vaksin.

Ahli imunologi di Universitas Yale, Akiko Iwasaki, mengatakan hasil pada orang di atas 65 tahun adalah yang paling menjanjikan.

“Kami tahu dari vaksin influenza bahwa sangat sulit untuk mencapai perlindungan pada kelompok usia ini dengan vaksin. Jadi keampuhan 94 persen pada kelompok itu sangat luar biasa,” katanya.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia


Permohonan izin darurat

Bahkan, perusahaan yang bekerja sama dengan BioNTech itu mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk mengajukan permohonan izin darurat ke Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan.

Hal itu meningkatkan harapan bahwa vaksin Pfizer dapat berfungsi dan segera menjadi kenyataan.

Dilansir CNN, Rabu (18/11/2020), uji coba vaksin coronavirus Pfizer itu merupakan analisis akhir dari Fase 3.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Pfizer mengatakan dari 43.661 sukarelawan yang terdaftar, 41.135 telah menerima dosis kedua dari vaksin atau plasebo.

Perusahaan juga mengatakan mereka telah mencoba merekrut beragam kelompok sukarelawan, untuk mencocokkan lebih dekat kelompok yang paling parah terkena dampak pandemi.

"Sekitar 42 persen peserta global dan 30 persen peserta memiliki latar belakang ras dan etnis yang beragam, dan 41 persen peserta global dan 45 persen berusia 56-85 tahun," kata Pfizer.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Klaim efektif

150 lokasi uji klinis di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brasil, dan Argentina akan terus mengumpulkan informasi tentang kemanjuran dan keamanan selama dua tahun lagi.

Perusahaan itu menemukan ada 170 kasus infeksi virus corona di antara relawan yang mengambil bagian dalam uji coba.

Dikatakan, 162 infeksi terjadi pada orang yang mendapat plasebo, atau suntikan garam biasa, sementara delapan kasus terjadi pada peserta yang mendapat vaksin sebenarnya. Itu sebabnya diklaim manjur 95 persen.

"Khasiat konsisten di seluruh usia, ras dan demografi etnis," menurut keterangan Pfizer dan mitranya BioNTech dalam pernyataan bersama.

Baca juga: Mengenal Kanker Langka Angiosarkoma, dari Penyebab hingga Gejalanya...

Sebuah kelompok independen telah mengawasi hasil dan efek samping.

"Sampai saat ini, Komite Pemantau Data untuk studi tersebut belum melaporkan masalah keamanan yang serius terkait dengan vaksin tersebut," kata perusahaan tersebut.

Satu-satunya kejadian merugikan Tingkat 3 (parah) yang terjadi lebih besar dari atau sama dengan 2 persen dalam frekuensi, setelah dosis pertama atau kedua adalah kelelahan pada 3,7 persen setelah dosis 2.

Baca juga: Covid-19, Kebohongan Pegawai Pizza, dan Lokcdown di Australia Selatan...

Masih dari The New York Times, jika vaksin telah resmi nantinya perlu diperhitungkan bagaimana vaksin itu didistribusikan.

Pfizer akan mengirimkan vaksin dalam kotak khusus berisi 1.000 hingga 5.000 dosis yang diisi dengan es kering dan dilengkapi dengan sensor berkemampuan GPS.

Vaksin Pfizer dapat disimpan di freezer konvensional hingga lima hari atau dalam pendingin khusus hingga 15 hari, selama es kering diisi ulang dan kotaknya tidak dibuka lebih dari dua kali sehari.

Vaksin harus disimpan pada suhu minus 94 derajat Fahrenheit, lebih dingin dari vaksin lain yang sedang dikembangkan.

Sementara itu menurut CNN, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu minus 75 derajat Celcius, atau minus 103 derajat Fahrenheit. Jauh di bawah kemampuan freezer standar.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi