Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pengaruh Lingkungan Nilai Akhlak, Pelajaran dari Putri Malu

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/AJAYTVM
Putri Malu atau Mimosa pudica.
Editor: Heru Margianto

SETELAH mengetahui bahwa saya tertarik pada tanaman yang disebut sebagai Putri Malu (Mimosa pudica), maka mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi memberikan sumbangsih dua pot berisi dua tanaman yang disebut sebagai Putri Malu.

Baca juga: Belajar Malu dari Putri Malu

Saling beda

Pak Sandy memberi tahu saya bahwa pot yang satu berisi tanaman Putri Malu yang diambil dari alam bebas sementara yang satu lainnya sudah dirawat dengan baik oleh Pak Sandy.

Semula saya tidak menyadari apa makna dari dua pot Putri Malu yang saling beda satu dengan lainnya mengenai latar belakang lingkungan alamnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun setelah saya lebih cermat mengamati kedua tanaman Putri Malu itu baru saya tersadar bahwa ada makna kemanusiaan di balik sumbangsih tanaman dari Pak Sandy itu.

Komparatif

Setelah saya lebih cermat amati maka tampil fakta bahwa tanaman Putri Malu yang berasal dari alam bebas maka belum terbiasa bersentuhan lahir-batin dengan manusia berperangai beda dengan tanaman Putri Malu yang telah dipelihara manusia maka sudah terbiasa bersentuhan lahir-batin dengan manusia.

Dedaunan Putri Malu yang berasal dari alam bebas lebih sensitif maka lebih cepat menutup atau menguncupkan diri apabila disentuh manusia atau tertiup angin.

Namun dedaunan Putri Malu yang sudah terbiasa dirawat oleh manusia ternyata relatif kurang sensitif terhadap pengaruh lingkungan maka hanya menguncupkan diri apabila disentuh secara berulang kali.

Kesimpulan

Maka berdasar observasi komparatif atas perilaku dua Putri Malu saling beda latar belakang lingkungan dapat ditarik kesimpulan bahwa tanaman Putri Malu yang telah terbiasa hidup bersama manusia lebih tidak tahu malu ketimbang tanaman Putri Malu yang berasal dari alam bebas.

Berarti di samping memiliki perasaan, tanaman Putri Malu memiliki daya adaptif demi menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Kesimpulan serupa juga dapat diamati pada perilaku anjing yang sudah terbiasa hidup domestikal bersama manusia dibandingkan dengan serigala yang terbiasa hidup bebas di alam bebas tanpa bersentuhan lahir-batin dengan manusia.

Saya pribadi merasakan analogi dengan perbedaan perilaku manusia yang tidak malu melakukan korupsi dengan perilaku manusia yang malu melakukan korupsi.

Masing-masing terpengaruh perbedaan lingkungan nilai serta akhlak satu dengan lainnya.

Tentu saja itu hanya kesimpulan subyektif saya sendiri belaka. Jika tidak setuju dan jika Anda punya waktu untuk melakukannya, silakan Anda membuat kesimpulan Anda sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi