Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tren Fashion Pakaian Bekas, Bagaimana agar Aman dari Rasa Gatal?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Beberapa thrift shop berpartisipasi dalam acara Urban Sneaker Society 2019.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Masyarakat terutama kalangan muda-mudi tengah menggandrungi fenomena thrifting atau membeli barang bekas untuk menghemat pengeluaran maupun mendukung pencegahan limbah tekstil.

Diketahui, memakai barang bekas dikhawatirkan menimbulkan suatu penyakit yang berpengaruh pada kesehatan kulit.

Apalagi pakaian merupakan benda yang melekat pada tubuh seseorang dalam jangka waktu lama.

Kendati begitu, sebaiknya calon pembeli lebih selektif dan jeli dalam memilih dan memilah barang bekas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Fenomena Thrift, Upaya Penghematan dengan Beli Pakaian Bekas

Lantas, bagaimana antisipasi terkait penggunaan pakaian bekas tersebut agar terhindar dari penyakit kulit utamanya?

Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof Dr Margono Soekardjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, produk thrift sangat bisa menyebabkan penyakit pada kulit.

Menurutnya, hal ini dikarenakan karena calon pembeli tidak pernah mengetahui pemilik sebelumnya memiliki penyakit kulit apa.

"Beberapa penyakit yang dapat menular secara tidak langsung melalui pakaian, topi, dan lainnya, terutama infeksi jamur dan infeksi parasit (terutama kutu)," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?

Oke menjelaskan, infeksi jamur dapat ditularkan dari pemilik baju sebelumnya, seperti panu dan kurap (tinea korporis).

Selain itu, topi bekas juga dapat menjadi sumber penularan infeksi jamur kepala.

Terkait keberadaan barang thrift, ia mengatakan bahwa biasanya baju bekas akan ditimbun di gudang dalam waktu yang cukup lama, sehingga ditumbuhi jamur atau kuman-kuman lain yang bukan berasal dari pemilik sebelumnya.

Kuman inilah yang menjadi sumber infeksi kulit.

Selain itu, penyebab lain yang dapat menginfeksi kulit yakni tumpukan pakaian bekas yang menjadi tempat sembunyi serangga-serangga yang menghasilkan racun yang dapat mengiritasi kulit.

Baca juga: Bersihkan Jerawat dan Komedo Sendiri, Apakah Aman?

Cara membersihkan pakaian bekas

Menilik kemungkinan gangguan pada kulit, ketika memilah produk pakaian bekas, Oke mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan dua langkah pencegahan, antara lain:

1. Pilih baju yang masih baik dan masih dapat dipakai

2. Hindari baju-baju yang sudah mengalami "staining" atau munculnya bercak kuning akibat ditumbuhi jamur atau bakteri

3. Cuci baju terlebih dahulu sebelum digunakan, dan dapat ditambahkan sabun cuci anti-bakteri untuk mengurangi kolonisasi bakteri

Baca juga: Pakai Masker di Masa Pandemi Bisa Picu Jerawat? Berikut Cara Mengatasinya...

Oke mengatakan, baju bekas setelah dibeli juga dapat direbus terlebih dulu sebelum dicuci.

"Harus hati-hati karena beberapa bahan pakaian tidak dapat dicuci dengan air panas," ujar Oke.

Adapun pencucian baju bekas sebaiknya dipisah dari baju harian yang kita pakai dan dicuci lebih lama dibandingkan biasanya.

"Jangan lupa untuk dijemur di bawah matahari dan disetrika setelah kering dijemur," lanjut dia.

Baca juga: Ramai soal Clindamycin Phosphate Disebut Ampuh Obati Jerawat, Ini Penjelasan Dokter

Pengobatan gatal

Di sisi lain, dokter spesialis sekaligus dosen di FK Universitas Mataram, dr Dedianto Hidajat mengungkapkan, pakaian bekas yang dijual berpotensi menyebabkan rasa gatal.

Rasa gatal ini disebabkan karena infeksi parasit seperti tungau, kutu, dan jamur kulit.

"Penyebab gatal juga dapat dikarenakan alergi dan iritasi karena bahan baju yang bekas dan karena tungaunya juga," ujar Dedi saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Viral Pewarna Makanan Karmin Berasal dari Kutu Daun, Ini Penjelasan LIPI

Dedi menambahkan, jika rasa gatal ini tidak diobati maka akan berlangsung lama.

Dedi mengatakan ada empat langkah untuk mengobati gatal akibat infeksi kuman atau tungau:

1. Diberikan obat minum untuk mengurangi gatal

2. Diberikan salep anti gatal yang dapat didapatkan secara bebas

3. Dikompres dengan air dingin

4. Bila masih berlanjut, dapat berobat ke dokter spesialis terdekat

Baca juga: Jerawat di Dalam Hidung, Jangan Dianggap Remeh

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenapa Kulit Keriput saat Tua?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi