Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat WHO Khawatirkan Terjangan Gelombang Ketiga Covid-19 di Eropa...

Baca di App
Lihat Foto
AP/Petr David Josek
Petugas kesehatan mengangkut pasien COVID-19 dari unit perawatan intensif (ICU) di sebuah rumah sakit di Kyjov ke rumah sakit di Brno, Republik Ceko, Kamis, 22 Oktober 2020. Infeksi virus Corona di Republik Ceko meningkat tajam , mencetak rekor tertinggi baru untuk hari kedua berturut-turut. Sekitar 4.500 pasien COVID-19 telah memenuhi rumah sakit di negara itu dengan pemerintah memperkirakan sistem kesehatan akan kewalahan pada 11 November jika lonjakan tidak melambat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Utusan khusus Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan gelombang ketiga pandemi akan melanda Eropa pada awal 2021.

Ini bisa terjadi jika pemerintah Eropa mengulangi apa yang disebutkan sebagai kegagalan untuk melakukan apa yang diperlukan dalam mencegah gelombang kedua pandemi.

WHO juga mengecam tanggapan Eropa terhadap pandemi virus corona dengan mengatakan negara-negara gagal memanfaatkan jeda musim panas untuk bersiap menghadapi gelombang berikutnya.

Baca juga: 4 Fakta Vaksin Covid-19 Moderna, dari Hasil Uji Coba hingga Harga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utusan khusus Covid-19 WHO, David Nabarro mengatakan bahwa Eropa kemungkinan akan melihat gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang mematikan pada awal 2021 sebelum vaksin dapat diperkenalkan.

"Mereka ketinggalan membangun infrastruktur yang diperlukan selama bulan-bulan musim panas setelah mereka mengendalikan gelombang pertama," kata Nabarro dikutip dari DW, Selasa (23/11/2020).

"Sekarang kita punya gelombang kedua. Jika mereka tidak membangun infrastruktur yang diperlukan, kita akan mengalami gelombang ketiga awal tahun depan," tambah Nabarro.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Kasus sempat menurun

Dikutip dari Reuters, Eropa sempat menikmati penurunan tingkat infeksi yang sekarang melonjak lagi.

Data dari Reuters menunjukkan, Jerman dan Perancis pada Sabtu (21/11/2020), mengalami peningkatan kasus sebanyak 33.000, Swiss dan Austria memiliki ribuan kasus setiap hari, dan Turki melaporkan rekor 5.532 infeksi baru.

Nabarro menyindir langkah Swiss yang sudah kembali mengizinkan warganya untuk bermain ski, sementara negara Alpen lainnya seperti Austria telah menutup resor.

Menurut Nabarro, Swiss dapat mencapai tingkat penyakit dan kematian yang sangat tinggi.

"Begitu tingkat infeksi menurun, maka kita bisa bebas seperti yang kita inginkan. Tapi sekarang? Haruskah resor ski dibuka? Dalam kondisi apa?," kata Nabarro.

Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?

Memuji langkah Asia dalam penanganan Covid-19

Nabarro memuji tanggapan negara-negara Asia seperti Korea Selatan, di mana penularannya sekarang relatif rendah.

"Orang-orang terlibat sepenuhnya, mereka mengambil kebijakan yang mempersulit penyebaran virus. Mereka menjaga jarak, memakai masker, mengisolasi diri saat sakit, mencuci tangan, dan mereka melindungi kelompok yang paling terancam," jelasnya.

Nabarro juga mengatakan Asia tidak melonggarkan pembatasan terlalu dini.

"Anda harus menunggu sampai jumlah kasus berkurang dan tetap rendah. Reaksi Eropa tidak lengkap," katanya.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Masalah utama, tambah Nabarro, adalah terlalu sedikit pembuat keputusan politik yang memahami bahwa virus itu menyebar secara eksponensial daripada secara aritmatika.

"Eksponensial artinya angkanya bisa naik 8 kali dalam seminggu, 40 kali dalam dua minggu, 300 kali dalam tiga minggu, lebih dari 1.000 kali dalam empat minggu, dan seterusnya," ujarnya.

Dia juga memuji strategi komunikasi otoritas Asia.

"Mereka hanya memiliki satu pesan: Jika kita ingin ekonomi kita kuat dan agar kita mempertahankan kebebasan kita, kita semua harus berpegang pada beberapa hal dasar," ucap Nabarro.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Oxford Diklaim Bangun Kekebalan bagi Orang Tua

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi