Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal soal Vaksin AstraZeneca dan Oxford, dari Efektivitas hingga Harga

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/solarseven
Ilustrasi vaksin Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - AstraZeneca dan University of Oxford mengumumkan hasil uji coba skala besar atas kandidat vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkannya mencapai 90 persen efektif.

Hasil ini diperoleh setelah berbulan-bulan uji coba terhadap lebih dari 20.000 relawan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Uji coba menunjukkan vaksin tersebut dapat menghentikan pengembangan gejala yang lebih parah pada orang-orang yang terpapar virus corona

Sebelumnya, uji coba kandidat vaksin ini sempat dihentikan sementara setelah salah satu relawan mengalami "penyakit yang tidak dapat dijelaskan". Kemudian, uji coba kembali dilanjutkan beberapa minggu setelahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil terbaru yang ditunjukkan kandidat vaksin AstraZeneca dan Oxford ini menyusul hasil positif seperti vaksin yang dikembangkan Pfizer dan Moderna. 

Baca juga: AstraZeneca: Vaksin Corona Efektif 90 Persen dalam Uji Coba Tahap 3

Melansir Business Insider, Senin (23/11/2020), berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui soal vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Oxford:

1. Hasil uji coba vaksin diklaim capai 90 persen efektif

Berdasarkan uji coba terbaru, vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan obat raksasa AstraZeneca dan Oxford diklaim bisa mencapai 90 persen efektif.

Vaksin disuntikkan sebanyak dua dosis setidaknya dengan jarak satu bulan, sama dengan vaksin Pfizer atau Moderna.

Berdasarkan uji coba, efektivitas vaksin bervariasi tergantung pada ukuran dosisnya.

Dalam kasus-kasus pasien diberikan dua dosis penuh, vaksin menunjukkan keefektifan 62 persen. 

Akan tetapi, pada pasien yang diberikan separuh dosis pada suntikan pertamanya dan diikuti dosis penuh pada suntikan kedua, efektivitasnya meningkat menjadi 90 persen.

Sementara, jika kedua metode tersebut digabungkan, vaksin ini menghasilkan efektivitas rata-rata sebesar 70 persen.

Baca juga: Berapa Harga Vaksin Oxford-AstraZeneca yang Diklaim Murah? 

2. Lebih murah dari Pfizer dan Moderna

Vaksin dari AstraZeneca dan Oxford ini dapat disimpan hingga enam bulan pada suhu lemari es normal.

Kondisi ini berbeda dengan vaksin Pfizer yang harus disimpan pada suhu minus 70 derajat celcius. Sedangkan, vaksin Moderna harus disimpan pada suhu minus 4 derajat Fahrenheit untuk dapat bertahan hingga 6 bulan.

Dengan kemampuan tersebut, vaksin AstraZeneca dan Oxford berpotensi dapat lebih mudah disalurkan.

Vaksin ini juga dijual dengan harga yang lebih murah dari pada vaksin Pfizer dan Moderna. Adapun, harganya nanti berkisar antara 3-4 dollar AS per dosisnya. 

Sementara, Pfizer membanderol kandidat vaksinnya sebesar 19,50 dollar AS per dosis untuk 100 juta dosis pertamanya. Moderna mengatakan akan menetapkan harga antara 25-37 dollar AS per dosis, bergantung pada ukuran pesanan.

Baca juga: Vaksin Corona AstraZeneca Efektif 90 Persen, Bagaimana Cara Kerjanya?

3. Target produksi 3 miliar dosis pada 2021

Wakil Ketua Eksekutif BioPharmaceuticals R & D di AstraZeneca, Mene Pangalos, mengatakan perusahaan sedang bersiap untuk memproduksi 3 miliar dosis vaksin tahun depan.

"Kami memiliki kapasitas untuk mendistribusikan hingga 3 miliar dosis tahun depan. Jadi, saya pikir cukup realistis untuk berpendapat, jika vaksin dianggap aman dan efektif oleh otoritas nantinya, penyuntikan dapat dilakukan kepada orang-orang di seluruh dunia untuk mengakhiri pandemi," ungkapnya.

Pangalos mengatakan manufaktur telah dimulai dan akan berlanjut untuk memproduksi lebih banyak dosis vaksin.

Baca juga: Vaksin Oxford 70 Persen Efektif dan Mudah Disimpan, Epidemiolog: Cocok untuk Indonesia

4. Data laboratorium telah dievaluasi

Badan Obat Eropa (EMA) telah mulai mengevaluasi data laboratorium yang dihasilkan vaksin dalam "tinjauan bergulir", yang dapat membuat persetujuan diperoleh lebih cepat.

"Tinjauan ini adalah salah satu instrumen pengatur yang digunakan EMA untuk mempercepat penilaian dari obat atau vaksin yang menjanjikan selama darurat kesehatan publik," kata EMA awal November 2020.

Tinjauan tersebut diperkirakan tetap dilanjutkan hingga tersedia bukti yang cukup.

Sebelumnya, EMA menggunakan metode tinjauan ini dalam proses penilaian obat Covid-19 remdesivir.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Pfizer, Sputnik V, Moderna, dan Oxford AstraZeneca, Apa Bedanya?

5. Akan tersedia di Inggris akhir tahun

BBC melaporkan, 4 juta dosis vaksin virus corona produksi AstraZeneca dan Oxford siap digunakan dan 96 juta lainnya akan dikirimkan.

Pangalos memperkirakan orang-orang di Inggris dapat mulai divaksinasi pada akhir Desember 2020.

"Saya pikir salah satu manfaat nyata dari vaksin adalah fakta bahwa kita dapat memproduksinya pada skala tertentu. Selain itu, vaksin ini juga relatif mudah untuk didistribusikan ke seluruh dunia," kata dia.

Ia berharap vaksin dapat dibuktikan dan disetujui keamanan dan keefektifannya, sehingga penyuntikan bisa segera dilakukan.

Menurut pemerintah Inggris, orang-orang yang tinggal di rumah perawatan, termasuk staf, akan menjadi golongan pertama yang disuntuk vaksin.

Kemudian, diikuti dengan tenaga kesehatan dan orang-orang berusia di atas 80 tahun. Sementara, masyarakat lainnya akan mengikuti setelahnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi