Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Doodle dan Mengenal Lebih Jauh tentang Sosok Tino Sidin...

Baca di App
Lihat Foto
Google Doodle
Tino Sidin, tokoh menggambar asal Indonesia yang jadi Google Doodle hari ini
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para pengguna mesin pencarian Google hari ini disuguhi dengan sebuah Google Doodle berisi 5 orang anak yang sedang melukis, bersama seorang pria bertopi biru yang memberi komentar "Bagus!".

Pria itu adalah Tino Sidin, seorang legenda menggambar yang dimiliki Indonesia.

Namanya dikenal oleh masyarakat luas saat menjadi pemandu program "Gemar Menggambar" yang tayang di TVRI pada era 1980-an.

Namun, jauh sebelum itu, ia sudah mendirikan sanggar atau Pusat Latihan Lukis Anak-Anak di Yogyakarta.Baca juga: Mengenal Google Doodle, Orat-oret Beranda Google yang Jadi Trending

Berdasarkan artikel Harian Kompas (7/1/1996), sosok Tino begitu lekat dengan dunia menggambar dan anak-anak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik menggambar yang diajarkan Tino dalam program itu jauh dari kata rumit.

Ia biasa memberi contoh anak-anak untuk menggambar dimulai dengan menarik garis dan memberikan warna tanpa perlu takut dan terlalu memikirkan pakem yang rumit.

Baca juga: Mengenang Papa T Bob, Pencipta Lagu Anak yang Populer di Era 90-an

Menggambar itu mudah

Hanya melalui sebuah simbol, angka, huruf, atau yang lainnya, Tino dapat mengubahnya menjadi banyak gambar dalam waktu yang singkat.

Misalnya huruf "U" yang bisa diubahnya menjadi gambar perahu.

Pelukis sekaligus dosen ISI Yogyakarta, Drs. Aming Prayitno menyebut teknik ini begitu berhasil membuat anak-anak percaya bahwa menggambar itu mudah.

Baca juga: Mengenang Pelukis Revolusioner Pablo Picasso...

Hal yang sama diungkapkan pelukis Amri Yahya.

"Dia hebat kalau memberikan bimbingan melukis. Setelah kemunculan Pak Tino di Yogya, bermunculan sanggar-sanggar lukis anak-anak," kata Amri.

Di akhir acara, dengan raut yang selalu bahagia, Tino pun selalu memberikan pujian pada gambar yang dikirimkan anak-anak kepadanya.

Baca juga: Mengenal Saptoto, Seniman di Balik Monumen Serangan Umum 1 Maret

Meninggal akibat kanker usus

Nama Tino memang banyak dikenal sebagai guru menggambar bagi anak-anak. Namun, ia justru tidak terlalu setuju dengan penilaian itu.

"Mengajar? Saya tidak merasa memberikan pelajaran menggambar kepada anak-anak. Yang benar saya memberikan dorongan dan membangkitkan minat dan gairah serta keberanian menggambar kepada mereka dengan suatu sistem dan contoh," kata Tino, dikutip dari arsip Harian Kompas (19/8/1979).

Pria kelahiran 25 November 1925 ini meninggal di Jakarta pada 29 Desember 1995 akibat sakit kanker usus yang sudah menjalar hingga ke paru-parunya.

Baca juga: Ramai Pesepeda di Perempatan Tugu Yogyakarta, Bagaimana Penjelasannya?

Meski mengembuskan napas terakhirnya di Jakarta, Tino meminta dimakamkan di Yogyakarta.

Jenazahnya pun dimakamkan di Pemakaman Kwaron, Ngestiharjo, Bantul, dekat kediaman keluarganya.

Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Yogyakarta ketika itu, Drs Sun Ardi menyebut Tino sebagai sosok yang lugu.

"Ini kami nyatakan, untuk menunjukkan bahwa Pak Tino juga memiliki pribadi yang sangat lugu, lurus, dan jujur," kata Sun Ardi.

Baca juga: Mengenal Kanker Langka Angiosarkoma, dari Penyebab hingga Gejalanya...

Sementara itu, pelukis bernama Rusli menyampaikan sosok Tino sudah memiliki ketertarikan dengan dunia anak-anak sejak lama.

Di mata Avestiva Iriati, salah satu dari 5 putri Tino, ayahnya merupakan seorang yang tidak pernah menuntut.

Tino pun memiliki hubungan yang begitu dekat dengan anak-anaknya.

Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi