Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Jembatan Kartanegara, 23 Orang Tewas dan 13 Lainnya Hilang

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA
Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong, Kalimantan Timur menjadi tontonan masyarakat, Selasa (29/11/2011). Mereka ingin juga melihat evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 9 tahun lalu, atau tepatnya pada 26 November 2011, jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, runtuh.

Diberitakan Harian Kompas, 28 November 2011, sekitar pukul 16.15 WITA jembatan runtuh dan memakan korban jiwa.

Laporan awal hingga Minggu (27/11/2011) terdapat 5 orang korban tewas, 33 orang hilang, dan 40 orang mengalami luka berat dan ringan. Pencarian terus dilakukan oleh Basarnas.

Baca juga: Mengenang Vokalis Band Queen Freddie Mercury dan Perjalanan Hidupnya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harian Kompas, 12 Desember 2011, mencatat jumlah korban tewas adalah 23 orang dan 13 orang masih hilang.

Tersangka terkait runtuhnya jembatan Kartanegara tidak kunjung ditetapkan hingga sebulan setelah kejadian. Namun pada awalnya hal ini diduga merupakan kelalaian.

”Yang jelas ada unsur kelalaian karena sampai ada korban. Tinggal tindak lanjut dari kelalaian itu apa,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo di Tenggarong, seperti diberitakan Harian Kompas, 28 November 2011.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Biaya pembangunan Rp 150 miliar

Jembatan Kartanegara, yang membentang sepanjang 710 meter melewati Sungai Mahakam, ambruk saat jembatan itu masih berumur 10 tahun.

”Usianya semestinya sampai 25 tahun,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara Didi Ramyadi. Namun, Didi menolak memberikan komentar lebih jauh tentang penyebab ambruknya jembatan.

Jembatan Kartanegara, yang dibangun dengan biaya Rp 150 miliar, diresmikan penggunaannya pada 2001.

Baca juga: Mengenang 11 Tahun Kepergian Meggy Z, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

 

Kontraktor pembangunannya adalah PT Hutama Karya, dengan konsultan perencanaan Perentjana Djaja.

Jembatan gantung ini digagas Bupati AM Sulaiman dan diselesaikan pada masa jabatan Bupati M Syaukani.

Salah satu korban selamat, Jamaludin (40), menjelaskan, lalu lintas jembatan dalam kondisi macet karena dibuat satu jalur secara bergantian terkait perbaikan tersebut.

Baca juga: Mengenang 24 Tahun Meninggalnya Pencipta Doraemon, Bagaimana Perjalanannya?

Menurut Jamaludin, sebelum jembatan runtuh, kabel penahan jembatan goyang, kemudian diikuti suara gemuruh. ”Setelah itu, jembatan langsung ambruk. Kejadiannya cepat sekali. Saya tidak sempat berbuat apa-apa,” tutur Jamaludin, yang ikut terjatuh bersama sepeda motornya.

Dari keterangan korban yang selamat, tercatat 2 bus, 2 truk, 4 mobil, dan lebih dari 10 sepeda motor ikut tercebur.

Basarnas mengerahkan 31 penyelam, juga bantuan enam alat berat, untuk mengangkat badan jembatan yang beratnya 1.620 ton.

Baca juga: Mengenang 19 Tahun Serangan 11 September di AS...

Evakuasi korban terkendala arus

Dilansir Harian Kompas, 30 November 2011, pemerintah menggunakan penyelam tradisional untuk mencari para korban.

Sungai Mahakam yang airnya keruh sehingga jarak pandang 0 adalah kendala besar bagi penyelam. Kecepatan arusnya yang bisa mencapai 2-9 knot juga sama bahayanya. Dengan 2 knot saja sudah cukup membuat orang terseret.

Pusaran air di beberapa titik memang tidak terlalu berbahaya, tetapi mematikan jika ada batang kayu, botol, atau logam ikut kena dan masuk pusaran.

Baca juga: Ramai soal Pesut Mahakam di Twitter, Apa Bedanya dengan Lumba-lumba?

Barang-barang itu bisa merusak perlengkapan penyelam.

Ditambah lagi kedalaman sungai yang hingga 50 meter dan tekanan air semakin kuat, lengkaplah bahaya sungai ini jika diselam oleh orang yang tidak profesional.

Komunikasi dengan rekan yang berada di atas kapal harus sempurna.

Ada kode tertentu berupa tarikan tali untuk memberi informasi apakah penyelam butuh ditarik atau sedang berada dalam bahaya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Tragedi Ambruknya Jembatan Mahakam

Lepas tangan

Semua pihak yang terkait dengan runtuhnya Jembatan Kartanegara saling melemparkan tanggung jawab.

Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dan kontraktor tidak ingin disalahkan.

Wakil Ketua Komisi V DPR Mulyadi saat meninjau Jembatan Kartanegara, Selasa, mengatakan, semestinya jembatan dengan bentang panjang dan teknologi gantung ini menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

”Jembatan ini, kan, seperti Golden Gate di Amerika Serikat dan di sana tidak ada masalah sampai sekarang. Kuncinya adalah pemeliharaan dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat,” katanya.

Baca juga: Mengenal Jembatan Suramadu dari Masa ke Masa...

Mulyadi menegaskan, dana pemeliharaan jembatan seharusnya dianggarkan tiap tahun.

Namun, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara Didi Ramyadi mengakui, selama 2008-2010, tak ada kegiatan pemeliharaan Jembatan Kartanegara.

”Kami sudah mengajukan kepada DPRD Kutai Kartanegara, tetapi tidak terealisasi karena tidak ada anggaran,” kata dia.

Padahal, dari hasil pemantauan PT Indenes Utama Engineering Consultant, pada 2006 terkuak bahwa ada penurunan gelagar bentang tengah Jembatan Kartanegara hingga 50 cm dibandingkan 2001.

Baca juga: 4 Fakta Terkait Ambruknya Jembatan Hutan Kota Kemayoran yang Baru Diresmikan

Analisis runtuhnya jembatan

Juga terjadi perenggangan pada pilar jembatan hingga 18 cm, sedangkan pada 2001 hanya 8-10 cm.

Konsultan ahli beton dan konstruksi jembatan, Wiratman Wangsadinata, mengatakan, runtuhnya Jembatan Kartanegara disebabkan kegagalan pada kabel penggantung dan klem penjepit. Analisis ini berdasarkan sisa konstruksi bangunan jembatan yang tersisa.

Dari pengamatan di lapangan, jembatan yang konstruksinya ditopang oleh tiang tinggi jembatan (pylon), fondasi tiang pancang, dan kabel utama masih utuh, sementara semua kabel penggantung beserta klemnya putus.

Wiratman menduga ada kesalahan pada kualitas material kabel penggantung dan analisis penghitungan. ”Seharusnya, kalau satu kabel putus, kabel lain masih mampu menopang beban pada jembatan,” katanya.

Baca juga: Mengenang 11 Tahun Meninggalnya Mbah Surip Tak Gendong

Dari laporan yang diterima Wiratman, kabel utama buatan Kanada, sedangkan kabel penggantung buatan dalam negeri. Ia menyarankan perlu uji material dari sisa reruntuhan jembatan.

Polisi akhirnya menetapkan 3 tersangka atas robohnya Jembatan Kartanegara, Kalimantan Timur, seperti diberitakan Harian Kompas, 2 Januari 2012.

Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo dalam jumpa pers di Balikpapan, Sabtu (31/12), menyebutkan, ketiga tersangka itu berinisial YS, ST, dan MSF.

Baca juga: Deretan Tersangka dalam Kasus Pelarian Djoko Tjandra...

Dua birokrat dan seorang rekanan terkait ambruknya Jembatan Kartanegara divonis setahun penjara dalam sidang di Pengadilan Negeri Tenggarong, Kalimantan Timur, pada Rabu (6 Juni 2012).

Mengutip Harian Kompas, 7 Juni 2012, ketiga terdakwa yakni:

  • Setiono, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek Pemeliharaan Kartanegara dari Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara (Kukar)
  • Yoyo Suryana, kuasa pengguna anggaran (KPA) proyek pemeliharaan jembatan dari Dinas PU Kukar
  • M Syahriar Fakhrurrozi, Kepala Bagian Teknik PT Bukaka Teknik Utama sekaligus manajer proyek jembatan.

 Baca juga: Perjalanan Kasus Jaksa Pinangki, dari Foto Bersama Djoko Tjandra hingga Menjadi Tersangka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi