KOMPAS.com - Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa daftar gejala Covid-19 yang paling umum ditunjukkan satu tanda yang mungkin tidak diantisipasi oleh kebanyakan orang.
Dikutip dari BGR, Rabu (25/11/2020), batuk kering dan demam sering disebut sebagai gejala Covid-19 yang paling umum.
Namun, para peneliti di Inggris menemukan bahwa sebenarnya hilangnya indera perasa dan penciuman banyak dialami oleh kebanyakan orang yang dites positif terkena Covid-19.
Data terbaru dari para peneliti di Pusat Statistik Nasional Inggris melacak statistik terkait gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus corona.
Baca juga: Long Covid-19, Gejala dan Dampak yang Dirasakan Pasien Setelah Sembuh
Banyak orang berpikir bahwa gejala seperti demam dan batuk kering merupakan salah satu tanda peringatan paling umum akan keberadaan virus, bersama dengan kelelahan dan kabut otak.
Namun, data menunjukkan justru hilangnya indera penciuman dan perasa lebih sering dilaporkan pada pasien Covid-19.
"Gambaran data keseluruhan adalah bahwa dari 15 Agustus hingga 26 Oktober, jumlah orang yang dites positif Covid-19 dengan gejala kehilangan rasa atau bau meningkat paling banyak di semua kelompok umur," tulis temuan tersebut.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19
Adapun sebanyak 20-40 persen pasien berusia 35 tahun ke atas mengalami kehilangan indera penciuman dan perasa.
Sedangkan hanya 15-25 persen yang mengalami demam pada kelompok yang sama. Sementara gejala batuk justru hanya dialami oleh sebanyak 13-18 persen pasien.
Pada kelompok usia di bawah 35 tahun, ada sebanyak 60 persen mengalami kehilangan indera penciuman dan perasa.
Hanya 15-25 persen yang melaporkan demam, dan kurang dari 10 persen yang melaporkan batuk.
Baca juga: Simak, Ini Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari dan Cara Mencegahnya
Covid-19 dapat memengaruhi indera penciuman
Sebelumnya diberitakan, infeksi pernapasan seperti Covid-19 dapat memicu pembengkakan di rongga hidung, hidung tersumbat, serta memengaruhi indera penciuman kita.
Hal itu diungkapkan oleh asisten profesor laringologi, saluran napas, dan gangguan menelan di Rutgers University, Rachel Kaye, M.D.
Menurut dokter penyakit menular serta profesor kedokteran di Northeast Ohio Medical University, AS, Richard Watkins, M.D., virus juga dapat menyebar di sekitar tenggorokan dan hidung, yang mengganggu indera penciuman dan perasa dan pada akhirnya memengaruhi seluruh bagian tubuh kita.
Baca juga: Indonesia Positif Corona, Berikut Gejala Virus Corona pada Manusia
Namun, dia menambahkan jika hilangnya indera perasa dan penciuman tidak selalu ditemukan pada pasien yang dirawat olehnya.
Studi lain menemukan, sekitar 15-68 persen pasien yang menderita Covid-19 melaporkan kehilangan indera perasa dan indera penciuman.
"Hilangnya indera penciuman atau perasa tampaknya merupakan gejala yang sangat umum dari Covid-19," kata co-author studi, sekaligus profesor di University College London, Inggris
Dr. Batterham.
Pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security setuju dengan pendapat tersebut.
Baca juga: Pasien Corona Tanpa Gejala Ini Disebut Menularkan Virus hingga 70 Hari
"Sebagian besar orang belum mengenalinya sebagai gejala infeksi. Mereka mungkin menganggapnya aneh dan tidak berkaitan, sebut Dr. Adalja.
"Namun hal itu menjadi indikator yang khas untuk Covid-19," tambahnya.
Jika kita kehilangan indera perasa dan penciuman secara tiba-tiba, asisten profesor laringologi, saluran napas, dan gangguan menelan di Rutgers University, Rachel Kaye, M.D menganjurkan agar kita menghubungi dokter dan menjalani tes Covid-19.
Kehilangan kedua indera tersebut tidak selalu menandakan jika kita terinfeksi virus corona.
Hanya saja, Dr. Kaye mengatakan ada kemungkinan signifikan antara kehilangan indera penciuman dan perasa dengan Covid-19.
Baca juga: Simak, Ini Gejala Baru Pasien Corona, dari Ruam Kaki hingga Neurologis