Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Alfred Nobel Buat Wasiat tentang Hadiah Nobel

Baca di App
Lihat Foto
AP/Fernando Vergara
Komite Nobel Norwegia telah memutuskan untuk memberikan Hadiah Nobel Perdamaian 2020 kepada Program Pangan Dunia (WFP) pada hari Jumat 9 Oktober 2020.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Hari ini 125 tahun lalu, tepatnya 27 November 1895, Alfred Bernhard Nobel yang merupakan seorang ilmuwan asal Swedia sekaligus penemu dinamit menandatangani surat wasiatnya di Swedish-Norwegian Club di Paris.

Dikutip dari laman Nobel Prize, isi surat wasiat itu baru diketahui setelah kematian Nobel pada 10 Desember 1896.

Namun, isi surat wasiat itu segera menjadi kontroversi, baik di Swedia maupun di tingkat internasional.

Sebab, Nobel mewariskan sebagian besar harta kekayaan yang diperoleh semasa hidupnya untuk membuat penghargaan tahunan yang dikenal sebagai Hadiah Nobel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada saat itu, keluarga Nobel menolak adanya anugerah Hadiah Nobel, dan para pemenang yang ditunjuk menolak menerima hadiah yang telah diwasiatkan itu.

Setelah lima tahun berselang, pada 10 Desember 1901, Hadiah Nobel pertama akhirnya bisa dianugerahkan kepada para pemenang yang berhak menerima.

Baca juga: Menristek: Naik Level, Habibie Prize Dirancang Layaknya Nobel

Hadiah Nobel

Dilansir Britannica, dalam surat wasiatnya, Nobel berpesan agar sebagian besar harta kekayaannya digunakan untuk memberi penghargaan bagi mereka yang berjasa kepada umat manusia.

"Kepada mereka yang, dalam tahun-tahun mendatang, akan memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia," tulis Nobel.

Dalam surat wasiatnya, Nobel berpesan agar Hadiah Nobel dibagi menjadi lima kategori, yaitu Fisika, Kimia, Kedokteran, Sastra, dan Perdamaian.

Pada 1968, kategori keenam, yakni Hadiah Nobel di bidang ekonomi, diusulkan oleh Bank Swedia, dan dimasukkan sebagai kategori tambahan dalam penghargaan tahunan.

Baca juga: Kisah Unik Ekonom Pemenang Nobel 2020, Tidur Saat Pengumuman Berlangsung

Pemberi penghargaan

Untuk melaksanakan keinginan terakhir Nobel, didirikan sebuah lembaga yang bernama Yayasan Nobel.

Yayasan ini berperan melaksanakan ketentuan dalam surat wasiat Nobel dan mengelola kekayaan yang ditinggalkan.

Melalui surat wasiatnya, Nobel menetapkan empat institusi berbeda, tiga dari Swedia dan satu dari Norwegia, akan mengumumkan penghargaan Hadiah Nobel tahunan.

Dari Swedia, ada Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia yang memberikan Hadiah Nobel di bidang fisika dan kimia.

Kemudian, ada Institut Karolinska yang menganugerahkan Hadiah Nobel di bidang kedokteran.

Selanjutnya, Akademi Swedia memiliki tugas untuk memberikan Hadiah Nobel di bidang sastra.

Terakhir, Komite Nobel Norwegia yang bertugas menganugerahkan Hadiah Nobel di bidang perdamaian.

Baca juga: Penghargaan Nobel 2020, Siapa Saja Pemenangnya?

Dari mana uang Hadiah Nobel berasal?

Dikutip dari Kompas.com, 19 Oktober 2018, Nobel memegang sekitar 355 hak paten berbeda. Selain dinamit, Nobel juga memegang paten persenjataan seperti meriam.

Nobel mendonasikan 94 persen dari total aset miliknya, yang setelah dipotong pajak berjumlah 31.225 krona.

Dikutip dari Investopedia, aset tersebut diinvestasikan dalam "investasi yang aman" sesuai instruksi Nobel dalam wasiatnya, dan bunga (pengembalian) dibayarkan sebagai Hadiah Nobel tahunan.

Aset tersebut diinvesasikan di beberapa bidang, antara lain dalam ekuitas, pendapatan tetap, real estate, dan aset alternatif dengan tujuan menghasilkan target pengembalian 3,5 persen.

Sejak Hadiah Nobel pertama dianugerahkan pada 1901, jumlah hadiah berfluktuasi tergantung pada seberapa baik kinerja investasi tiap tahunnya.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Program Pangan Dunia (WFP), Peraih Nobel Perdamaian 2020

Alasan di balik lahirnya Hadiah Nobel

Dikutip dari History, Nobel memperoleh sebagian besar kekayaannya dari hak paten atas dinamit. Peledak itu berkontribusi pada banyak hal, mulai dari konstruksi bangunan hingga peperangan.

Pada 1875, Nobel menciptakan bentuk dinamit yang lebih kuat, gelatin peledakan, dan pada tahun 1887 memperkenalkan balistit, bubuk nitrogliserin tanpa asap.

Sekitar waktu itu, salah satu saudara lelaki Nobel meninggal di Perancis, dan surat kabar Perancis mengira yang meninggal adalah Nobel. Salah satu judul surat kabar itu berbunyi "Pedagang Kematian Telah Mati".

Nobel sebenarnya adalah seorang pencinta perdamaian. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mulai dihinggapi kecemasan tentang dampak penemuannya terhadap dunia, terutama penggunaan dinamit untuk peperangan.

Dia khawatir tentang bagaimana dirinya akan dikenang selepas kematiannya. Hal itu kemudian mendasarinya untuk mendonasikan kekayaannya bagi kemaslahatan umat manusia lewat penganugerahan tahunan Hadiah Nobel. 

Kini, Hadiah Nobel secara umum dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi di dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi