Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Penyebab Pandemi Flu Spanyol 1918 karena Percobaan Vaksin Meningitis

Baca di App
Lihat Foto
Thinkstock
Ilustrasi
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial bahwa pandemi flu Spanyol pada 1918 bukan disebabkan flu, melainkan dari percobaan bacterial meningitis vaccine yang gejalanya mirip dengan flu.

Narasi itu juga menyebut vaksin yang berulang kali dimasukkan ke dalam tubuh tentara dan warga sipil kala itu menciptakan medan pembunuhan.

Narasi itu tidak benar.

WHO, CDC, dan ahli sepakat bahwa pandemi flu Spanyol pada 1918 terjadi karena jenis virus flu yang relatif baru, yakni H1N1. Pada saat itu pun, tidak ada program bacterial meningitis vaccine.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang Beredar

Sejumlah akun Facebook mengedarkan informasi bahwa penyebab pandemi global yang terjadi pada 1918 bukan karena flu, melainkan akibat dosis acak dari percobaan bacterial meningitis vaccine. Penyebab itu ditemukan dari hasil otopsi setelah perang.

Dua akun yang mengedarkan informasi itu yakni June Ann Hall dan Shannon Dravis.

Informasi itu juga mengklaim bahwa serangan besar-besaran dan berulang vaksin tambahan pada sistem kekebalan tentara dan warga sipil menciptakan 'medan pembunuhan.' Mereka yang tidak divaksinasi tidak terpengaruh.

Berikut isi lengkap status dari dua akun di atas yang sudah dialihkan ke bahasa Indonesia:

"Otopsi setelah perang membuktikan bahwa flu tahun 1918 BUKAN “FLU” sama sekali. Hal itu disebabkan oleh dosis acak sebuah pengujian 'bacterial meningitis vaccine', yang sampai hari ini meniru gejala seperti flu. Serangan besar dan berulang vaksin tambahan terhadap sistem imun yang tidak siap dari tentara dan warga sipil menciptakan “medan pembunuhan”. Mereka yang tidak divaksinasi tidak terpengaruh."

Narasi tersebut juga dibagikan Linda Hafenbredl dan akun ini

Penjelasan

Badan kesehatan dunia WHO mencatat, terdapat 31 pandemi influenza yang terdokumentasi, sejak pandemi pertama pada 1580, termasuk tiga pandemi selama abad ke-20, yakni 1918, 1957, dan 1969.

Pandemi 1918-1919 yang disebut flu Spanyol sangat mematikan dan menewaskan sekitar 40 juta orang di dunia.

Menurut WHO, virus yang mengakibatkan pandemi pada 1918 diyakini berasal dari babi, sedangkan pandemi flu yang terjadi pada 1957 dan 1968 diyakini bermuara dari unggas.

Tempat-tempat di mana burung, babi, dan manusia hidup berdekatan dianggap memainkan peran sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pergeseran dan penyimpangan antigen.

Lebih rinci, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS CDC menjelaskan, pandemi influenza 1918 disebabkan virus H1N1 dengan gen yang berasal dari unggas.

Diperkirakan sekitar 500 juta orang atau sepertiga populasi dunia terinfeksi virus ini. Jumlah kematian diprediksi sedikitnya 50 juta.

Menurut Healthline, H1N1 atau disebut juga flu babi adalah jenis virus influenza yang relatif baru yang menyebabkan gejala mirip dengan flu biasa.

Dr Peter Hobbins, sejarawan University of Sydney yang berspesialisasi dalam kedokteran dan teknologi mengatakan, otopsi yang dilakukan setelah pandemi flu Spanyol 1918 tidak menunjukkan bahwa vaksin meningitis bakteri eksperimental menyebabkan wabah virus.

Menurutnya, dari otopsi terhadap banyak pasien yang meninggal akibat flu Spanyol, penyebab utama kematian yakni paru-paru terisi cairan, baik karena penyakit atau respon imun tubuh yang terlalu aktif terhadap infeksi.

"Ada hubungan yang jelas antara sindrom klinis flu Spanyol dan presentasi otopsi, dan tidak ada indikasi bahwa kematian tersebut karena vaksin eksperimental," kata Hobbins dilansir dari AFP, Selasa (24/11/2020).

Hobbins menjelaskan bahwa penyebab sebenarnya dari epidemi flu Spanyol tahun 1918 adalah strain baru virus Influenza A.

Berbagai upaya dilakukan untuk membuat vaksin, tetapi pada saat itu tidak jelas apa agen penyebabnya karena mikroskop yang digunakan tidak cukup kuat untuk melihat virus.

Hobbins memperkirakan bahwa antara seperempat hingga sepertiga populasi Selandia Baru terinfeksi flu Spanyol tahun 1918. Selandia Baru sendiri saat itu tidak memiliki kampanye vaksinasi massal melawan bakteri meningitis.

"Skala dan intensitas infeksi ini tidak mungkin disebabkan oleh bacterial meningitis vaccine. Sebagian karena vaksinasi itu tidak ada, dan sebagian lagi karena satu-satunya kampanye vaksinasi massal yang sedang berlangsung saat itu adalah melawan influenza itu sendiri," ujarnya.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, narasi bahwa pandemi flu Spanyol pada 1918 disebabkan percobaan bacterial meningitis vaccine tidak benar.

Pandemi flu 1918 disebabkan virus H1N1. Saat itu pun, tidak ada program bacterial meningitis vaccine. (OCA)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi