Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Presenter Kuliner Bondan Winarno "Maknyus" Tutup Usia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Bondan Winarno.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Tiga tahun lalu, tepatnya pada 29 November 2017, presenter kuliner Bondan Winarno meninggal dunia karena gagal jantung.

Sang pemilik jargon "maknyus" ini awalnya tidak suka memasak. Namun pada akhirnya justru menjadi mahir membuat sedap masakan.

Banyak kalangan, mengenal seorang Bondan Winarno sebagai pakar masakan.

Bondan lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 29 April 1950. Masa sekolah hingga kuliah dihabiskannya di Semarang, Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bondan pernah belajar di Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Proklamasi Republik Demokratik Timor-Leste

Hobi memasak dari ibu

Harian Kompas, 25 April 2004, memberitakan Bondan mengaku hobi memasaknya diperoleh dari sang ibu.

Sebelum jatuh cinta pada dunia kuliner, Bondan menilai urusan masak-memasak adalah urusan menyebalkan.

Dia mengaku selalu merasa sebal setiap kali ibunya meminta untuk membantu memasak di dapur.

Entah mengapa, di antara ketujuh saudaranya, dia paling sering membantu di dapur. Kedekatannya dengan urusan dapur, memberinya manfaat tersendiri.

Ketika ikut kegiatan kemah Pramuka sewaktu duduk di sekolah dasar, Bondan bisa memasak sayur asem untuk teman-teman satu kelompok. Itulah pertama kali ia memasak. Resep sayur asem didapat dari sang ibu.

Hasil masakannya disenangi teman-teman. Sejak saat itu, Bondan mulai senang memasak.

Keahlian memasak Bondan yang menikah dengan wanita Spanyol bernama Yvonne lebih terasah berkat ajaran adik iparnya yang memiliki restoran di Italia.

Mungkin karena belajarnya di Italia, Bondan kemudian lebih menyukai makanan Italia yang serba pasta, dibandingkan dengan masakan Indonesia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Alfred Nobel Buat Wasiat tentang Hadiah Nobel

Suka makanan dan makan

Mengutip Harian Kompas, 6 Desember 2004, Bondan dikenal luas untuk hal yang dia gemari penuh gairah sejak kecil, kuliner.

"Saat kanak-kanak, saya dipanggil 'gendut' karena memang saya gemuk lantaran suka makanan dan makan," ujar Bondan.

Bondan yang menulis buku 100 Makanan Tradisional Indonesia Maknyus berujar tentang kegairahannya pada kuliner sejak masa kanak-kanak.

"Saat kelas 1 SMP, untuk mendapat tanda kecakapan khusus memasak yang dijahit di lengan kemeja Pramuka, saya diuji," kata Bondan, alumnus SMP 1 Semarang.

Untuk ujian itu, Bondan harus memasak nasi dengan sebutir kelapa.

"Saya kupas sabutnya sampai bersih dan saya gunakan air kelapanya untuk menanak nasi. Jadinya seperti nasi uduk. Agak susah memang karena batok kelapa yang basah tidak segera bisa menghantarkan panas," tutur Bondan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Jembatan Kartanegara, 23 Orang Tewas dan 13 Lainnya Hilang

Ikut berbagai kursus dan pelatihan

Diberitakan Harian Kompas, 24 Januari 2007, setelah sempat kuliah di Undip, Bondan mengikuti berbagai kursus dan pelatihan, seperti periklanan, pemasaran, manajemen, keuangan, jurnalisme, penerbitan, dan produksi film di dalam maupun di luar negeri.

Dunia komunikasi dan manajemen terus menarik bagi Bondan, tetapi sejak tahun 2000 urusan wisata dan kuliner yang banyak digeluti Bondan.

Ia menemukan hal dahsyat dalam kuliner. Utamanya, karena kuliner langsung dapat dinikmati.

"Itu karena saya bersikap terbuka terhadap makanan. Saya tidak punya prasangka terhadap makanan dan selalu ingin mencicipi," tuturnya.

Sebelum dikenal sebagai pakar goyang lidah, Bondan tercatat pernah bekerja sebagai Staf Bank Dunia untuk Urusan Eksternal.

Setelah itu, ia terjun dalam bidang jurnalisme hingga menjabat sebagai Pimpinan Redaksi Suara Pembaharuan di Jakarta sejak 2001.

Bondan juga pernah menulis kolom "Asal Usul" di Harian Kompas.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden Rene Mouawad Tewas dalam Ledakan Bom di Beirut

Berikut ini biodata Bondan Winarno sebagaimana dihimpun dari pemberitaan Kompas.com dan Litbang Kompas.

  • Nama lengkap: Bondan Winarno
  • Tempat, tanggal lahir: Kota Surabaya, Jawa Timur, 29 April 1950
  • Pendidikan
    • SD, Semarang (1962)
    • SMP, Semarang (1965)
    • SMA, Semarang (1968) 
    • Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip), Semarang
  • Karier:
    • Staf Bank Dunia untuk Urusan Eksternal
    • Juru Kamera Departemen Pertahanan dan Keamanan (1970-1971)
    • Spesialisasi Komunikasi Perusahaan Periklanan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (1971-1973)
    • Advertising Manager PT Union Carbide Indonesia (1975-1979)
    • General Manager Sinar Harapan PT Sinar Kasih (1979-1983) 
    • Redaktur Pelaksana Mutiara PT Sinar Kasih (1979-1983)
    • Direktur Utama PT Mitra Balita (1983-1987)
    • Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Swasembada (1985-1988)
    • Board of Marketing Committee Ika Muda Group (1987-1997)
    • President Mitra Inc., Los Angeles, USA (1989-1991)
    • President Ocean Beauty International Inc., Sattle, USA (1991-1994)
    • Konsultan External Affairs Bank Dunia, Jakarta (1998-1999)
    • Executive Director the International Pharmaceutical Manufacturers Group, Jakarta (1999-2001)
    • Pimpinan Redaksi Suara Pembaharuan, Jakarta (2001-2003)
    • Penulis Kolom di berbagai media serta presenter TV (2003)
  • Kegiatan lain:
    • Ketua Pelaksana Phinisi Nusantara Jakarta-Vancouver (1986)
    • Ketua Pelaksana Konferensi Nasional Kesejahteraan Anak (1987) 
    • Pendiri Komite Kemanusiaan Indonesia (1998)
    • Pendiri Komite Masyarakat Transparasi Indonesia (1998) 
    • Ketua Pelaksana Indonesia Forum (1998)
  • Keluarga: 
    • Yvonne (istri) 
    • Marisol (anak)
    • Eliseo (anak)
    • Gwendoline (anak)

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peresmian Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi