Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Mulut Tak Bisa Ditutup Akibat Menguap Terlalu Lebar, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar Instagram @dr.helmiyadi_hk
Menguap terlalu lebar sebabkan dislokasi rahang
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com – Sebuah video mengenai seseorang yang tak bisa menutup kembali mulutnya setelah menguap terlalu lebar viral di media sosial Instagram.

Postingan tersebut diunggah oleh akun @dr.helmiyadi_hk.

“Jangan menguap terlalu lebar dan ketawa terlalu ngakak kalau tidak mau seperti ini," tulis akun tersebut dalam keterangan video.

Baca juga: Video Viral 2 Pria Jambret Uang Pengemis Tua, Korban: Saya Siapkan untuk Beli Kain Putih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampai dengan saat ini postingan tersebut telah disukai oleh lebih dari 9.943 pengguna. Beragam komentar warganet muncul terkait peristiwa tersebut.

“Demi apa pernah begini aku dong, kasusnya karena nguap lebar dan langsung bunyi getruk gitu di rahang. Dan setelah itu aku ga bisa menganga lebar kalau mau makan atau minum. Ga enak bgt karena sakit:( kejadian ada sekitar seminggu aku begitu sampe satu hari rahang aku normal lagi karena tidur salah posisi, dan setelah itu aku jadiin pelajar buat engga nguap lebar dan ketawa bahak bahak. Dapet hikmah pelajaran. Dan liat ini jadi ngingetin lagi buat bisa bisa inget hal itu. Terima kasih dok,” tulis seorang warganet dengan akun @abdullahsmith.

“Pernah beberapa kali waktu usia belasan tahun tapi bisa balik lagi.. Sekarang kerasa ada bekasnya. Jadi longgar rahang,” tulis akun @yana.ward.

Baca juga: Video Viral Adu Banteng Ambulans Vs Sepeda Motor, Siapa yang Salah?

Lantas, kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Konfirmasi Kompas.com

Pengunggah video, dr Helmiyadi Kuswardhana menceritakan kondisi pasien yang tak bisa menutup mulut tersebut mengalami dislokasi pada rahang. Helmiyadi merupakan dokter di RSUD Haji Makassar sekaligus pemilik Klinik HK Medical Center Makassar.

“Pada pasien kemarin karena pasien menguap terlalu lebar,” terang Helmiyadi saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/11/2020).

Ia menjelaskan dislokasi pada rahang bisa terjadi karena terjadi kelemahan otot, ligament, dan kapsul di daerah TMJ (temporo-mandibular joint).

Kelemahan tersebut menurutnya bisa terjadi karena disebabkan beberapa hal, di antaranya:

Helmiyadi mengingatkan, apabila terjadi kondisi dislokasi rahang sebagaimana yang terjadi di video, harus segera membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD).

Sebab, kata pemilik Chanel Youtube dr. Helmiyadi SpOT itu, jika tidak segera ditangani bisa mengakibatkan otot bengkak dan penanganan harus dilakukan di kamar operasi untuk dilakukan pembiusan serta diberi relaksan otot.

Baca juga: Crutchlow Alami Dislokasi Pergelangan Kaki Kanan akibat Kecelakaan di Mugello

“Kalau tambah lama menjadi kronik bahkan harus dioperasi untuk mengembalikannya,” tuturnya.

Ia menjelaskan, setelah dikembalikan ke posisi semula, maka posisi tulang rahang masih harus dipertahankan menggunakan perban kepala selama tiga hari.

Adapun saat makan, minum, maupun berbicara, mulut dijaga agar tak terlalu terbuka lebar guna mencegah terjadinya dislokasi lagi.

Pada pasien yang ditanganinya di video tersebut, Helmi menceritakan, dislokasi rahang menyebabkan pasien mengalami kesulitan menutup mulutnya, kesakitan, dan tidak bisa bicara.

Dislokasi rahang umumnya terjadi pada usia tua, akan tetapi tak menutup kemungkinan anak muda bisa mengalaminya.

“Seharusnya pada usia tua, tapi karena kebiasaan anak muda sekarang yang terlalu over, misalnya suka ketawa ngakak apalagi kalau lagi kumpul bareng teman-teman, sehingga bisa dislokasi,” terangnya.

Baca juga: Petarung UFC Masuk Penjara Usai Hancurkan Rahang Pelanggannya

Pencegahan

Helmiyadi mengatakan ada sejumlah hal yang bisa dilakukan guna menghindari terjadinya dislokasi rahang.

Di antaranya mencegah terjadinya benturan di area rahang dengan tak lupa mengenakan helm saat berkendara atau pengaman kepala saat berolahraga.

Selain itu, ketika makan sebaiknya menghindari makanan yang terlalu keras. Jika makanan berukuran besar, maka sebaiknya makanan tersebut dipotong kecil-kecil.

“Hindari menguap terlalu lebar dan ketawa terlalu ngakak,” ujarnya.

Terakhir, ia mengingatkan jika ada penyakit bawaan seperti epilepsi maka harus segera pergi berobat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi