Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2020: Tema dan Sejarahnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi HIV/Aids, Hari Aids Sedunia
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia.

Tahun ini, Hari AIDS Sedunia diperingati pada Selasa (1/12/2020).

Dikutip dari UNAIDS, tema peringatan Hari AIDS sedunia tahun ini adalah Global Solidarity, Shared Responsibility atau Solidaritas Global, Tanggung Jawab Bersama.

Tema tersebut diusung untuk menggugah kesadaran semua pihak, bahwa sampai saat ini masih ada 12 juta orang penderita HIV di seluruh dunia yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, setiap pekan, ada sekitar 5.500 perempuan muda berusia 15-24 tahun di seluruh dunia yang terinfeksi HIV.

Baca juga: Hari Aids Sedunia, Sudah Tahu Makna Pita Merah?

Hak atas kesehatan untuk semua manusia

UNAIDS adalah institusi global yang didirikan dengan tujuan untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.

Target tersebut merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati oleh negara-negara anggota PBB.

Sejak mulai beroperasi pada 1996, UNAIDS telah memimpin dan memulai inisiatif di tingkat global, nasional, dan regional untuk mengakhiri HIV/AIDS.

Dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2020, Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima mengatakan, sampai hari ini, lebih dari 12 juta orang di seluruh dunia masih menunggu untuk mendapatkan pengobatan HIV.

Selain itu, 1,7 juta orang terinfeksi HIV pada 2019 karena tidak dapat mengakses layanan kesehatan esensial.

"Menjelang akhir tahun 2020, dunia berada dalam kondisi berbahaya, dan bulan-bulan mendatang tidak akan mudah," kata Byanyima.

"Hanya solidaritas global dan tanggung jawab bersama yang akan membantu kita mengalahkan virus corona, mengakhiri epidemi AIDS, dan menjamin hak atas kesehatan untuk semua manusia," imbuhnya.

Baca juga: Gejala dan Fase Penularan HIV/AIDS

Sejarah virus HIV/AIDS

Dilansir dari DW, 30 November 2020, HIV adalah virus yang menyerang sel dalam tubuh yang bertugas melawan infeksi.

Orang yang terinfeksi HIV menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit lain, dan jika tidak diobati dapat menyebabkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), yang sangat mematikan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tanpa pengobatan, orang dengan penyakit AIDS biasanya hanya mampu bertahan hidup selama sekitar tiga tahun.

Asal-mula kemunculan virus ini masih belum jelas, tetapi pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat pada 1981 di antara pria gay.

Karena virus menyebar melalui pertukaran cairan tubuh, pria gay yang melakukan seks anal dan oral tanpa kondom memiliki risiko tinggi untuk tertular virus.

Namun tidak hanya gay, orang-orang dari jenis kelamin, usia, atau orientasi seksual apa pun dapat juga terinfeksi virus ini.

Di banyak wilayah di dunia, wanita muda dengan orientasi heteroseksual, secara statistik, memiliki kemungkinan besar untuk tertular HIV. Tingkat infeksi yang tinggi juga berhubungan erat dengan pengguna narkoba dan pekerja seks.

Sejak pertama kali teridentifikasi, HIV dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu epidemi terburuk dalam sejarah umat manusia. 

Baca juga: Perjalanan Infeksi HIV dalam Tubuh Manusia

HIV/AIDS di Indonesia

Dikutip dari laman resmi Kemenko PMK, 7 Maret 2020, Ketua Panli HIV AIDS PIMS, Samsuridjal Djauzi mengatakan, kasus HIV pertama di Indonesia teridentifikasi pada 1986.

Pada tahun itu, ada laporan kasus seorang perempuan Indonesia di sebuah rumah sakit yang menderita HIV. Kemudian pada 1987 di Bali, terdapat seorang wisatawan asal Belanda yang meninggal karena HIV.

“Dari situlah mulai kasus meningkat, dan biasanya adalah pasien datang dalam keadaan sakit berat, sudah dalam infeksi oportunistik entah itu TBC, infeksi otak, entah penyakit lain, kemudian diperiksa HIV dan diketahui positif,” kata Djauzi.

Untuk memutus mata rantai penularan HIV, pemerintah telah mencanangkan Three Zero yang ditargetkan tercapai pada 2030.

Dengan cara, antara lain tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Pada 2017, pemerintah telah mencanangkan strategi Fast Track 90-90-90 yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

  • 90 persen orang mengetahui status HIV melalui tes atau deteksi dini
  • 90 persen dari ODHA yang mengetahui status HIV memulai terapi ARV
  • 90 persen ODHA dalam terapi ARV (antiretroviral) berhasil menekan jumlah virusnya

Baca juga: Pencegahan dan Hal yang Tidak Menularkan HIV/AIDS

Strategi tersebut diharapkan dapat mengurangi kemungkinan penularan HIV, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Pemerintah juga telah melakukan akselerasi terapi ARV, dengan target pada 2020, sebanyak 258.340 ODHA bisa mendapat terapi ARV.

Dari target tersebut, baru 50 persen atau 17 provinsi yang telah mencapai target ODHA on ART, yaitu Aceh, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Babel, Jabar, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulut dan Gorontalo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi