Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Korea Selatan Vs China soal Klaim Kimchi, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/naito29
Ilustrasi kimchi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Publik China dan Korea Selatan tengah ramai dengan perbincangan mengenai klaim Kimchi, makanan yang jadi kebanggaan masyarakat Korea.

Belum lama ini, China memperoleh standar pembuatan kimchi dari International Organization for Standarization (ISO).

Melansir BBC, Senin (30/11/2020), Korea Selatan menolak klaim China bahwa mereka mendapatkan sertifikasi global untuk produksi kimchi.

Pekan lalu, badan standar industri global ISO mengunggah peraturan baru untuk pembuatan pao cai, sejenis sayuran fermentasi asin China. 

Kimjang atau ritual tahunan pembuatan kimchi telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Unesco.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara, China menyebut makanan sejenis kimchi dengan nama pao cai. 

Kimchi diproduksi dengan cara mengasinkan sayuran, difermentasi, dimasukkan dalam guci yang terbuat dari tanah liat, kemudian disimpan di dalam tanah.

Baca juga: 5 Manfaat Kimchi untuk Kesehatan, Bisa Jadi Makanan Diet

Ministry of Agriculture, Food and Rural Affairs (Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Perdesaan) Korea Selatan pun mengeluarkan pernyataan yang menyebut standar internasional untuk kimchi telah disetujui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2001.

"Tidak tepat untuk melaporkan [sertifikasi pao cai] tanpa membedakan kimchi dari pao cai dari Sichuan di China," demikian pernyataan Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Perdesaan Korea Selatan.

Kimchi mulai banyak dikenal melalui drama Korea sebagai sajian pendamping dan banyak juga ditemukan di restoran Korea.

Selama ini, Korea Selatan mengimpor makanan tersebut dari produsen di China untuk memenuhi konsumsi di negaranya.

Adapun, ekspor kimchi dari Korea Selatan ke China hampir tidak ada karena ketatnya peraturan negara itu soal impor barang acar.

Beberapa media di Korea Selatan menganggap bahwa standarisasi pembuatan kimchi oleh China sebagai upaya China untuk mendominasi dunia dalam aspek budaya maupun ekonomi.

Ramainya perseteruan soal klaim kimchi ini juga terjadi di media sosial.

Melansir Reuters, Selasa (1/12/2020), warganet Korea Selatan banyak memberikan tanggapan mengenai Cina yang mendapatkan standarisasi atas pembuatan Kimchi.

Baca juga: Makanan Apa Saja yang Cocok Disantap Bersama Kimchi?

Salah satunya Kim Seol-ha (28), yang menyebutkan bahwa upaya China membuat standar internasional untuk kimchi merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.

Sementara, warganet dari China menganggap bahwa Kimchi merupakan makanan tradisional asal negaranya karena China banyak mengekspor Kimchi ke Korea Selatan.

Pantauan Kompas.com, di media sosial Twitter, perseteruan Korea Selatan vs Chinasoal Kimchi ini juga ramai disampaikan pengguna Twitter.

Salah satu pengguna ada yang menuliskan, "CCP China is even trying to steal Kimchi from Korea. China's Global Times says China is setting the intl standard for the Kimchi industry. What will China not do to try to claim Korea?" tulis sebuah akun.

Beberapa warganet lain menyarankan warga Korea Selatan memboikot kimchi yang didatangkan dari China sebagai bentuk protes atas klaim ini.

Baca juga: Resep Kimchi Jjigae, Sup Kimchi Sehat Banyak Sayuran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi