Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Satu Tahun, Asal-Usul Virus Corona Masih Menjadi Misteri

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas medis dari Provinsi Jilin menangis sebelum pergi dalam sebuah acara perpisahan di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Saat sejumlah ilmuwan berlomba menemukan vaksin Covid-19, peneliti lain masih menyelidiki asal-usul virus corona yang masih menjadi misteri besar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membentuk tim internasional yang terdiri dari 10 ilmuwan untuk melacak asal-usul Covid-19.

Mereka harus menyelidiki hewan yang dicurigai dan bagaimana pasien pertama kali terinfeksi.

"Kami ingin mengetahui asal-usulnya dan kami akan melakukan segalanya untuk mengetahuinya," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (1/12/2020).

Sumber penyebaran

Kasus pertama dilaporkan di Kota Wuhan, China, hampir setahun yang lalu, sebelum negara-negara di seluruh dunia mulai mencatatkan kasus infeksi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO menyebutkan, kasus pertama di Wuhan diyakini terjadi sejak awal Desember 2019.

"Akan tetapi, di mana epidemi pertama kali terdeteksi tidak selalu mencerminkan di mana itu dimulai," jelas Tedros.

Dalam beberapa bulan terakhir, para peneliti di berbagai negara telah menyarankan bahwa kasus mungkin tidak diketahui jauh sebelum Desember 2019.

Ini diketahui berdasarkan analisis air limbah atau sambel darah. Namun, belum ada bukti yang jelas untuk mendukung klaim itu.

Dengan mengandalkan analisis genetik, peneliti lebih memahami dinamika penularan, terutama bagaimana virus mungkin telah berevolusi dari waktu ke waktu.

Baca juga: Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona

Penularan ke manusia

Para ilmuwan setuju bahwa virus corona berasal dari hewan.

"Pertanyaan besarnya adalah apa yang membuatnya melompat ke manusia? Kecurigaan telah jatuh pada kelelawar yang merupakan reservoir utama virus corona," kata ilmuwan dari Departemen Virologi di Institut Pasteur, Paris Etienne Simon-Loriere.

Tetapi, ada kemungkinan hewan perantara lain yang membawa SARS-CoV-2 ke manusia.

Trenggiling diidentifikasi sebagai pembawa virus sejak awal berdasarkan analisis genetik. Namun, kasusnya masih belum terselesaikan.

Penyelidik WHO perlu mengklarifikasi hal ini dengan menyelidiki pasar basah di Wuhan yang telah dikaitkan dengan banyak kasus awal.

Simon-Loriere mengatakan, mereka bisa mencari hewan dengan reseptor virus, protein yang disebut ACE2, mirip dengan yang ditemukan pada manusia.

Melalui reseptor inilah virus menempel pada sel.

Beberapa hewan seperti cerpelai dan musang ditemukan memiliki reseptor yang sangat mirip dengan manusia, sementara yang lain sangat berbeda.

Teori asal lain yang banyak dijadikan bahan teori konspirasi selama berbulan-bulan adalah Institut Virologi Wuhan.

Simon-Loriere menyebut masih belum mungkin untuk sepenuhnya mengesampingkan gagasan bahwa virus itu lolos secara tidak sengaja.

Ia menekankan bahwa tak ada indikasi bahwa virus itu adalah buatan manusia.

"Semua unsur genomnya sudah teramati di alam, terutama pada kelelawar," ujar dia.

Baca juga: Simak, Ini Sederet Studi Terbaru tentang Virus Corona

Mengurai teka-teki

WHO menjelaskan, memahami bagaimana epidemi dimulai sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut ke populasi manusia.

Proses pelacakan bagaimana penyakit meloncat dari hewan merupakan teka-teki yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipecahkan.

"Pengenalan virus baru ke populasi manusia adalah salah satu misteri terbesar yang bisa diungkap oleh seorang ahli epidemiologi," kata Simon-Loriere.

"Tujuannya adalah untuk "memahami mekanisme dan menerapkan langkah-langkah untuk menghindari munculnya SARS-CoV-3, 4, dan seterusnya," lanjut dia.

Misalnya, selama epidemi SARS tahun 2002, larangan konsumsi musang dianggap membantu mencegah masuknya kembali virus ke manusia.

WHO mengirim tim pendahulu ke Beijing pada Juli 2020 untuk meletakkan dasar bagi penyelidikan tersebut.

Tetapi masih belum jelas kapan tim yang lebih besar akan dapat melakukan perjalanan ke China untuk memulai pekerjaannya.

Baca juga: WHO Khawatir Amnesia Covid-19 Picu Pandemi Lain, Apa Maksudnya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Virus Corona dan Cara Mencegahnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi