Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Kak Seto untuk Guru: Kurikulum Tak Perlu Tuntas, Targetnya Anak Bahagia dan Sehat

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi belajar dari rumah.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (Kak Seto), menilai ada persepsi guru yang harus diubah dalam pembelajaran di masa pandemi virus corona.

Terlebih, dengan diterapkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online.

Ia menjumpai, dalam pelaksanaannya, banyak guru masih memberikan materi pelajaran berdasarkan kurikulum yang diajarkan dalam kondisi normal.

Padahal menurutnya, pembelajaran saat ini seharusnya tidak terlalu menargetkan capaian akademik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak usah menuntaskan kurikulum, karena targetnya adalah membuat anak gembira, bahagia, dan sehat," kata Kak Seto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/12/2020).

Hal tersebut selaras dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Selain itu, ia meminta agar tak mengkhawatirkan jika adanya penurunan pada rating Program for International Student Assessment (PISA). Sebab, di masa pandemi ini, menurut Kak Seto yang terpenting ialah kesehatan dan kebahagiaan anak.

Bahkan, Kak Seto menyarankan agar semua anak dinaikkan kelas atau diluluskan karena Indonesia tengah berada di kondisi darurat dan jumlah pasien Covid-19 masih terus meningkat. 

Baca juga: Tips bagi Orangtua Atasi Stres Saat Dampingi Anak Belajar Online

Berdasarkan rekomendasi Mendikbud Nadiem Makarim, Kak Seto menjelaskan, ada lima poin penting dalam pembelajaran selama pandemi. Berikut rinciannya:

  1. Etika, ini diperlukan supaya anak dapat mengetahui cara bekerja sama dengan teman sebaya maupun orangtua.
  2. Estetika, anak perlu belajar hal tersebut agar memahami tentang keindahan dan kerapian.
  3. Pendidikan akademik seperti IPTEK. Hal tersebu ditempatkan pada urutan ketiga karena saat ini lebih dikedepankan pada pendidikan karakter dan kemampuan anak untuk survive.
  4. Nasionalisme, anak perlu diajarkan supaya mencintai Tanah Air dengan diperkenalkan pada lagu-lagu nasional, budaya daerah, atau karya-karya anak bangsa.
  5. Pembelajaran mengenai hidup sehat yang sesuai dengan kondisi pandemi virus corona.

Baca juga: Senangnya Para Murid Bisa ke Sekolah Lagi dan Tak Repot Belajar Daring

Pembelajaran online

Terkait PJJ, Kak Seto mengakui tak sedikit anak yang semangat belajarnya luntur. Terlebih karena di rumah anak tidak bertemu dengan teman-temannya.

Selain itu, kejenuhan belajar online juga dipengaruhi oleh durasi menatap layar selama berjam-jam.

Ia menyarankan kepada para orangtua untuk menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan.

Jangan sampai, kata dia, kondisi anak yang jenuh dengan pembelajaran online diperparah dengan tekanan dari orangtua yang berekspektasi nilai akademik tinggi.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Mulai Januari 2021, Kak Seto Berharap Kesiapan Anak Disiplin Protokol Kesehatan Dipertimbangkan Juga

Sebab, tekanan tersebut tak jarang menimbulkan kekerasan orangtua terhadap anak.

Mengutip Kompas.com, 14 Oktober 2020, sejak 1 Januari hingga 23 September 2020 tercatat 5.697 kasus kekerasan pada anak dengan jumlah korban sebanyak 6.315 orang.

Peningkatan kekerasan terhadap anak ini di antaranya dipicu kejengkelan orangtua terhadap anak yang sulit berkonsentrasi ketika belajar online.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi