Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Baru Tunjukkan Covid-19 Sudah Ada di Amerika sejak Desember 2019

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Adam McCullough
Warga AS berjalan di Times Square, New York, Maret 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Asal-usul virus corona disebutkan masih belum diketahui hingga kini. Penelitian terus dilakukan oleh para peneliti.

Salah satunya menunjukkan bahwa virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 mungkin telah masuk ke Amerika Serikat sebelum Januari 2020.

Mengutip CNN, Selasa (1/12/2020), penelitian yang diterbitkan Senin, 31 November 2020, menunjukkan virus corona menginfeksi orang-orang di Amerika Serikat pada awal Desember 2019.

Baca juga: Begini Cara Kerja 8 Vaksin Covid-19 di Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itu sebulan sebelum orang pertama yang diketahui terinfeksi virus corona tiba di AS dari China pada 15 Januari 2020.

Para peneliti memeriksa hasil donor darah yang dilakukan pada Desember 2019 dan awal Januari.

Dari sampel darah tersebut ditemukan bukti antibodi terhadap virus corona jenis baru tersebut setidaknya pada 84 sampel dari 9 negara bagian.

"Temuan ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin telah diperkenalkan ke Amerika Serikat sebelum 19 Januari 2020," tulis para peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Palang Merah dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

Baca juga: CDC Perbarui Rekomendasinya soal Penggunaan Masker, Apa Perubahannya?

Deteksi antibodi

Diberitakan Bloomberg, Selasa (1/12/2020), studi itu mengidentifikasi 106 infeksi dari 7.389 sampel darah yang dikumpulkan dari donor di 9 negara bagian AS antara 13 Desember dan 17 Januari.

Sampel yang dikumpulkan oleh Palang Merah Amerika, dikirim ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS untuk pengujian atau mendeteksi apakah ada antibodi yang melawan virus.

Para ilmuwan menunjukkan bahwa tidak mungkin antibodi yang dikembangkan untuk menghambat virus corona lain, karena 84 sampel ditemukan memiliki aktivitas penetral yang spesifik untuk SARS-CoV-2.

Baca juga: Kerap Terjadi, Mengapa Orang-orang Tetap Menyelenggarakan Acara Meriah Saat Pandemi?

Masih dari CNN, menurut Direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Universitas Columbia Dr Ian Lipkin, tanpa sampel yang diambil pada saat infeksi atau sesaat setelahnya, tidak bisa diketahui apakah seseorang terinfeksi saat itu.

Sementara itu tes antibodi dapat menunjukkan infeksi masa lalu, tetapi tidak saat infeksi itu terjadi.

"Anda tidak bisa membedakan antara seseorang yang terinfeksi pada Desember atau terinfeksi pada Maret atau April," kata Lipkin kepada CNN.

Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat

Respons kekebalan

Respons kekebalan seseorang terhadap infeksi virus seperti Covid-19 berubah seiring waktu.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa respons antibodi meningkat tepat setelah infeksi dan kemudian menyesuaikan dengan berbagai jenis antibodi yang mengambil alih, lalu kekebalan jangka panjang mulai bekerja.

Tapi belum diketahui berapa lama tubuh manusia mempertahankan respons kekebalan terhadap infeksi virus corona.

"Ada tes yang dalam beberapa minggu pertama infeksi menunjukkan infeksi baru-baru ini, tapi setelah itu Anda tidak bisa benar-benar tahu," kata Lipkin.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Satu-satunya pengecualian adalah jika seseorang telah melakukan tes darah sebelumnya yang menunjukkan bahwa mereka negatif untuk virus tersebut.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa donor darah mungkin menjadi sumber informasi penting tentang kapan virus mulai beredar, menurut para peneliti CDC dan Palang Merah.

Menurut CDC, donor darah yang disimpan sejak tahun lalu dapat diuji antibodi.

“Kami jelas ingin tahu sudah berapa lama virus ini beredar,” tambah Lipkin.

Baca juga: Hari Donor Darah Sedunia, Bagaimana Sejarah dan Cara Memperingatinya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 15 Negara dengan Kasus Kematian tertinggi akibat Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi