Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Kabar Terbaru Seputar Virus Corona di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi corona virus (Covid-19)
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Pandemi virus corona masih melanda dunia, sebagian negara masih melaporkan adanya penambahan kasus positif Covid-19.

Sejumlah negara pun kini tengah bersiap untuk melakukan vaksinasi virus corona, beberapa kandidat vaksin mengumumkan tingkat efektivitas sekitar 95 persen.

Meski begitu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan dunia masih akan menghadapi gelombang susulan virus corona, meski vaksin segera disetujui.

"Jangan membodohi diri kita sendiri. Vaksin tidak dapat memperbaiki kerusakan yang akan berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade mendatang," kata dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guterres juga menyerukan vaksin virus corona harus dianggap sebagai "barang publik global", sehingga semua negara berhak memilikinya.

Baca juga: Update Corona Global: 65,4 Juta Positif | Batch Pertama Vaksin Pfizer Tiba di Inggris

Berikut kabar terbaru seputar Covid-19 di dunia:

Kematian capai 1,5 juta

Pada Jumat (4/12/2020), angka kasus kematian akibat virus corona secara global mencapai 1,5 juta. Hal ini disebabkan beberapa negara yang menandai rekor kematian baru.

Italia mencatat 993 kematian pada hari yang sama, melebihi rekor sebelumnya 969 pada gelombang awal pandemi.

Sementara itu, Amerika Serikat mencatat rekor kematian harian tertinggi dengan 2.731 kasus, ketika jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit melampaui 100.000 untuk pertama kalinya.

Di Inggris, angka kematian kini telah menembus 60.000, tertinggi di Eropa, dilansir dari AFP, Kamis (3/12/2020).

Inggris izinkan penggunaan vaksin

Pada Rabu (2/12/2020), Inggris menjadi negara pertama yang mengeluarkan izin penggunaan darurat terhadap vaksin virus corona produksi Pfizer/BioNTech.

Pfizer mengatakan, setelah izin penggunaan darurat diterbitkan, perusahaan itu segera mulai mengirimkan pasokan vaksin ke Inggris.

Baca juga: Vaksin Pfizer dan BioNTech Dinilai Aman, Akan Digunakan di Inggris

Namun, karena kelangkaan dosis, maka persediaan awal akan dijatah sampai lebih banyak dosis diproduksi dalam beberapa bulan pertama tahun depan.

Tenaga medis dan penghuni panti jompo akan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan vaksin pertama.

Selain Pfizer, Inggris juga sedang mempertimbangkan memberikan izin penggunaan darurat kepada vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University.

CDC mempersingkat masa karantina

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan masa karantina terkait Covid-19 dikurangi, dari 14 hari menjadi 10 hari.

Selain itu, jika orang yang dikarantina melakukan tes PCR dengan hasil negatif, maka masa karantina cukup selama 7 hari saja.

Petugas administrasi senior CDC yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan arahan ini berarti mengizinkan orang yang pernah kontak dengan pasien Covid-19 untuk kembali beraktivitas dengan normal setelah hari ke-10 atau hari ketujuh.

Kebanyakan orang akan menampakkan gejala dan virus corona memiliki kekuatan menular yang tinggi setelah 4-5 hari terpapar.

Menurut dia, perubahan kebijakan ini sudah dibahas selama beberapa waktu terakhir dan dipresentasikan pada pertemuan Gugus Tugas Covid-19 di Gedung Putih untuk mendapat persetujuan.

Baca juga: CDC Rekomendasikan Masa Karantina Covid-19 Dipersingkat Jadi 10 Hari

Sumber: Kompas.com (Jawahir Gustav Rizal/Luthfia Ayu Azanella | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi