Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Lukisan Kuno yang Gambarkan Kehidupan di Hutan Amazon

Baca di App
Lihat Foto
ANTONIO SCORZA/AFP
Hutan Amazon
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Para peneliti dari Exeter University, Inggris, merilis penelitian mereka mengenai Hutan Hujan Amazon.

Penemuan tersebut berupa ribuan gambar seni cadas yang menggambarkan mengenai makhluk besar yang ada pada zaman es, di antaranya adalah mastodon.

Para peneliti menyebut, lukisan tersebut mungkin dibuat sekitar 11.800 hingga sekitar 12.600 tahun yang lalu.

Lukisan-lukisan itu dilukis pada tiga batuan besar, dengan yang paling besar disebut Cerro Azul yang berisi ribuan piktograf.

Batuan ini ditemukan tepatnya di wilayah Serrania La Lindosa, Kolombia Modern.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni cadas tersebut diperkirakan menunjukkan bagaimana penghuni manusia paling awal di daerah tersebut hidup berdampingan dengan megafauna pada zaman es.

Baca juga: China Temukan 1.000 Artefak di Makam Kuno, Ungkap Informasi Jalur Sutra


Gambar-gambar megafauna ini digambar dengan mirip beberapa bentuk seperti kungkang raksasa, mastodon, unta, kuda, dan ungulata.

“Ini benar-benar gambar yang luar biasa, dihasilkan oleh orang-orang paling awal yang tinggal di Amazonia Barat,” kata Mark Robinson, Arkeolog di Universitas Exeter dikutip dari CNN.

Lukisan tersebut, menurut dia, memberikan gambaran sekilas bagaimana kehidupan komunitas pada masa itu.

Robinson mengatakan, temuan itu menunjukkan betapa luar biasa orang-orang pada masa itu hidup di antara para raksasa, memburu mereka yang di antaranya memiliki ukuran sebesar mobil.

Batuan-batuan itu juga menunjukkan gambar lain, di antaranya sosok manusia, bentuk geometris, dan kegiatan berburu.

Terlihat pula rusa, tapir, aligator, kelelawar, monyet, kura-kura, ular maupun landak.

Menurut para peneliti, lukisan-lukisan yang tampak berwarna merah tersebut dibuat menggunakan pigmen yang diekstrak dari oker yang dikikis dan merupakan salah satu koleksi seni cadas terbesar di Amerika Selatan.

Baca juga: 160 Peti Mati Mesir Kuno, Beberapa Makam Mumi Disegel Kutukan

Saat gambar tersebut dibuat, para peneliti memperkirakan Amazon saat itu dalam masa transisi dari sabana hutan tropis dan semak berduri menjadi hutan tropis berdaun lebar seperti kondisi saat ini.

Menurut mereka, para seniman kala itu menggunakan api untuk mengelupas batu dan membuat permukaan datar supaya dapat dilukis.

Lukisan-lukisan tersebut dilindungi oleh batuan yang menjorok sehingga kondisinya lebih baik dibandingkan seni cadas lain yang ditemukan di Amazon.

Para peneliti menduga, pelukis gambar pada batuan itu adalah pemburu, pemakan buah palem, dan buah pohon.

Dugaan lainnya, pemancing di sungai terdekat mencari piranha dan aligator.

Tulang dan sisa tumbuhan yang ditemukan para peneliti juga mengungkapkan bahwa orang-orang ini dulunya adalah pemakan ular, katak, armadillo, hewan pengerat termasuk paca dan kapibara.

“Gambar-gambar itu menunjukkan bagaimana orang akan hidup di antara hewan raksasa, yang sekarang punah, yang mereka buru,” kata Jose Iriate, Profesor Arkeologi di Exeter.

Kini, mereka tengah bekerja pada proyek yang memiliki misi mencari tahu kapan manusia pertama kali menetap di wilayah Amazon, serta bagaimana keberadaan mereka memengaruhi keanekaragaman hayati.

Iriate menyebutkan, penemuan ini adalah temuan awal dari proyek penelitian yang akan mereka kerjakan dalam lima tahun ke depan.

Baca juga: Peradaban Maya Kuno: Kepercayaan dan Seni Bangunan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi